Sunday, April 22, 2007

Sadarkan aku Ibu


Pikiran memaksa keluar dari sela-sela otak saat apa yang ada dalam kepala mulai sirna, semua perasaan yang ada menjadi begitu menakutkan begitu mendengar adzan, suatu panggilan untuk dekat dengan-Nya. Bayangan kematian yang mengerikan karena pemberitahuan yang tidak jelas namun berulang-ulang membuat ketakutan tersendiri dalam kehidupan ini.

Entah tuli atau memang mati perasaan ini ketika mendengan panggilan-Nya aku tak bergegas mendekatinya, aku tetap saja menikmati sebatang rokok ini dan bergelas-gelas arak yang kutenggakkan kedalam tubuhku. Semakin banyak aku semakin lupa siapa aku siapa dirimu, sehingga aku lupa akan panggila-Nya.

Aku mulai kosongkan pikiranku saat apa yang ada didepan mata adalah sosok yang aku hormati,hadir dalam pandangnku aku mulai ragu untuk tetap melanjutkan tegukan-tegukan arak dalam gelas ini sehingga aku dapat sejenak melupakan apa yang terjadi.

Arak yang masuk dalam diri ini pelan-pelan merenggut alam sadarku sesaat aku terdian dan berfikir untuk tetap disini apa atau aku pergi. Kepalaku kuarahkan keatas dan memandang birunya langit yang seakan memaksaku untuk pergi mencari pikiranku.Aku lakukan sesuatu yang dianggap orang salah tanpa orang lain tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam diriku.

Dalam kehidupan ini ada beberapa orang yang mau menghampiri aku saat pikiran ini lepas dari kepalaku, Ibu selalu datang dengan menitihkan setetes demi setetes air mata apa, setelah aku melihat itu pikiranku yang tadinya mulai jauh meninggalkan alam pikirku, langkah demi langkah mulai mendekat.

Aku mulai sadar dan malu untuk memanggil ibu, dengan pelan dan perasaan bersalah aku melangkah mendekatinya dan memeluknya bersujud mengaku dosa di telapak kakinya. Ibu satu-satu nya orang yang rela mati demi kita, tapi kenapa aku sering berbuat dosa sehingga ibu menitihkan air mata, seberapa besarkah dosaku

No comments: