Tuesday, May 29, 2007

Jalan

Malam ini
Inginku lari
Menapak kejalan
Yang teramat lurus
TERhias lampu kota
Berjejer dalam kegelapan
Aku dipaksa lari dan terus berlari

Menerpa keegoisan
Dalam kegelapan
Sendiri dalam sepi
Apa aku salah dengan ini

langkah tanpa arah
berbelok tanpa tujuan
aku terhempas dalam kekaguman
keindahan yang sangat




Read More......

Monday, May 21, 2007

Logika Pun Di Pertanyakan

Perjalanan untuk menciptakan berbagai peristiwa-peristiwa yang belum kita ketahui, saya harap akan menguji-coba beberapa proposisi sederhana anda sendiri untuk mengetes penangkapan anda terhadap perbedaan antara proposisi analitik dan sintetik itu. Dewasa ini sebagian filsuf mengira bahwa terdapat begitu banyak proposisi yang sulit untuk dinyatakan sebagai analitik atau sebagai sintetik sehingga keseluruhan pembedaannya sia-sia. Akan tetapi, saya yakin “kawasan abu-abu” sedemikian itu hanya menimbulkan masalah bila kita lalai untuk melihat konteks proposisi, atau bila kita lalai untuk menerapkan setiap pedoman Kant dengan kehati-hatian yang memadai. Namun bagaimanapun, itu bukan persoalan yang bisa kita pecahkan.

Khan pun mengunakan beberapa logika yang ingin di buktikannya yaitu logika kapitalisme yang terbukti gagal ( Pemikiran Karl Mark). Logika menurut runtutan waktu sangat diperlukan untuk mengungkap beberapa kasus dimana kasus tersebut memiliki barang bukti yang cukup dan kuat untuk mengatakan keputusan.

Ada beberapa logika formal yang memiliki kelemahan mendasar dalam berfikir dalam penerapannya di sejarah

Tuntutan Logika Formal: Semesta Tidak Berubah
Pertama sekali, logika formal menolak suatu gerak, perubahan dan perkembangan dalam realitas. Penolakan tersebut tidak secara eksplisit ditujukan pada keberadaan realitas. Tapi, secara tak langsung, yakni, hukum-hukumnya menolak implikasi penting logika internalnya.
Seperti yang dikemukan oleh hukum identitas, jika setiap hal sama dengan dirinya maka, seperi yang ditunjukkan oleh hukum kontradiksi, tak ada yang tidak sama dengan dirinya, semuanya sama. Tapi ketidaksamaannya merupakan manifestasi dari perbedaan—dan, sebenarnya, perbedaan mengindikasikan operasional perubahan. Jika semua perbedaan ditolak maka tidak akan ada gerak dan perubahan itu sendiri, oleh karenanya tidak ada alasan menjadi berbeda.
Jika logika formal ingin mendapatkan sisa kebenaran dirinya, bukan lah dengan menolak keberadaan nyata dan rasionalitas gerak. Tak ada tempat bagi perubahan di dunia ini yang bisa diterima oleh atau digambarkan oleh logika formal. Tak ada gerak dalam dirinya. Tak ada ledakan logis dalam hukum-hukumnya yang dapat melewati dan masuk ke dunia nyata. Tak ada dinamika dari dunia luar yang mendorong segala hal keluar dari kondisinya yang sekarang guna menghasilkan formasi baru. Gerak digambarkan atau ditunjukkan sebagai realisme statistik, yang segalanya membeku di tempatnya masing-masing.
Mengapa formalisme tersebut memunggungi realitas? Karena gerak memiliki karakter kontradiksinya sendiri. Seperti kata Engels: ”…bahkan perubahan mekanis sederhana suatu tempat bisa berlangsung dalam sebuah tubuh dan, pada saat yang bersamaan, keduanya bisa berada di sebuah tempat lainnya, berada di suatu tempat atau tidak berada di suatu tempat lainnya pada saat yang bersaman.” [5] Segala yang bergerak memiliki kontradiksi dalam keberadaanya, di suatu tempat yang berbeda pada saat yang bersamaan, dan bisa menundukkan atau keluar dari kontradiksi tersebut dengan menerjang satu tempat guna menuju ke tempat lainnya.
Perkembangan dan bentuk kompleks gerak, seperti perkembangan pohon dan tumbuhan, perkembangan spesies, perkembangan masyarakat dalam sejarah dan perkembangan sejarah filsafat, hadir bahkan lebih sulit bagi logika formal. Tahap sekarang, yang menggantikan setiap proses adalah serial kontradiksi. Pada pertumbuhan tanaman, contohnya, tunas keberadaannya diganti oleh bunga dan kemudian oleh buah.
Dimana pun mereka dikonfrontasikan dengan kontradiksi nyata, penganut logika formal selalu akan gagal. Apa yang akan mereka lakukan? Anak kecil sewaktu berhadapan dengan sesuatu yang asing, sesuatu yang menakutkan mereka, yang mereka tak mengerti dan tak dapat mereka kuasai, akan menutup mata mereka dan menutup mukanya dengan kedua tangannya, serta akhirnya melarikan diri dari ketakutan tersebut. Penganut formalis bereaksi dan terus bereaksi, sama seperti anak-anak berhadapan dengan kontradiksi. Ketika mereka tidak bisa secara komprehensif melihat kenyataan alamiahnya dan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dengan semua hal yang mengerikan—itu lah yang menyedihkan dari dunia logika formal—maka, dengan ledakan kontradiksi, segera mereka akan menghancurkan logika formal mereka.
Dimana pun, saat otoritas reaksioner diancam oleh kekuatan subversif, mereka akan menekan, memenjara dan membuang kekuatan subversif tersebut. Penganut logika formal menjawab kontradiksi dengan cara yang demikian. Seperti yang dilakukan oleh Sir Anthony Absolute terhadap anaknya dalam lakon komedi Sheridan: “…Jangan masuk dalam ruanganku, jangan berani menghirup udara dan menggunakan lampu bersamaku, tapi carilah atmosfir dan matahari lain untuk dirimu! ...”
Hukum tersebut menunjukkan bahwa A tidak pernah menjadi Non-A. Itu bukan sebuah ekspresi nyata dari kontradiksi yang nyata, atau, terbaca: A bukan Minus A atau bukan Non-A.
Logika formal tidak dapat mentoleransi kontradiksi aktual dalam sistimnya sendiri. Logika formal akan menekan dan menghancurkan kontradiksi tersebut. Dalam usahanya untuk membebaskan dirinya dari kontradiksi, penganut logika formal memperketat kontradiksi absolut di atas kenyataan objektif. Dalam dunia yang direpresentasikan oleh logika formal, segala sesuatu berdiri dalam oposisi absolut terhadap yang lainnya. A adalah A; B adalah B; C adalah C, namun, sebenarnya, secara logis, mereka tidak ada yang sama
Kontradiksi dieliminasi dari sistim logika formal, kemudian bergerak naik menghindari semua kenyataan. Penganut logika formal menolak kontradiksi dalam sistimnya sendiri hanya demi merestorasinya, mengambil kekuasaan dari luar sistim mereka.
Kontradiksi nyata harus memasukkan kedua hal: kesamaan dan perbedaan di dalam dirinya. Penganut logika formal tak bisa melakukannya. Semua hukum logika formal sebenarnya tidak lain merupakan kesamaan-kesamaan dalam berbagai versi. Merka tak mengenal apa perbedaan-perbedaan.
Itu lah sebabnya hukum kategori yang pas bagi logika formal tidak dapat menjelaskan esensi gerak. Gerak adalah sangat lengkap, terang-terangan, bahkan kontradiksinya kasar. Dalam dirinya, ia memiliki dua sisi perbedaan waktu, unsur, fase dan lain sebagainya secara diametris. Pada saat yang bersamaan, benda yang bergerak adalah keduanya, disini dan disana, secara terus menerus. Jika tidak, dia tidak bergerak tapi diam. A tidak semata-mata Non-A. Diam adalah gerak yang berhenti; gerak adalah perhentian yang berurutan.
Logika formal tidak bisa mengetahui atau menganalisa kontradiksi alam nyata—yang di dalamnya terdapat gerak—tanpa melanggar dirinya sendiri, tanpa menjatuhkan hukum-hukumnya sendiri, tanpa menerjang dan masuk ke alam yang lain. Adalah mimpi mengharapakan logika formal menjadi dialektik. Itu tepatnya dengan apa yang terjadi pada logika dalam evolusi. Tapi, logika formal, dalam dirinya dan oleh dirinya, tidak dapat mengambil lompatan revolusioner, tidak bisa keluar dari kulitnya. Semua pemikir formal yang konsisten tetap bertahan pada azas jeneralitas identitas dan terus menolak—cukup logis menurut logika mereka, tapi tak logis menurut kenyataan-keberadaan objektif yang nyata, yakni kenyataan perbedaan diri atau kontradiksi.
Kategori identitas itu abstrak: hukum logika formal merupakan ekspresi langsung dari konsepsi dan persamaan logika ke-diam-an keberadaan objek. Oleh sebab itu, logika formal, secara esensial, merupakan logika kematian, hubungan yang dingin, sesuatu yang diam, pengulangan abadi dan kemandegan. Sejauh kita mengganggap bahwa sesuatu itu statis dan mandeg, maka adalah benar bahwa kita tidak bertentangan dengan kontradiksi. Kita mendapatkan kwalitas tertentu yang sebagian merupakan hal yang bias, terpisah, bahkan saling kontradiktif, tapi, dalam kasus ini (dalam sistim logika formal), kwalitas tersebar di antara objek yang berbeda dan tanpa kontradiksi. [6]
Bila melihat apa yang terjadi pada kasus lain, yang bergerak, ternyata tidak saja saling berhubungan, dan tidak saja secara eksternal tapi juga secara internal, sesuatu akan kehilangan identitas dan bergerak menuju sesuatu yang lain. Sungai Hudson mengalir dan bergabung dengan samudra Atlantik; Mark jerman merosot menjadi secarik kertas cetakan dan lainnya. Apa yang bisa dilakukan oleh sesuatu hal dapat dilihat saat ia kehilangan identitas. Hasil internal dan eksternal gerak benda-benda nyata terwujud secara kontradiktif. Tapi tetap ada benarnya juga bahwa: mereka berhubungan dengan realitas.
Tidak ada yang permanen. Kenyataan tidak pernah berhenti, selalu berubah, selalu fluktuatif (tidak stabil/naik turun). Proses universal, yang tak terbantahkan, membentuk landasan material bagi teori yang di ajarkan Engels ”…seluruh alam, dari unsur yang paling kecil sampai yang paling besar, dari debu hingga matahari, keberadaannya ada dalam keabadian, yakni menjadi dan melenyap, menghilang, kemudian bergolak dalam gerak yang tak berhenti…” [7] Dalam ilmu modern, tak ada jeneralisasi yang lebih aman selain berbasiskan pada percobaan, fakta, ketimbang memahami teori perkembangan universal pikiran manusia, yang bergerak maju dalam abad ke-19.
Hukum logika formal, yang berada di luar kontradiksi, mengabaikan kontradiksi dalam teori dan realitas perkembangan universal. Hukum identitas itu abstrak, tak melahirkan perubahan. Sebenarnya, dari dua preposisi yang bertentangan tersebut, yang mana yang benar dan yang salah? Itu lah pertanyaan dari penganut dialektika—yang melandasi pikirannya berdasarkan proses alamiah—kepada penganut logika formal yang berkepala batu. Persoalan pikiran ilmiah, yang sedang berhadapan dengan logika formal, tidak semata-mata merupakan persoalan yang terjadi dari akhir abad ini saja namun sejak zaman sebelumnya.
2. Logika Formal Mendirikan Benteng/Hambatan (di Antara Segala Hal) yang Tak Boleh Diterobos
Logika formal memiliki kesalahan-kesalahan karena dikepung oleh persoalan-persoalan material, ditelikung oleh ketidakmengertian terhadap fase perkembangan semua persoalan, dan tak bisa mengerti mengenai cerminan, refleksi, kenyataan objektif dalam jiwa kita. Antara kebenaran dan kesalahan tak ada fase antaranya, tak ada tahap transisi dan rantai penghubungnya.
Hegel bicara tentang hal tersebut: “Pikiran-Jiwa, mengabil posisi oposisi di antara kebenaran dan kesalahan, serta menjadi pas, terlebih-lebih setelah diterima entah sebagai perjanjian atau sebagai kontradiksi antara sistim filsafat. Dan hanya melihat alasan pada sesuatu yang ada dalam pernyataan-pernyataan sistim tersebut. Hal tersebut tidak lah menggambarkan perbedaan sistim filsafat sebagai evolusi progresif kebenaran; tapi harus lebih dilihat sebagai kontradiksi.” [8]
“Tunas menghilang setelah bunga berkembang, dan dapat kita katakan: yang awal ditolak keberadaanya oleh yang berikut; sama dengan setelah buah muncul, bunga bisa dijelaskan sebagai sesuatu bentuk yang salah (dari keberadaan tumbuhan) bagi kemunculan buah, dilihat sebagai kebenaran alamiah menggantikan bunga. Tahapan tersebut bukan berarti sekadar pembedaan; yang satu merupakan pengganti, tak tepat lagi, bagi yang lain. Aktivitas tanpa henti hakikat inherennya membuat mereka, pada saat yang sama, dan dalam seluruh momentumnya, memiliki kesatuan organik, yang bukan saja sekadar nmengkontradiksikan yang satu dengan dengan yang lainnya, namun yang satu merupakan keniscayaan bagi yang lainnya; dan keniscayaan (setara) seluruh momen tersebut lah yang menentukan kehidupannya secara keseluruhan. Tapi kontradiksi antar sistim filsafat tidak bisa diselesaikan dengan cara seperti itu; di lain pihak, pikiran-jiwa yang menerima kontradiksi tersebut bukan berarti, secara akal sehat, ia memiliki pengetahuan bahwa kebenaran merupakan hasil perbaikan dan pembebasan dari kesalahan bersatu-sisi, dan mengakui bahwa semua itu merupakan hasil dari kehadiran momen-momen selayaknya (niscaya) yang saling melengkapi atau berbalasan—walaupun kelihatannya saling bertentangan dan, secara inheren, antagonostik.”
Jika kita menggunakan logika formal sebagai nilai, maka kita harus mengakui bahwa semua hal, atau segala keadaan sesuatu, adalah mutlak independen dari segala hal atau dari segala keadaan. Dunia diperkirakan sebagai segala sesuatu yang eksis dalam kesendiriannya yang sempurna, terpisah dari segala hal.
Posisi filsafat yang menggambarkan logika tersebut mencapai hasil akhir berupa: filsafat idealis-subjektif, yang muncul dengan membawa asumsi bahwa tidak ada yang benar-benar eksis, kecuali dirinya sendiri. Itu bisa diketahui dari soligisme (dalam kata latin) solus ipse (aku sendiri).
Itu lah cerminan posisi absur dalam melihat sesuatu. Apapun teori yang dikemukakannya, ia hanya mengakui keberadaan dirinya. Lebih jauh lagi, jika kita mau sedikit lebih mendalam, bagaimanapun terisolasi dan independennya sesuatu hal, sebenarnya ia membutuhkan keberadaan yang lain.
Untuk berada dan menjadi dirinya, jika kita tidak menghubungkannya dengan sesuatu yang terkait dengan realitas, maka kita tidak akan pernah bisa mengerti secara tepat dan pas.
Segala sesuatu akan melaju dan mengubah dirinya menjadi sesuatu yang baru. Untuk mengerti hal tersebut, kita harus menerobos batasan-batasan formal yang memisahkan satu dengan yang lainnya. Sejauh ini, kita tahu bahwa tak ada benda yang diam.
“Preposisi fundamental dialektika Marxisme: semua batasan dalam alam dan masyarakat adalah konvensional dan bergerak, artinya: tak ada satu fenomena pun yang, ketika berada di bawah kondisi-kondisi tertentu, tidak berubah menjadi bertentangan,” kata Lenin. [9]
Dalam skala sejarah yang lebih luas, Trotsky berkata bahwa: ”kesadaran tumbuh dari ketidak sadaran, psikologi dari luar psikologi, dunia organik dari non-organik, sistim tata surya dari nebula.” [10]
Penghancuran batas-batas, perjalan sesuatu menjadi yang lainnya, ketergantugan bersamanya, tidak terlepas dari garis perkembangan sejarah itu sendiri; semuanya berjalan bersama kita. Kita bertindak berbasiskan ide, dan ide tersebut kehilangan karakter mental yang mendominasinya serta menjadi kekuatan aktif di dalam dunia lewat diri kita. Marx menunjukkan bahwa sebuah sistim ide, seperti sosialisme, menjadi sebuah kekuatan material ketika ia berada dalam pikiran massa kelas pekerja, dan akan bergerak dalam aksi-aksi untuk merealisasikannya—perjuangan menuju sosialisme.
Segalanya memiliki garis batas demarkasi, yang membatasi segala sesuatu. Bila tidak, ia tak akan menjadi sebuah tubuh yang memiliki identitas yang unik. Kita harus menemukan batasan-batasan tersebut dalam praktek dan menyusunnya dalam pikiran kita. Tapi batasan-batasan tersebut jangan menjadi kaku dan menelikung segala kondisi; batasan-batasan tersebut tak akan sama dalam setiap saat. Mereka berfluktuasai menurut proses perubahan. Batasan-batasan relatif, gerak dan cair dikenal namun ditolak oleh logika formal. Hukum tersebut menyimpulkan segalanya memiliki batasan-batasan tapi, yang lebih penting lagi, bahwa batasan-batasan tersebut memiliki pembatas-pembatas bagi dirinya.
3. Logika Formal Menolak Pembedaan Setiap Identitas
Kita telah melihat bahwa logika formal menggambarkan pembatasan tajam antara kesamaan, atau identitas (identity), dengan perbedaan (difference). Semuanya ditempatkan dalam pertentangan yang mutlak satu dengan yang lainnya. Jika terdapat hubungan antara keduanya, dianggap kebetulan dan eksternal serta tidak akan berdampak pada keberadaan internalnya.
Penganut logika formal melihat semua itu sebagai sebuah kontradiksi logis, dan merupakan sebuah horor yang mengerikan untuk mengatakan—seperti para penganut dialektika—bahwa identitas bisa menjadi perbedaan, dan perbedaan bisa menjadi identitas. Mereka yakin bahwa identitas adalah identitas dan perbedaan dalah perbedaan, dan tidak dapat sama pada saat yang bersamaan. Coba kita bandingkan kesimpulan-kesimpulan tersebut dengan fakta-fakta pengalaman yang diuji dari kebenaran semua hukum dan ide.
Dalam Dialectic of Nature, Engels mengatakan: “Tumbuhan, binatang, dan setiap sel, setiap saat dalam hidupnya adalah sama dengan dirinya dan menjadi berbeda dari dirinya, karena bergabung dan mengalir dalam substansi hidup, karena respirasinya [11], karena pembentukan sel dan karena kematian sel—lewat proses perputaran yang bergantian, dengan singkatnya bisa disebutkan: karena ada perubahan molekul yang membuatnya hidup. Dan karena kesimpulan dari setiap hasilnya merupakan bukti bagi mata kita bahwa mereka memiliki setiap fase kehidupan: fase embrio, remaja, kematangn seksual, proses reproduksi, usia lanjut dan kematian. Semua itu adalah bagian dari evolusi semua spesies di bumi. Fisiologi lebih lanjut menggamblangkannya: yang lebih penting adalah ia tidak berhenti, tidak selesai dan, yang lebih penting lagi, adalah bahwa semuanya tetap berbeda di dalam identitasnya. Namun pandangan abstrak-kuno indetitas formal memahaminya bahwa suatu organik berada seperti sebuah identitas yang sederhana dalam dirinya, konstan dan statis—menjadi ketinggalan jaman.
“Namun demikian, corak berpikir itu berbasiskan seperti itu, bersama dengan kategorinya, terus menerus bertahan. Tapi, bahkan dalam hakikat non-organik pun, identitas seperti itu tak terdapat dalam realita. Setiap orang terus menerus menunjukkan dan menerima pengaruh-pengaruh mekanik, fisika dan kimia, yang selalu merubah dan memodifikasi identitasnya.”
Hambatan/benteng absolut tak mungkin bisa didirikan oleh logika formal—misalnya dalam kasus antara dua hal yang saling berpenetrasi dalam realitas yang berlanjut, bergerak—karena telah dicuci oleh proses perkembangan sehingga kemudian perbedaan telah menjadi kesamaan. Sebelum kami datang ke gedung ini, kami adalah orang-orang New York yang berbeda-beda. Persamaan menjadi perbedaan: setelah pelajaran ini selesai, kita akan berpisah ke tempat yang berbeda-beda. Perubahan dari perbedaan menjadi persamaan dan persamaan menjadi perbedaan mengambil peran dalam semua hubungan. Tunas yang mekar menjadi bunga, bunga menjadi buah, sehingga setiap fasenya yang berbeda adalah menjadi bagian dari pohon yang sama.Tidak seperti hukum logika formal, kesamaan material yang nyata tidak menyingkirkan dari dirinya sendiri perbedaan-perbedaan yang ada tapi mengisi ke/di dalam dirinya sebagai bagian yang esensial. Perbedaan nyata tidak membuang kesamaan tapi memasukkannya sebagai elemen esensial di dalam dirinya. Kedua bentuk tersebut dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan membuat pembedaan dalam pemikiran, tapi itu tidak berarti—seperti dalam logika formal—bahwa, dalam realita, mereka bisa dipisah-pisahkankan.
4. Hukum-hukum Logika Formal: Absolut
Ketidaklengkapan keempat hukum logika formal adalah bahwa mereka menyatakan dirinya sebagi sesuatu yang absolut, mutlak, final, tak bersyarat, dan pengecualian adalah tidak mungkin. Mereka mengatur dunia pemikirannya dengan cara yang totaliter, memastikan kepatuhan yang tidak boleh dipertanyakan dalam segala hal, memanjat otoritas tanpa batas demi kedaulatan mereka. A selalu sama dengan A, tak ada satu pun yang bisa menggugatnya.
Sialnya, bagi penganut logika formal, tak ada di dunia ini yang seperti mereka kemukakan. Ternyata, segalanya hadir sebagaimana aslinya, dengan sejarah dan syarat-syarat materialnya yang sudah tertentu, baik dalam hubungan satu dengan yang lainnya maupun dalam keterpisahannya, dan setiap waktu proporsinya sudah tertentu serta dapat diukur. Masyarakat manusia, contohnya. Manusia hadir di muka bumi pada waktu tertentu dan secara material dibedakan evolusinya (lebih tinggi) dari binatang. Namun Ia tak dapat dipisah-pisahkan sebagai sesuatu yang organik atau non-organik; mereka berkembang dalam derajat-derajat tertentu dan kehadirannya telah melangkah jauh, tumbuh, secara kwantitif penuh menuju kwalitatif yang berbeda. Setiap tahap perkembangan sosialnya memiliki hukum perkembangan sendiri dan memiliki karakter-karakter khususnya.
Hukum yang mutlak tidak dapat lagi bertahan di dunia nyata. Dalam berbagai tahap alam, perkembangan ilmu fisika, elemen kimia, molekul, atom, elektron diyakini oleh pemikir-pemikir metafisika sebagai atau memiliki substansi yang tidak berubah. Manusia tidak dapat mundur atau maju. Dengan kemajuan ilmu alam, setiap bagian keabadian-mutlak telah ditumbangkan—setiap pembentukan materialnya telah teruji memiliki syarat, terbatas dan relatif. Semua kepentingannya yang menjadi mutlak, terbatas (secara absolut) dan tidak berubah telah terbukti: salah.
Ketika, pada akhir abad ke-19, ilmuwan mulai mengadakan dan memperoleh berbagai macam penemuan, ilmuwan sosial Amerika Serikat malah meyakini bahwa demokrasi borjuis merupakan bentuk mahkota pemerintahan bagi peradaban manusia. Namun, pengalaman sejarah sejak 1917 telah menjadi saksi bahwa demokrasi borjuis telah ditumbangkan oleh bolsevikisme dan fascisme—telah terbukti bahwa alangkah terbatasnya sejarah ini, dan alangkah banyak serta bersyaratnya bentuk-bentuk kapitalisme.
Jika setiap hal hadir di bawah syarat material sejarah tertentu, berkembang, beragam, kemudian menghilang, bagaimana mungkin hukum absolut berlaku pada segala hal dengan cara yang sama, pada derajat yang sama, di setiap waktu dan di bawah semua syarat-syarat tertentu? Itu tentunya merupakan klaim yang dibuat oleh logika formal. Tuntutannya pada realistas, dan dalam pencarian hukum-hukumnya, logika formal menyebabkan ilmuwan jatuh pada kebutaan logika.
Pada analisanya yang terakhir, hanya Sang Absolut lah yang memenuhi standar logika formal. Sang Absolut lah yang seharusnya mulak, tidak terikat, sempurna, independen dari segalanya...
5. Logika Formal Bisa Membuat Perhitungan tentang Segala Hal—Tapi Bukan atas Dirinya
Akhirnya, hukum logika formal, yang seharusnya memberikan penjelasan rasional bagi segala hal, memiliki kesalahan yang serius. Logika formal tak bisa memperhitungkan atas dirinya. Menurut teori Marxisme, segalanya menjadi ada karena hasil dari sebab-sebab material, yang berkembang lewat fase-fase yang silih-berganti, yang akhirnya mati.
Bagaimana logika formal dan hukummya? Dimana, kapan dan mengapa segala hal bertumbuh, bagaimana segala hal berkembang? Apakah segala hal abadi?
Jika kau menantang penganut logika formal, bertanya bagaimana cara menerapkan hukum-hukum logika ke dalam sejarah dan bagaimana menerima aturan-aturan universal tersebut maka, tak ada yang berbeda, mereka akan menjawab seperti halnya kaum monarki menjawabnya: kami melakukannya atas nama ... (Sang Absolut)
Kita lihat berapa banyak kebenaran dalam dialektika dan agama seperti yang dibuat profesor James Burnham dan Sidney Hook. Dalam kenyataanya, logika formal berjalan bergandengan dengan ke-Absolut-an dan dogmatisme. Sebagai hukum-hukum keabadian.
Logika formal berdiri bersamaan dengan prinsip-prinsip keabadian moralitas, seperti yang digambarkan Trotsky: “Surga selalu hanya dijadikan senjata—yang digunakan dalam operasi militer—untuk melawan dialektika materialis.” [12]
Pada kenyataannya, logika formal muncul dalam suatu masyarakat pada tahapan tertentu, dalam sebuah titik perkembangannya. Dan, kemudian, manusia dapat menundukkan alam; kemudian ia berkembang sepanjang pertumbuhan umat manusia, sepanjang pertumbuhan tenaga-tenaga produktifnya, hingga bisa bekerja sama dengan pemikiran dialektik, yang ditanamkan lewat perkembangan lebih lanjutnya. Tempat bagi logika dialektik ada dimana saja, tapi dibutuhkan suatu revolusi dalam pemikiran manusia untuk menempatkannya secara tepat.
Salah satu kelebihan dialektika dari logika formal bisa dilihat dalam kenyataan; tidak seperti logika formal, dialektika tidak hanya dapat menghitung keberadaan logika formal namun juga dapat menunjukkan mengapa harus menggantikan logika formal tersebut. Dialektika dapat menjelaskan tentang dirinya, pada dirinya, dan pada yang lain. Oleh karenanya, dielektika lebih logis ketimbang logika formal.

***

Mari kita melihat bagaimana kemajuan kritik kita terhadap logika formal. Kita mulai dengan mencari kepastian tentang kebenaran logika formal. Kemudian kita mencapai sebuah batas yang, bila kita teruskan (pencarian tersebut), hanya akan berisi kesalahan-kesalahan semata. Kemudian kita dorong maju melewati batasan tersebut. Maka kita, akhirnya, akan menolak “kebenaran” logika formal yang tak bersyarat, absolut, bertentangan dengan apa yang hendak kita pastikan.
Hukum formalisme terlihat memiliki dua sisi, kebenaran dan kesalahan.Kemudian, ketika segala hal menjadi lebih kompleks dan kontradiktif, hukum-hukum bisa berkembang dan berubah sesuai dengan akal sehat saat menganalisa tendensi yang berlawanan (secara terus menerus)—memang demikian lah hukum yang ada dalam diri segala hal. Ketika kita meganalisa dua kutub yang bertentangan dari segi karakter kontradiksinya, melepas saling-hubungan di antaranya, maka kita dapatkan bagaimana dan mengapa masing-masing kutub tersebut menjadi berubah sesuai dengan hukum-hukum dirinya masing-masing.
Itulah metode dialektik yang digunakan dalam berfikir. Hasilnya, kita akan tiba di depan gerbang dialektika dengan menggunakan jalur dialektik yang sejati. Itu lah sebabnya juga mengapa kemanusiaan akan sampai pada dialektika, memegangnya sebagai sebuah sistim perumusan pemikiran. Manusia menemukan batasan-batasan dalam logika, namun bisa menundukkannya dengan membuat sebuah bentuk logika yang lebih tinggi lagi secara teoritis. Dialektika membuktikan kebenarannya dengan mengaplikasikan metode berpikirnya demi menjelaskan dirinya dan asal usulnya.
Dialektika hadir sebagai hasil dari sebuah revolusi sosial yang kolosal, menembus batas semua bagian kehidupan. Dalam politik, representasi massa yang bangkit secara tidak sadar kemudian dibimbing oleh pemahaman dialektik. Mengetuk pintu kaum monarki dan menghancurkannya: “Waktu telah berubah, kami menuntut kesederajatan!” Dengan semangat formalisme, dengan semangat logika formal, kaum pembela absolutisme menjawab: “Kau salah, kau subversif, tidak ada yang berubah dan tidak ada yang dapat berubah. Raja tetap lah raja, dimana saja dan kapan saja. A sama dengan A, kedaulatan tidak dapat mensejajarkan manusia yang bukan A, yang Non-A.” Alasan formal semacam itu tidak dapat membendung kemajuan, kemenangan revolusi demokratik borjuis lah yang, kemudian, menghancurkan monarki. Dialektika revolusioner, bukan logika formal, yang berlaku dalam politik praktis.
Dalam ruang ilmu-pengetahuan, logika formal terjerumus dalam kriris revolusioner yang sama sebagaimana yang dialami politik absolutisme. Kekuatan baru ilmu-pengetahuan bangkit dalam perkembangan alam dan ilmu sosial—yang memukul logika formal yang sudah berkuasa ribuan tahun—guna menuntut hak mereka. Bagaimana revolusi logika dimulai dan dan ke mana arahnya, akan dijadikan topik berikutnya.

engels F., Anti-Duhring, hal. 137.
Ibid, hal. 137.
Engels, F., Dialektic of Nature, hal. 13.
Engels, F., dalam pembukaan Phenomenology of Mind, hal. 68.
Lenin, Collected work, vol. 19, hal. 203.
Leon, Trotsky, In defence of Marxism, hal. 51.
Respiration: proses metabolisme organisme dalam menyerap, mengasimilasikan, oksigen dan melepaskan karbon dioksida dan segala produk oksidasi; bernafas; Webster’s II New Riverside University Dictionary, The Riverside Publishing Company, hal.1001.
Trotsky, Leon, Their Moral and Ours, hal. 16.

Read More......

Sunday, May 13, 2007

Dua Hariku "part I"


Malam sudah larut, mata ini tertuju sama satu bintang diangkasa, bintang yang bersinar lebih terang diantara yang lain. Pikiran masih melayang sehingga keinginan untuk pergi pun semakin berdendang kencang. Beranjak dari tempat duduk saya berjalan menuju ke motorku aku mulai perjalanan tanpa arah ini.

Ku arahkan motorku kearah timur,dengan keinginan dalam hati tuk menjemput mentari, tapi ini masih terlalu malam dalam pikirku harus kemana, tapi entah mengapa aku ingat memori kecilku, di suatu tempat yang tinggi tapi ada aliran air yang bergemricik dari tebing atas ke arah bumi. Tawang Mangu daerah di gunung Lawu dengan pemandangan sangat indah. Terdapat air terjun Grojogan Sewu yang cukup tinggi, hutan Cemara Sewu, dan danau Sarangan. Tawang Mangu terletak sekitar 30 km dari kota Solo.


Malam yang dingin pun semakin sepi tapi entah mengapa pikirku dalam perjalanan mengarakkanku ke tempat itu, hatipun tak kuasa untuk menolak. Mantap dan membuang jauh-jauh pikiran burukku aku belokkan motorku menuju Tawang Mangu. Dalam perjalanan pun sempat berhenti di suatu temapat yang sangat sepi. Berhenti sejenak tuk berteriak sekaligus istirahat, 15 menitpun berlalu aku mulai lagi perjalanan ini.

Jalan yang terjal dan berkelok tidak patahkan semangatku untuk terus melajukan motorku ketujuan itu. Sampai juga aku diTawangmangu aku langsung menuju ke pos penjaga dan meminta izin untuk masuk komplek, pertamanya satpam pun tidak mengizinkan karena sudah malam, tapi dengan beberapa alasan dan rayuan akhirnya aku boleh masuk, bahkan diantar sampai warung yang berada dalam komplek itu. Aku bertemu penjaga warung sekalian saja aku minta izin tuk menginap.

Malam ini tepat jam 00.00 aku merasakan diriku sangat ringan seperti kapas yang terbang tertiup semilir angin malam, sehingga kulangkahkan kaki ini kesebuah batu yang berada tepat didepan warung itu, dukuk dan menatap sekitar sambil ditemani secangkir kopi dan rokok yang terus berapi, saya nerasakan kesegaran yang alami semua masalah yang ada dikepala sejenak terlupakan digantikan dengan kenyamanan.

Tapi mata ini masih saja ingin lihat bintang di angkasa ternyata bintang tadi masih bersinar terbayang seseorang yang menamai bintang itu, bintang fourin bersinar terang berdampingan dengan bulan yang terlambat datang. Mencoba untuk merebahkan tubuhku diatas batu sambil mengenakan sarung yang baru saja dipinjami pemilik warung. Tiba-tiba aku melayang jauh kenegeri hayalan sejenak jiwa pergi dari raga ini.
Tuk malam itu aku tak ingat lagi apa yang terjadi sampai aku terjaga karena jiwaku telah kembali, ternyata disekelilingku aku ditemani sekitar 50 monyet yang sedang bergoyang di ganggu pengunjung tawangmangu. Aku langsung berhentak berdiri dan menuju warung. Berlari menuju air terjun yang tinggi berbaur dengan pengunjung yang datang aku sempatkan tuk membasuh muka dan gosok gigi, saat itu entah orang bilang apa toh aku juga tidak kenal dan gak ketemu lagi.

Melihat air yang terus terjun dari lereng yang curam, kutatap dan kunikmati setiap percikan yang membasahi wajah ini. DAMAI TERASA DIHATI.....terus dan terus teringat wajahmu..Bintang FOURINku..

Read More......

Tuesday, May 8, 2007

Bintang Fourin


Bertemu becanda dan berdebat tapi malam ini kita tidak lakukan hal-hal itu kamu terlihat murung tanpa ekspresi, kamu malah memintaku untuk membuatmu tertawa. Aku sendiri bingung bagaimana caranya sedangkan kamu sendiri mau berada disini tempat yang sangat sulit untuk membuat kamu tertawa.

Hingga pada akhirnya kita membicarakan bintang lucu juga kamu memilih bintang yang paling bersinar dan menyebutnya bintang faurin. Aku mengiyakan saja sembrani mencari bintang yang lebih bersinar tapi aku belum menemukan, entah mengapa beberapa saat muncul bulan dengan pancarkan cahaya yang lebih terang.


Namun bulan itu tetap saja berada dibawah bintang faurin biarpun dia bersinar terang namun ia tak sanggup mencegah bintang tuk pergi meninggalkannya, seraya berontak dengan keangkuhan bulan pun menunggu dengan sabar dan memasrahkan semua harapan pada bintang dan Tuhan.

Setelah kamu pulang ingin rasanya aku pergi kebukit tertinggi dan berteriak lantang memanggil namamu, tapi aku hanya bisa pergi keatas gedung ini dan memanggil namamu berulang-ulang hingga aku lelah. Suatu tindakan yang bodoh tapi mengasikkan aku berharap triakanku didengar olehNYA.

Aku letih dan mencari tempat tuk membaringkan tubuhku, mata dah tidak mau diajak kompromi dan berdebat untuk meminta dia tidur.

Senja datang bintang pun hilang namun bulan sering berontak sampai ada istilah bulan kesiangan ha..ha..aneh juga cahayanya kalah dengan terangnya sinar ahari sinar yang lebih sombong dan sinar yang memberi kehidupan yang lebih panjang dan lebih keras.

Malam ini pun bintang faurin bersinar lagi masih ditempat itu dan bersinar paling terang diantara bintang-bintang yang lain.

Tapi malam ini apa yang terjadi padamu aku tidak mengerti, seperti cahaya yang sedang redup karena belenggu kaca kehidupan, penuh bayang dan kebingungan mencari sebuah jawaban dan senyuman yang sedang hilang dari dirimu.

Read More......

Anarkisme : sebuah alternatif bagi sistem yang ada sekarang


Apa itu Anarkisme serta hubungannya dengan Punk diseluruh penjuru dunia. Kegagalan para politisi dalam “politik jual - beli” meyakinkan sebuah kontra kultur akan ide bahwa kita semua akan jauh lebih baik hidup tanpa vampir-vampir ini. “Semua pemerintahan tidaklah diinginkan dan tidak perlu, tidak ada pelayanan yang dapat disediakan pemerintahan yang tidak dapat disediakan oleh suatu komunitas secara swadaya.

Kita tidak perlu disuruh - suruh melakukan sesuatu atau diberitahu bagaimana menghidupi hidup kita apalagi dibebani oleh pajak, aturan, regulasi - regulasi serta tuntutan - tuntutan akan hasil kerja kita” Profane Existence(PE) #5,Agustus 1990 hal 38,Ayf)


Ketika harus memilih diantara ideologi politik : Punk cenderung Anarkis. Hal ini tidak mengesampingkan fakta masih ada punk yang tidak membaca sejarah dan terus mempromosikan tetap berlanjutnya bentuk-bentuk kapitalisme atau komunisme berjalan dimuka bumi ini. Tetapi dapat dikatakan hampir semua Punk percaya akan prinsip Anarkis untuk sama sekali tidak menggunakan pemerintahan resmi atau pengatur serta menghargai kebebasan dan tanggung jawab individu (siapa yang tidak). Profane Existence(berikutnya ditulis PE) merupakan fanzine Anarkis Punk terbesar di Amerika Serikat yang didalamnya berisi reportase politik maupun musik dari perspektif Anarkis.

Isi majalah ini banyak memuat periodikal yang ditujukan bagi pembaca-pembaca yang secara intelektual mulai berkembang menjadi aktivis dan mulai meninggalkan sisi musikal gerakan Punk ke format politik. Sebelumnya perlu diketahui Scene di Eropa banyak memiliki fanzine-fanzine dan band-band Anarkis karena sejarah punk disana lebih aktif dibandingkan rekan-rekan mereka di Amerika serikat.

Para pembuat dan editor-editor fanzine ini terinspirasi oleh gelombang ke 2 Punk di Eropa (1980 - 1984) yang sangat berorientasi politis. Band-band seperti CRASS, CONFLICT dan DISCHARGE di Inggris, THE EX dan BGK di Belanda serta MDC dan DEAD KENNEDY di Amerika Serikat merubah Punk dari berandalan Rock N Roll menjadi para pemberontak yang berfikir. Semangat ini diwariskan sekarang oleh jutaan band-band yang memainkan berbagai ragam spektrum musikal Punk.

Los Crudos yang menjerit didepan wajah para penindas dengan lirik-lirik eksplisit bagi kesadaran kelas serta Propagandhi yang menemukan tempatnya dalam irama pop Punk yang gampang disenandungkan, ini semua menghasilkan ribuan anak-anak muda diseluruh dunia dengan bangga menyebut diri mereka “Anarkis” dan mulai secara sehat menunjukkan ketidaksukaan akan rezim- rezim pemerintahan yang ada diseluruh dunia.
“Pada perkembangan awal apa yang disebut peradaban ada segelintir orang yang menyadari jika mereka dapat hidup dengan mudah dan menjadi kaya dengan membuat orang lain bekerja bagi mereka, Orang-orang ini menggunakan tipuan bahkan kekerasan untuk menginstitusi diri mereka sebagai ketua, orang suci, raja atau pendeta.

Dengan menggunakan ancaman dan tahayul mereka membuat orang - orang lain patuh, dimana orang-orang ini selalu menjadi subjek dari orang-orang yang menemukan cara tersebut dan kemudian menjadi penguasa- penguasa baru atas nama reformasi yang tidak akan pernah menghasilkan perubahan apa-apa karena tetap mempertahankan adanya pemerintah”(PE des 1989, hal 19, Felix “sejarah singkat Anarkisme oleh Prof. Felix”).
Punk telah beralih pada Anarkisme sebagai alternatif bagi sistem dunia yang eksis sekarang ikut terlibat mencari alternatif dari siklus kontinuitas penindasan yang terjadi dalam setiap revolusi selama ini.

Sifat alami pemerintahan (serta hirarki secara keseluruhan) meliputi penindasan dan eksploitasi bagi semua orang- orang didalamnya (atau paling tidak terkena efeknya). Tidak seperti kontra kultur borjuis lainnya Punk menolak Komunisme beserta semua tradisi sayap kiri - pemerintah - demokrasi terlebih lagi kapitalisme. Reformasi yang dilakukan partai besar dianggap Punk tidaklah cukup karena amat sangat bersifat statis (misalnya dengan tetap mempertahankan perlunya pemerintahan formal).

Reformasi hanya MENYENANGKAN bukan MEMBEBASKAN orang-orang yang telibat didalamnya. Meskipun demikian seperti halnya Komunisme, Punk terlibat dalam berbagai gerakan-gerakan yang mendukung hak perempuan, kelas pekerja serta sama-sama membenci masyarakat kapitalis. Banyak anggota- anggota komunitas Punk terlibat dalam demonstrasi-demonstrasi yang diorganisasi oleh Liga Spartakis atau grup-grup Marxis, Leninis, Trotskys lainnya.

Hal ini dikarenakan mereka memiliki goal-goal yang mirip dalam beberapa isu yang spesifik. Anarkisme dan siapa saja yang membaca sejarah sadar akan realitas Komunisme yang telah melenceng jauh dari goal “ideal” akan sebuah “negara”, apalagi bila dilihat dari kaca mata Anarkis yang menolak negara. “Grup-grup komunis yang telah kehilangan kekuatan membicarakan tentang kebersamaan dalam satu garis dan menampilkan Komunisme sebagai kekuatan mulia berperang demi persamaan dan keadilan menghadapi dominasi Kapitalis. Tetapi faktanya para partai-partai sayap kiri secara alamiah bersifat autoritarian. Setiap sistem yang didalamnya memiliki bagian dari filosofi dominasi satu manusia oleh manusia lainnya memiliki kemungkinan untuk menindas.

Kelompok-kelompok komunis tidak akan pernah memperjuangkan pembebasan massa karena hal tersebut hanya akan membuat mereka terhambat dalam upaya untuk memegang kekuasaan. Ketika mereka memperoleh jalan kearah kekuasaan maka mereka akan mengadopsi sifat menindas seperti halnya penguasa-penguasa negara sebelum mereka” (PE #2 Februari 1990 Hal 22, Felix dan Rat, Revolt Against communism). Bukti- bukti akan sifat menindas komunisme tidak hanya mengacu pada keadaan rezim - rezim penindas komunis yang ada saat ini, karena hal tersebut sebenarnya telah terjadi sejak pemberotakan Krondstat tahun 1921, gerakan Anarkis Ukrania tahun 1918 - 21 dan perang sipil spanyol tahun 1936 - 1939 ketika para Anarkis dihianati dan dihancurkan oleh kekuatan totalitarian Komunis.

Rezim-rezim Komunis secara substansial tidak berbeda dengan rezim-rezim yang mereka tumbangkan, paling tidak dalam satu subjek MENJADI PENGATUR/PENGUASA sedangkan Anarkis percaya revolusi bukanlah suatu pergantian yang sederhana (meskipun mungkin sangat amat berdarah) dari satu pengatur ke pengatur lainnya_karena Anarkis berarti tanpa pengatur/penguasa. “kita hidup dizaman dimana revolusi hanyalah berarti hasil rekayasa kelas profesional satu organisasi komunis yang merencanakan untuk menggulingkan sistem kapitalis dan mencoba menggantinya dengan sistem yang sama busuknya jika tidak lebih menindas dari yang ada sekarang” (PE #1 hal 29 ,Band Minnessota Destroy) Dalam pengertian ini revolusi hanya menjadi lingkaran setan : satu pemberontakan tanpa orientasi yang hanya akan menguatkan posisi kelas penguasa baru yang akan menggantikan posisi penguasa lama.

Komunisme tidak memiliki ketertarikan akan pembebasan diri dari mental penguasaan yang tidak bisa lepas dalam segala segi kehidupan kita saat ini : untuk menghapus kekuatan itu sendiri, hal yang merupakan ideal para Anarkis__..dan karena hal ini pula maka Komunisme sama tidak diingkan oleh para Anarkis sebagaimana Kapitalisme.

Gerakan Punk berasal dari negara-negara yang memiliki kebijakan-kebijakan demokrasi palsu Kapitalis. Hal yang membuat Kapitalisme beserta masalah-masalah yang diciptakannya menjadi target utama para Punk politis. Kurangnya perumahan yang menciptaka tuna wisma, klasikisme yang menyebabkan pemikiran sempit serta eksploitasi ditempat-tempat kerja merupakan hasil dari sistem yang dibangun atas dasar kerakusan. Sementara tidak perlu dipungkiri jika ternyata sistem kapitalisme juga membuat sebagian orang dapat merasakan kemewahan hidup. Yang merupakan hasil eksploitasi dari mereka- mereka yang tidak memiliki kemewahan. Kepercayaan kuno akan menjadi kaya melalui kerja keras dan kejujuran adalah mitos paling bodoh yang pernah dicekokkan ke kepala kita_.karena bila hal tersebut benar-benar terjadi maka saya sudah amat sangat kaya saat ini.

Dalam masyarakat kapitalis definisi kesuksesan diartikan dalam pengertian kemewahan dan komoditas, dimana dengan menggunakan definisi ini kelas menengah sudah “lebih dari cukup” akan menolak perubahan radikal, dengan status kelas menengah mereka sangat ketakutan menjadi “miskin”..kecenderungannya adalah mereka yang merasa miskin secara material merasa HARUS (dan lebih sering lagi) bekerja keras demi memenuhi kemewahan gaya hidup kelas menengah. Fakta bahwa orang - orang lebih memilih menjarah peralatan stereo dan TV daripada makanan dalam kasus - kasus penjarahan, menunjukkan mereka telah teryakinkan bahwa hidup yang lebih baik berarti lebih banyak memiliki barang- barang. Tidak diragukan kemewahan dan uang pada saat ini membuat hidup menjadi lebih mudah_tetapi untuk menilai kesuksesan dan kegagalan hanya dalam term ini memiliki dampak yang amat berbahaya.

Kapitalisme berhubungan dengan model - model teoritikal yang mengasumsikan tiap - tiap manusia mencoba untuk MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN INDIVIDUALNYA_. “dengan menggunakan model seluruh mahluk hidup sebagai contoh mengubah semua hal menjadi komoditi-komoditi yang dapat dijual dan dibeli”(Maximum Rock n Roll(MRR) # 98 juli 1991, New World Order). Hal inilah yang paling jelas dalam lingkungan hancur - hancuran yang kita hidupi sekarang _.ketika ekonomi hanya menghitung nilai - nilai produk lingkungan tanpa menggubris kehilangan - kehilangan yang diakibatkannya _.hal ini merupakan satu pertanda yang memastikan bencana bagi generasi manusia berikutnya (termasuk juga didalamnya hewan dan tumbuhan).

Dalam kasus yang paling ekstrem “pemikiran - pemikiran mencapai puncaknya ketika manusia saling berperang _dan hal tersebut menjadi komoditi bagi manusia lainnya_. membuat membunuh sudah kehilangan makna “(ibid).
Satu point yang sangat penting untuk ditegaskan disini adalah dengan menggunakan contoh perang teluk yang terjadi di Timur tengah pada tahun `1991. Seringkali dikatakan bahwa kapitalisme adalah kanibalisasi. Pernyataan ini biasanya digunakan untuk menggambarkan bagaimana pemilik korporasi serta eksekutif - eksekutif mengeksploitasi sesama manusia demi keuntungan profit. Kapitalisme sering terlihat sangat gembira di atas kesengsaraan sekelompok orang lain. Selama perang teluk para tentara dari kedua belah pihak merupakan alat - alat yang mampu meningkatkan tingkat bisnis dan menghasilkan keuntungan ; sebuah kenyataan disamping fakta ratusan ribu orang yang tidak tahu menahu kehilangan nyawa ; serta sebuah peradaban coba dihancurkan. Implikasi menyedihkan tersebut memiliki dampak yang berbeda di Amerika Serikat : perang menghasilkan banyak uang, tanpa perlu lebih jauh berfikir kalau PERANG ADALAH SATU KESALAHAN, dapat dilihat dari beragam jenis hasil ekonomi dari perang _kaos Dessert Storm , Kaset Video, hak siaran Televisi serta stiker - stiker dengan slogan - slogan rasis akan kematian orang lain demi keuntungan kapitalis.

Perusahaan minyak adalah “pemenang” perang tersebut dilihat dari keuntungan yang dihasilkan. Slogan populer anti perang yang berbunyi “NO BLOOD FOR OIL” seharusnya lebih akurat diteriakkan sebagai “NO BLOOD FOR PROFIT”. Amerika mengeluarkan lebih dari sekitar enam puluh milyar dollar Amerika( belum termasuk kehilangan nyawa baik dari pihak sekutu maupun dari pihak Irak), hal ini merupakan kejahatan moral sebabjika menghitung dengan lebih akurat keuntungan yang didapat Amerika Serikat ” Dengan kontribusi sebanyak 57 bilyun dollar oleh sekutu ditambah 18 bilyun dollar oleh Arab Saudi dan Kuwait buat pembelian - pembelian senjata baru.

Peramng ini merupakan lahan emas yang sangat menguntungkan pemerintah Amerika Serikat” tidak saja bagi pemerintah Amerika Serikat sendiri tetapi juga melibatkan perusahaan kontraktor - kontraktor besar yang akan menggemukkan pundi - pundi uang mereka membangun Irak yang hancur lebur_semakin babak belur maka akan semakin banyak yang dibangun kembali dan berarti semakin banyak keuntungan. Kelihatannya mengambil keuntungan dari perang adalah sangat menjijikkan tetapi inilah yang terjadi di Amerika Seriakt banyak yang menganggap adalah terlalu jauh untuk berfikir perang dibuat demi keuntungan personal selain menambah jumlah pengangguran dan membangkitkan semangat patriotik dibalik topeng “objektifitas militer.”beberapa orang mungkin akan menggunakan suatu teori konspirasi terpadu untuk menjelaskan fenomena ini, tetapi kai berpendapat hal tersebut tidak diperlukan .karena kenyataannya sangatlah sederhana : mengambil keuntungan dari perang adalah tindakan rasional; dalam sistem kapitalis yang merubah segala hal menjadi komoditi_.dimana semua nilai ditentukan oleh “pasar bebas” hal ini pula yang membuat kapitalisme selama kurun waktu masa hidup setan ini akan selalu berbasiskan dehumanisasi dan eksploitasi manusia (termasuk hewan dan tumbuhan beserta lingkuangan) bagi keuntungan, suatu hal yang tidak akan pernah dapat diterima oleh para Anarkis. Masih ada lagi alasan - alasan lain mengapa anrkis menolak kapitalisme negara demokrasi palsu seperti yang akan dikemukakan kemudian dalam tulisan ini. Para Anarkis Punk kelihatan banyak sepakat dengan hal - hal yang biasa diperjuangkan oleh para radikal, liberal dan kelompok - kelompok “kiri jauh”.seperti misalnya kepercayaan dalam memperjuangkan hak wanita, kesamaan, rasial, hak - hak bagi gaybaik yang terlibat dalam platform liberal maupun Anarkis.meskipun demikian kesamaan - kesamaan ini tidak berarti Anarkis tidak saling mencaci maki (bahkan lebih dari hujatan - hujatan pada sayap kanan) dengan sayap kiri : “Kelihatannya cukup aneh ketika para Anarkis berkoalisi dan bekerja bersama grup - grup sayap kiri.

Karena dalam kenyataannya Anarkisme sangatlah berlawanan bagi sayap kiri maupun sayap kanan”(PE # 2 Felix dan Rat) Protes - protes anti perang teluk di Amerika Serikat dapat mengilustrasikan perbedaan mendasar antara sayap kiri dengan para Anarkis. Para pemrotes sayap kiri menunjukkan ketidak inginan mereka untuk “mengambil sikap egaliterisme radikal”(MRR # 99 New World Order) secara keseluruhan pandangan para Anarkis akan sayap kiri adalah ketakutan untuk melakukan sesuatu yang membawa pada konfrontasi langsung dengan negara”_secara personal penulis (CRAIG O_ HARA) menghadiri 2 protest anti perang terbesar di Washington DC dan melihat tuntutan - tuntutan para Anarkis.

Ia juga melihat protest - protest yang dibuat oleh beberapa grup liberal dimana merupakan wahana mengambil point - point bagi grup -grup mereka untuk mengambil keuntungan_sembari mempromosikan diri dan menjual merchandise. “Para pemimpin gerakan - gerakan tersebut secara essensi menyuruh para demostran berada di belakang peneriak - peneriak slogan dan kemudian merapatkan barisan “seperti manusia - manusia yang beradab” serta sangat menentang mereka - mereka yang berada diluar barian_serta para pejalan kaki disuruh berada di trotoar - trotoar jaln dan bertingkah laku bagai media spontanitas dan kreatifitas telah dikebiri_dan bagi mereka - mereka yang memiliki pandangan berbeda dikontrol oleh “monitor - monitor perdamaian” serta dijaga tingkah lakunya”(ibid) Proses pembangunan koalisi - koalisi seringkali merupakan hasil dari protes - protes besar yang di dalamnya terdiri dari banyak issue yang menunjukkan interelasi satu sama lain _pesan - pesan gerakan protes direduksi hingga menjadi “Bring Our Troops Back Home Now!!!” sementara hal - hal ini berarti mengurangi nilai - nilai kemanusiaan yang dihancurkan perang. Serta membuat Punk mengadopsi slogan yang mempunyai efek langsug : “FUCK the TROOPS” Mendukung tentara untuk menghancurkan, membunuh atau membawa mereka pulang hanya membatasi dan mengacaukan persepsi akan suatu situasi”Para pemrotes mereduksi isu - isu perang hanya pada satu isu tunggal yang dicerna sebagai : Militerisme adalah O.K karena yang tidak O.K adalah perang ini dengan menggunakan cara ini gerakan perdamaian hanya mendukung kebohongan patriotik mainstream mengkotakkan oposisi mereka dalam term kepentingan alternatif nasional : “Perdamaian adalah patriotikyang merupakan satu kebohongan karena bagi mereka - mereka yang benar - benar tertarik pada perdamaian HARUS MENOLAK PATRIOTISME dan mengerti jika semua negara dibangun atas dasar penindasan dan eksploitasi sudah amat sangat jelas pada saat ini untuk mengetahui Punk sama sekali bukanlah patriotik ” bagi saya menjadi patriotik sekaligus merupakan oposisi bagi masyarakat adalah munafik sangat tidak mungkin mendukungpoint - point positif suatu negara tanpa mendukung poit - point negatifnya .apakah subjeknya kematian, penyiksaan atau ketidak perdulian yang menjadi kenyataan karena adanya satu negara menurut saya point - point negatifnya lebih besar daripada point - point positif”(MRR #39 Agustus 1986, Martin Sprouse) Protes serta seluruh pendekatan anti- perang yang dilakukan sayap kiri hanya mempromosikan perasaan ketidak percayaan serta keputusasaan individual yaitu dengan memperlihatkan satu - satunya cara mengoposisi perang adalah dengan ikut terlibat dalam sebuah grup dan menitipkan (atau memberikan) kekuatan pada ketua - ketua grup - grup tesebut __..Media sendiri hanya tertarik pada beberapa statement yang diberikan oleh pemimpin - pemimpin atau selebritis_.satu - satunya yang dapat dilakukan adalah dengan membeli T-Shirt atau menulis surat _..bagi sayap kiri metode - metode proses sudah mengalami proses pra - definisi dan merupakan aturan yang cukup ketat mengikat serta hanya berarti kembali pada “hirarki, garis otoritas dan mengambil keuntungan - keuntungan sementara tetap mempertahankan posisi tanpa berusaha mengenali bahwa hal - hal tersebut merupakan kekuatan yang bertanggung jawab akan konflik di teluk : perintah yang harus dipatuhi prajurit adalah berdasarkan sistem yang sama dengan yang kita pelajari dirumah sehari - hari. Pesan dari protes perang teluk tersebut sudah menjadi sangat jelas tereduksi menjadi : Katakan kemarahan kamu (Dengan cara yang paling keras sehingga mendapat perhatian) kemudian pulang kerumah dan nonton televisi”(MRR # 99 Agustus 1991, New World Order) Karakterisasi an kegagalan dari resistensi sayap kiri akan perang teluk memiliki kecenderungan yang sama dengan sayap kanan_..dimana ditolak oleh para anarkis karena selalum menggunakan teknik dominasi_dimana pemimpinnya memberikan perintah pada para pengikutnya yang dengan membabi buta mengikuti perintah - perintah tersebut “Para formal kiri mendominasi dengan satu isu tunggal seakan - akan peniti karir profesional mengusahakan perubahan melalui jalur birokrasi serta mencari status - status dalam perjuangan, semua ini seakan ingin menunjukkan kalau mereka adalah para revolusioner “profesional”_Mirip dengan para komunis sayap kiri juga mencari pembenaran lewat “usulan - usulan” untuk mendukung pemilihan suara bagi para politisi “progresif” yang cepat atau lambat akan menjual suara - suara yang mereka dapat demi kekuasaan dan uang atau kemudian malah menandatangani undang - undang yang akan menindas para pemberi suaranya_. Semua orang yang menyempatkan diri untuk bekerja pada grup - grup non profit yang memiliki “tujuan” pasti pernah memiliki pengalaman akan hal - hal seperti yang dituliskan diatas. Tentu tidak menutup kemungkinan terdapat hal - hal baik yang berhasil dilakukan demokrat - demokrat kiri akan tetapi para Anarkis melihat yang mereka lakuakan hanyalah dibagian kulit luarnya saja dan bukan perubahan yang sebenarnya. Kritik paling mendasar bagi politik sayap kiri adalah bagaimana bagusnyapun proposal akan perkembangan mereka cenderung menginginkan perubahan dengan menjadi bagian dari sistem yang korup dan destruktif..sedangkan para Anarkis hanya tertarik pada PERUBAHAN TOTAL. “jutaan rakyat Amerika Serikat amat sangat tidak puas dengan semua pengatur mereka serta semua pengatur - pengatur yang mengontrol hidup mereka dalam semua tingkatanmeskipun demikian orang - orang ini bukanlah para revolusioner karena mereka masih mempercayai institusi - institusi demokrasi.selama orang - orang masih percaya bahwa mereka dapat memilih orang - orang yang tepat untuk memimpin mereka”legedna demokrasi” inilah yang merupakan satu kekuatyan busuk yang membuat keadaan yang kita hidupi sekarang ini hidup terus. “Legenda Demokrsai” inilah yang menjadi kekuatan pemerintah semua negara di dunia didalamnya beserta para sayap kira maupun kanan mereka beserta politik - politik “progresif” mereka. Tentu saja amt menggoda pada saat ini untuk percaya disuatu tempat masih ada politisi jujur dan baik yang dapat dipilih dan membuat perubahan positif (Ingat legenda satria piningit di Indonesia)jikapun ada manusia yang sejujur ini (baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan) keterlibatan mereka dalam status quo tentu saja menjadikan mereka kandidat - kandidat penguasa berikutnya. Bahkan bila terjadi suatu keajaiban yang memungkinkan adanya para pemimpin - pemimpin “yang baik ini” maka akan muncul sebuah masalah yaitu ketidakpercayaan para reformis ini akan individual - individual serta komunitas - komunitas untuk memecahkan masalah mereka sendiri(lihat kasus - kasus yang trjadi di Indonesia pada saat ini), hal ini dikarenakan para reformis tersebut merasa orang - orang tidak sanggup mengurus urusan - urusan mereka sendiri serta merasa otoritas diperlukan untuk memimpin semua orang dengan sukses ke arah yang lebih baik. “Saya pikir adalah suatu kesalahan besar bergantung pada pemerintah dalam menjalankan satu reformasi ke arah masyarakat yang lebih adil, karena semua masyarakat statis selalu berdasarkan pembagian kelas dan ketidaksamaan”(PE # 13, Maret 1992 hal 6, Felix) bentuk - bentuk reformasi selalu dibesar - besarkan oleh sayap kiri daripada menyerang ke jantung sistem dan menghadapi langsung penyakitnya : sebagai contoh dalam masalah tunawisma dan orang miskin hanya merupakan window dressing dalam agenda - agenda mereka tanpa menyerang langsung keadaan SELURUH SISTEM yang KORUPdan RAKUS yang menyebabkan hukum - hukum kapitalisme. “Jikalau ada sesuatu hal yang perlu diungkapkan maka hal tersebut hanyalah ketertarikan kelas penguasa dan negara akan jutaan individual yang ada di dunia sehingga menjadi cerdas dan membaktikan waktu dalam, hidup mereka untuk berusaha keras tanpa perduli sama sekali akan kehidupan mereka sehingga tidak akan pernah mempengaruhi struktur kekuatan yang dominan saat ini sama ksekali.”(Ibid) Para Anarkis Punk menolak semua fungsi pemerintahan penting untuk dituliskan disini mengenai kemungkinan - kemungkinan yang mereka tawarkan beserta kemungkinan - kemungkinannya juga konsepsi - konsepsi akan Anarkisme akan hal - hal yang telah dikritik diatas. Band Punk pertama yang secara serius tertarik akan Anarki adalah CRASS asal Inggrisuntuk detail sejarah mereka secara lengkap termasuk asal mula dan petualangan mereka maka sebaiknya mencari buku Shibboleth yang ditulis Penny Rimbaud_s..CRASS adalah sebuah komunitas yang terdiri dari kurang lebih dua belas orang, selain sebuah Band mereka juga membuat film, koran dan label rekaman.Band ini dibentuk tahun 1978 sebagai reaksi dari menjamurnya penerimaan serta fashion Punk. Praktek bisnis CRASS ini yang kemudian berkembang menjadi praktek bisnis standar para penerus yang terinspirasi oleh mereka. juga dalam hal merchandise. Hanya dengan penghormatan akan pandangan pacifisme merekalah yang membuat sebagian Anarkis Punk mengacu pada CRASS sebagai salah satu point utama akan referensi ideal para Anarkis Punk. “Anarki adalah satu - satunya bentuk pemikiran politik yang tidak mencari keuntungan atau berusaha mengontrol orang lain lewat kekerasan”(Flipside # 23 Maret 1981, CRASS) CRASS mengutuk baik partai - partai sayap kiri maupun kanan yang menggunakan kekuatan untuk mengontrol maupun memeras orang lain.memiliki ide akan negara sama dengan memiliki ide akan penyerahan sebagian aspek kehidupasn seseorang pada negara (yang dalam beberapa kasus malah menyerahkan hidup mereka)..” Anarki adalah penolakan akan kontrol negara dan representasi akan permintaan bagi individual untuk menghidupi pilihan hidupnya serta tidak lagi perduli pada segala manipulasi politikdengan penolakan pada kontrol maka hal tersebut tidak lain berarti tanggung jawab personal akan semua gangguan an pelecehan yang dilakukan pemerintah. ” Dengan menolak untuk dikontrol kamu mengambil kembali hidup kamu ke tangan kamu dan hal inilah yang disebut Anarkikarena Anarki bukanlah chaos..Anarki adalah suatu keadaan dimana kamu mengatur diri kamu sendiriinilah keadaan Anarki..bukan suatu ajang chaos dimana semua orang melakukan apa yang mereka inginkan tanpa tanggung jawab”(Ibid) Anarki adalah ketika individu - individu hidup bersama dalam kepercayaan dan penghormatan akan satu sama lain. Pertanyaan tentang bagaimana Anarkisme memastikan untuk menghidupi pilihan personalnya dalam keadaan masyarakat sekarang sering menjadi dilema, anarklis dengan tegas tidak dapat memaksa orang lain untuk menerima apapundimana hal ini hanya membawa pada diperlukannya proses pengajaran dan internalisasi untuk mencegah prejudis dan keserakahan. “Penghormatan akan orang lain (termasuk properti) tidak dapat sesederhana memintanya begitu saja karena hal ini merupakan proses belajar..Masyarakat kapitalisme dimana kita hidup sekarang ini merupakan contoh akan masyarakat yang dibangun dalam keserakahan..sebuh proses sosialisasi yang dipaksakan dalam kehidupan keseharian kita sehingga terbiasa memperlakukan manusia lainnya sebagai objek.” (PE # 5 ,Anonymus) Dengan kata lain Anarkis atau orang - orang yang menginginkan suatu akhir perubahan yang positif harus bersedia mengajarkan dan “mensosialisasikan” masyarakat untuk berfikir dalam isu - isu yang manusiawi sehingga memungkinkan untuk membuat suatu masyarakat yang bebas benar - benar terjadi. Untuk mencapai perubahan akan suatu ideologi tanpa pemerasan maupun kekerasan para Anarkis harus berfikir umat manusia mampu dan menginginkan perubahanjika tidak maka para Anarkis hanya akan kembali jatuh dalam lingkarasn setan dimana memaksa dengan menggunakan sikap yang sama dengan hal - hal yang mereka benci.suatu kontradiksi bagi para Anarkis untuk memaksakan hal - hal yang dipercayainya pada orang lain.secara alami tidak ada orang serakah, egois dan saling membenci satu sama lain karena memang “bersifat” demikiankarena hal tersebut merupakan hal yang dikondisikan oleh masyarakat yang dari lahir hidup dalam masyarakat yang mengeksploitasi satu sama laininilah hal yang dibutuhkan sistem yang kita hidupi sekarang terus berjalantentu saja jika seorang anak ditunjukkan pada ide - ide pacifis serta humanitarian yang baik dan bukan ide - ide yang dengan mudah dapat mereka temui dikeseharian pada saat ini, masyarakat tentu saja akan memiliki pandangan yang berbeda dengan yang ada sekarang ini di seluruh dunia(MRR # 48 April 1987/ Band New York A.P.P.L.E) Para Anarkis harus memikirkan bahwa semua orang mampu mengatur diri mereka atau Anarkisme hanyalah menjadi satu hal yang elitis dan mengatakan bahwa goal yang ingin mereka capai adalah satu hal yang tidak mungkinIde - ide tersebut seringkali berdasarkan asumsi bahwa sifat alami manusia sebenarnya baik dan dibuktikan oleh pengamatan Kropotkin bahwa semua kemungkinan befungsi tebaik ketika mempraktekan saling tolong menolong, pemikiran ini adalah yang kemudian menjangkau dari pemikiran Aristoteles akan suatu keyakinan bagi pekerjaan profilik linguistik hingga Noam Chomskyhal lain yang perlu untuk diketahui adalah para Anarkis yang telah menyerah pada basis massa mayoritas Anarkis setuju akan usaha “pembelajaran” tanpa harus menjadi seorang pemimpin. “Dengan satu atau lain hal orang - orang harus mempelajari Anarkisme. Tetapi pada saat ini kebanyakan propaganda anarkis kelihatan seperti ceramah pada orang - orang bodoh” Bagi para intelektual apalagi orang awam amat sangat sulit melihat gerakan Punk sebagai kekuatan yang serius bagi revolusi. Imaji media akan Punk rocker adalah seseorang yang biasa ngobat dan merusak diridan hal inilah yang melemahkan Punk sebagai satu ancaman politikmeskipun demikian hal ini tidak menghentikan gelombang baru Anarkis Punk membuat retorika - retorika akan perubahan dan tindakanselama kurun waktu 80 an hingga 90 an Anarchist Youth Federation(di Minnesota, Tennessee, CaLifornia dan Maryland), Twin Cities(Mineapolis) Anarchist Federation, Cabbage Collective (Philadelphia), Tools Collective (Boston), Positive Force (Washington DC) serta banyak lagi organisasi - oraganisasi lain yang melakukan banyak kegiatan seperti pertunjukkan/acara dan pengumpulan dana bagi tujuan - tujuan yang baik. Pada saat ini collective Punk berkembang dan menyusut dengan cepat diseluruh penjuru duniacontoh paling baik akan semangat kolektif adalah apa yang dilakukan oleh Positive Force di Washington DC. “Positive force (PF) adalah grup yang terdiri dari anak - anak muda di darah DC yang bekerja bersama - sama bagi perubahan. Kami mengorganisasikan pengumpulan dana dan pertunjukkan - pertunjukkan gratis, demonstrasi serta pengajaran - pengajaran berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan orang - orang yang membutuhkan. Kami menentang rasisme, seksisme, Homofobia, militerisme, kekerasan, ketidaksamaan ekonomi serta sensor dan banyak lagi hal - hal jelek lainnyaPF bukanlah bagian dari suatu partai politik atau rantai komando kepemimpinan karena merupakan kumpulan anak - anak muda yang bekerja bersama - sama demi perubahan.”(Pamflet PF) PF sangat aktif dalam berbagai protes anti perang teluk serta mengumpulkan ribuan dolardbagi berbagai tujuan seperti bank makanan, Washington Peace Center, AIDS Center dan banyak lagi lainnyameski PF masih sering dianggap statis dan Reformis oleh banyak Anarkis yang lebih radikal secara sukses PF telah membangun komunitas dan kesadaran. Sebuah buku sedang ditulis oleh pendiri(bukan pemimpin) PF Mark Andersen tentang filosofi serta sejarah scene Punk di Washington DC. Sekali lagi kebanyakandari para Punk I iterinspirasi oleh kata - kata dan tindakan - tindakan band - band politikal Punk seperti CRASS. Secara khusus CRASS pernah bekerjasama dengan Campaign For Nuclear Disarmament (CND) di awal tahun 80 an. Steve Ignorant mencoba mengingat hal tersebut “Pertama kali kami mengunjungi tempat tersebut kantor CND di Kings Road hanyalah kantor kecil berisi dua orang dengan poster - poster 60 an dimana - mana. Kami katakan kami akan bekerja sama dengan mereka.mulai saat itu Punk mulai mengenakan simbol Peace dan mempelajari tentang sejarah perang.sejak saat itu dimulailah semuanyakita mulai menunjukkan situasi yang sebenarnya pada orang - orang dimana tidak ada yang lemah dan Hippies akan perdamaian”(MRR # 62 Juli 1988, Steve Ignorant CRASS) hal lain yang dilakukan CRASS serta band - band lainnya adalah dengan membuka Anarchy Center di London, tempat ini digunakan sebagai toko buku, tempat bermain band dan squat bagi mereka - mereka yang tidak memiliki tempat tinggal.sayangnya center ini kemudian ditutup karena tindakan Vandalisme dan dijadikan tempat penggunaan obat - obatan bagi mereka yang mengartikan “NO RULE ” berarti tanpa TANGGUNG JAWAB..Center - center yang mirip dengan ini kemudian berkembang sepeti EMMA Center yang terdapat di Mineapolis, mereka menghindari penggunaan obat - obatan dan vandalisme sehingga terhindar dari yang terjadi pada pendahulunya. Sebelum lebih jauh membahas pada metode - metode yang digunakan para Anarkis untuk mendapatkan tujuannya serta berbagai argumen akan pacifismeperlu digarisbawahi bnahwa banyak Anarkis yang hanya memiliki Goal - goal yang sangat terbatas. Biasanya Anarkis Punk tersebut cukup puas dengan lingkaran teman - teman mereka sendiri serta menolak menyebarkan Anarkisme dengan skope yang lebih luas. Sikap ini dapat diinterpretasikan sebagai satu konsepsi bahwa dirinya adalah Anarkis tetapi tidak menerima fakta bahwa orang lainpun dapat mengatur diri mereka sendiri.ide ini merupakan cerminan budaya borjuissuatu kepercayaan bahwa “saya OK dan orang - orang lainlah yang ngaco” bukanlah Anarkismehal - hal inilah yang sering terdapat dalam tulisan - tulisan Anarkis Punk. Anarki secara personal merupakan subjek akan klaim statis bahwa Pemerintah dan bentuk - bentuk penegak hukum diperlukan untuk mencegah pembunuhan dan pencurian.sedangkan para komunis maupu republikan yang paling taat sekalipun akan menyangkal membutuhkan pemerintah untuk mengontrol dirinya sendiri.mereka mengatakan hal tersebut dibutuhkan oleh MASSA(untuk lebih lengkap tentang gerakan ANTI - MASSA tunggulah terjemahan dari Nothing Left Collective)meskipun demikian Anarki Personal (yang berarti hanya menyimpannya bagi diri sendiri tanpa berusaha berkomunikasi dengan orang lain) adalah elitis dan counter revolusionari.orang - orang ini telah menyerah akan harapan bagi perubahan besar dalam masyarakat, tetapi bila mereka juga tetap aktif menyebarkan pandangan mereka pada orang lain dalam lingkungan mereka, hal inilah yang membuat mereka masih dianggap kontibusinya dalam komunitas Anarkis Punk.. Pacifisme telah menjadi subjek penting dalam komunitas Anarkis akhir - akhir ini, kondisi invasi Amerika Serikat ke Irak tahun 91 membuat mereka mencari cara baru dalam resistansi.band - band Anarkis pada awalnya mempraktekkan Pacifisme sebelum mereka sendiri yang kemudian menolak pandangan tersebutBand - band Inggris seperti CHUMBAWAMBA dan CRASS serta band Skotlandia POLITICAL ASYLUM adalah yang pertama - tam menyuntikkan pandangan ini. “Tidak ada kontradiksi antara Anarkisme dan PacifismePacifisme bukanlah menjadi Pasif.bagi saya Pacifisme merepresentasikan penolakan yang dalam untuk mengambil nyawaide bahwa Pacifisme adalah kepasifan adalah se naif ide bahwa Anarki adalah Chaos” (Flipside, CRASS) CRASS adalah yang menunjukkan pacifisme bukanlah respon pengecut pada kekuatan. “Sebagai seorang Pacifist saya berdiri menentang organisasi militerisme, saya percaya bahwa penggunaan kekuatan untuk mengontrol orang lain adalah pelanggarang harga diri manusia, jika saya menemukan diri dalam posisi dimana kekuatan mengancam saya secara langsung serta akan melanggar hak - hak serta harga diri saya maka saya akan mencegahnya dengan melakukan semua hal yang saya bisa. Dalam situasi tersebut saya TIDAK AKAN MENGECUALIKAN PENGGUNAAN KEKERASAN. Pacifist Tidak Ingin Menjadi MARTIR meskipun demikian Pacifisme menekankan bahwa TANPA - KEKERASAN adalah sejalan dengan Anarkisme. Bahwa OTORITAS adalah SALAH bahkan bila ANARKI sekalipun menjadi OTORITA maka hal tersebut amat sangat salahPacifist Punk menemukan sangat suli bagi mereka menyebarkan pandangan tersebut dalam komunitas dimana Pacifisme sering diartikan dalam konotasi mainstream seperti yang dilakukan GANDI. ” Banyak orang masih percaya Pacifisme secara terbuka sangat mudah diinfiltrasi musuhdaripada satu fakta yang sangat jelas bahwas PERANG = KEMATIAN=KESALAHAN. Logika dasar yang fundamental ini dianggap BENAR TAPI TIDAK REALISTIK dalam dunia dimana keserakahan dan Paranoia membuat PATRIOTISME seakan - akan hal yang alami kedua setelah SURVIVAL..”(SUB HUMAN EP RATS .Bluurgh records 1983) Perdebatan yang lebih mendalam akan pandangan pacifist Anarkis datang dari perbedaan antara ENDS (hasil akhir) dengan MEANS (maksud dan tujuan)hal ini adalah karena kesadaran amat sangat sulit untuk menghancurkan semua negara disunia tanpa menghancurkan orang - orang yang mereka perangi. Saya kebetulan salah satu orang yang percaya hasil akhir dan meksud serta tujuan harus merupakan satu hal yang konsisten yang berarti berbohong, membunuh dan berdusta sejauh yang saya bisa tidak akan pernah saya lakukan”(MRR # 77 Oktober 1989, Mike Gunderloy editor Factsheet Five) Bagi pacifist yang tergabung dengan para Anarkis REVOLUSI HANYA BISA DATANG LEWAT EDUKASIkarena hanya dengan menunjukkan tanpa memaksakan maka setiap orang dapat MEMBEBASKAN DIRINYA SENDIRI sebagai pijakan kuat jika menginkan satu revolusi menciptakan masyarakat Anarkis benar - benar terwujud. Seringkali para Anarkis yang menggunakan kekerasan “bertindak dari ego daripada hati dan membuat mereka semakin sering menggunakan kekerasan dari yang mereka butuhkan” (Assault With Intent to Free (AWIF) # 9 musim gugur 1991 hal 34, SKULL) Pacifist memegang pandangan bahwa “memproduksi literatur dan debat dalam suatu isu akan lebih lebih meyakinkan orang daripada menggunakan molotov”(Ibid) Alasan utama Anarkis Punk menjadi Pacifist terletak pada ide akan Anarki sendiri ” Dengan goal - goal menuju ketidak adaan pemerintah serta opresor - opresornya, kekerasan oleh para Anarkis sama sekali tidak mencerminkan pernyataan Anarkis selama ini yang menentang kekerasan yang dilakukan dalam politik yang selalu terjadi”(PE # 5 hal 11. Tood Mason editor IN* CIT) Hal lain yang merupakan alasan jelas bagi para Anarkis untuk mengadopsi sikap -sikap anti kekerasan adalah perbedaan jumlah kekuatan antara Punk serta Counter Culture Freaks lainnya dengan pemerintah - pemerintah yang mereka hadapi di semua negara di dunia. Kesadaran bahwa sangat tiak mungkin menggulingkan pemerintah sendirian apalagi mengharapkan warga negara status quo membantu mereka. Hal lain adalah sangat tidak berguna bila ngotot dan tertangkap apalagi terbunuh. “Bermain - maion dengan romantisme revolusi adalah kekuatan massa yang disertai penggunaan kekerasan akan membuat sesorang terbunuh jauh sebelum waktunya mati ; atau paling tidak berada di balik terali besi.bahkan jika kekerasan tersebut berdasarkan bela diri murniapa kamu masih mendengar kabar terakhir dari Black Panther defensif yang bersenjata lengkap akhir - akhir ini ??” (Ibid) masih banyak Punk masih menganggap serius romantisme - romantisme klasik revolusi dengan melakukan kejahatan - kejahatan kecil tidak efektif atau tindakan - tindakan atas nama revolusi imajinerPacifist Punk mendorong para Anarkis lainnya jika masih banyak yang harus dilakukakan sebelum (Semoga saja tidak diperlukan) suatu tindakan kekerasan dijustifikasi sebagai suatu tindakan bagi terbentuknya masyarakat Anarkis saat ini “semakin banyak tindakan - tindakan tidak berguna yang dilakukan akan menghasilkan lebih banyak orang mengatakan dan menulis kita adalah Punk - punk tanpa otak yang belum dewasa” (AWIF, SKULL) Kontradiksi yang selalu menjadi bagian dari dunia Punk terjadi kemudian ketika beberapa dari para penggagas ide Pacifist sendiri yang kemudian mempertanyakan gagasan tersebut. Anggota - anggota band Inggris Chumbawamba serta Steve Ignorant dari CRASS sendiri yang kemudian menolak dan melihat Pacifist sebagai ide naif. ” sayang sekali dunia nyata tidak berdasarkan premis - premis moral, jika politik dan perubahan revolusioner adalah tentang moral.kita telah menang berabad - abad yang lalupada saat - saat dan tempat - tempat tertentu kita ternyata harus menggunakan kekerasan (MRR # 104 januari 1992, Ramsey Kanaan, Political Asylum)bahkan semakin lama Pacifist dilihat sebagai satu taktik yang tidak menguntungkan ” saya percaya filosofi Pacifist sebagaimana saya mempercayai tuhantetapi didunia nyata saya kesulitan untuk membuktikan Tuhan eksis! Ini dunia nyata dengan kekerasan nyata yang banyak terjadi dalam masyarakat kita. Dengan tidak mempersiapkan diri untuk berhadapan dengannya baik mental maupun fisik adalah satu resiko besar untuk diambil”(PE # 5, Dan sang Edit- terrorist) Felix serta Dan dari kolektif PE seringkali memberikan informasi dalam fanzine mereka bagi persiapan - persiapan menghadapi kekerasan. Artikel yang direkomendasikan disini adalah yang dimuat dalam buku “MAKING PUNK A THREAT AGAIN” dalam sub titel Turn Up The Heat dimana Felix memberikan kebutuhan akurat akan pengetahuan minim penggunaan senjata api. Tidak ada kriteria yang pasti yang dapat diberikan untuk menentukan kapan dan bagaimana kekerasan dapat diterima.
Salah satunya yang terjadi dalam konflik selama protes - protes anti - perang teluk dimana Pasifis sering diprotes karena liberal dan tidak efektif “Minggu - minggu pertama protes di San Fransisko membuat ketegangan antara Pasifis mainstream dengan mereka yang menggunakan konfrontasi langsung yang radikal. Kami semua menyaksikan demonstrasi “damai” hanyalah kedok untuk mempertahankan depot - depot rekruitment kadang mereka malah membantu memadamkan api yang disulut demostran lainnya.sambil meneriakkan “anti - kekerasan” yang terngiang terus di kepala kami” (MRR # 100 september 1991, “The War At Home”)
Penulis di atas telah menolak Pasifisme tanpa menyadari spektrum yang dipancarkan pandangannya dia merasa Pasifisme didukung oleh kesadaran tinggi yang termanifestasi secara puritan dalam kebenaran diri serta tidak menyisakan tempat bagi kemarahan dan spontanitas “seperti halnya menciptakan massa tanpa warna yang ingin menjadi martir dan ketakutan akan energi hidup yang tidak terkontrol dibandingkan ketakutan akan kematian.” (MRR # 99, New World Order) Sementara saya setuju dengan kutukan diatas perlu digarisbawahi bahwa bukan penyerahan diri yang membuat gelombang protes anti perang teluk pada saat tersebut karena bagi sebagian orang hal tersebut merupakan taktik - taktik untuk mencapai tujuan dimana kadang kekerasan diperlukan tetapi kadang pula menjadi counter produktif” (Ibid)
Mengakui terdapatnya banyak kekerasan dalam hidup kita serta mengatakannya sebagai satu hal yang salah kelihatannya tidak menghentikan orang lain untuk melakukan hal tersebutide bahwa kekerasan adalah satu - satunya yang menghasilkan sesuatu adalah argumen yang sangat berbahaya, seperti halnya argumen “mungkin akan membuat lebih baik” yang sangat ditentang para Anarkis.
Para Punk non Pasifis sejauh ini tidak mengakibatkan kekerasan akan manusia bagi signifikansi politik mereka. Perkelahian dengan polisi seringkali terjadi sepanjang tahun 80-an (bahkan hingga sekarang) tetapi biasanya terjadi akibat dilarangnya acara-acara atau pertunjukkan. Punk tidak pernah terlibat dalam kekerasan berkedok revolusi atau pembunuhan politik, yang pasti Punk sama sekali tidak berorientasi kekerasan tidak perduli apa yang dikatakan media. Hanya baru-baru ini saja Punk secara serius tertarik dengan perjuangan bersenjata. Material - material yang tersedia tentang Red Army Fraction atau Angry Brigade, Weatherman serta Black Panther serta kelompk-kelompok yang memilih jalur perjuangan bersenjata seringkali di review dalam fanzine - fanzine hal ini ditambah dengan populernya perjuangan EZLN di Meksiko yang membuat semakin banyak Punk menolak ideologi PacifismeDiharapkan banyak lagi mereka yang memilih jalur - jalur lain untuk mensupport perjuangan diseluruh dunia bagi kemerdekaan individu mempersiapkan diri mereka dengan baik. Sementara kekerasan terhadap otoritas seringkali direview dalam berbagai sudut pandang yang bertentangan, kekerasan terhadap properti telah menjadi statement yang umum dari kedua belah pihak untuk meminta perubahan. Para Punker dari seksi - seksi lingkungan hidup sering mengacu pada tindakan - tindakan yang menacu pada vandalisme dan pengrusakan properti. Tindakan - tindakan tersebut seringkali tidak terpublikasikan dengan baik sehingga menutupi signifikansi mereka, membuat pandangan umum melihat tindakan mereka sebagai hooliganisme. Para Punk di Belanda menghancurkan stasiun bensin SHELL dengan molotov karena keterlibatan mereka di Afrika Selatan, belum lagi Punk diseluruh penjuru dunia menghancurkan laboratorium penyelidikan yang menggunakan binatang sebagai percobaan serta properti-properti pendukungnya, billboard seringkali dirusak dan diganti untuk menyampaikan pesan - pesan politik.
Bagi para Pacifist Punk biasanya sejalan dengan hal - hal diatas karena pacifist mereka hanya berlaku bagi mahluk hidup. Selama protes anti perang teluk Punk menemukan cara - cara untuk membuat konflik adalah dengan meningkatkan jumlah kerusakan material yang terlibat dalam perang tersebut yaitu dengan propaganda perusakan properti serta penggunaan cat semprot yang mengacu pada vandalisme ; hal ini dimaksudkan secara langsung menghancurkan operasi militer dengan menduduki stasiun - stasiun rekruitment dan memblokade pengiriman persenjataan serta berusaha menghambat semua koneksi yang membuat perang berlangsung terus bahkan lewat jalur kekerasan”(MRR # 100 September 1991, New World Order) PE sangat vokal dalam dukungan - dukungan mereka bagi penghancuran Properti. Editorial PE seringkali menganjurkan dan menuliskan berbagai aksi. Editor PE Dan pernah menuliskan keterlibatannya dalam aksi anti perang teluk di DC “aksi yang pertama - tama bertempat di gedung pemerintahan pertama yang kita lewati. Beberapa pembayar pajak berlarian ketika batu mulai dilemparkan ke jendela - jendela dan dinding - dinding dilumuri cat. Uang dapat mengganti jendela dan kaca baru tetapi seberapa banyakpun tetap tidak dapat mengganti nyawa manusia yang melayang dalam peperangan demi pemerintah” Penghancuran properti tudak hanya dapat dilihat sebagai statement politik karena banyak Punk sekaligus mengadopsi hal tersebut sebagai satu cara bersenang - senang. Punk mengadopsi cara - cara yang biasa digunakan EARTH FIRST! yaitu DIRECT ACTION. Penyabotan dan penghancuran sistem adalah bagian utama dari gerakan Punk meskipun demikian aksi - aksi mereka jarang melibatkan konfrontasi fisik kecuali bila melibatkan Skinhead atau polisi.

Filosofi Punk - Anarkisme
On 28th September 2006

Read More......

Sunday, May 6, 2007

Bima Pergi Ke Sumur Dorangga

Syahdan sang prabu dari Gajahoya, Sri Maharaja Driyodhana, sedang merundingkan sesuatu dengan Sri Dang Hyang Drona. Nampaknya sangat penting hal yang mereka bicarakan, sebab para pujangga, resi, pendeta Syiwa, pendeta Buddha, menteri, pejabat tinggi negara, kepala daerah dan pegawai rumah tingga istana tak ada yang diikutsertakan dalam pembicaraan itu. Berkata Driyodhana, bahwa ia bermaksud mengakhiri hidup Sang Bima yang sedang berguru pada Drona untuk memperoleh ilmu kamoksan.

Tak lama kemudian datanglah Raden Wrekodara, yang disambut Diryodhana dan Dang Hyang Drona. Bahagia, anakku Raden Wrekodara, sungguh bahagia anaknda datang kepada saya, sebab saya akan memberikan surga kepadamu. Carilah anakku, air suci, Banyu Mahapawitra, agar saya dapat menyampaikan kepadamu kata-kata bertuah tentang pelepasan raga. Adapun tempat Banyu Mahapawitra itu di sumur Dorangga.



Berkata Bima, Raden Wrekodara "Selamat tinggal guruku, saya berangkat mencari Banyu Mahaprawitra". Segera ditinggalkannya Gajahoya, berbagai kesulitan bahaya dan kesukaran ditemui di perjalanan. Melintas jurang curam, tebing terjal, cadas-wadas – ia langsung menuju ke sumur Dorangga.

Tanpa ragu ia masuk, tidak takut, tidak gentar. Tapi Banyu Mahapawitra tidak ia temukan. Sumur yang kotor dan sunyi itu ternyata dihuni ular sejodoh yang sangat ganas. Kedua ular membelit, menggigit dan menghisap Bima, tapi tak sedikitpun menyebabkan luka pada tubuhnya. Segera ulur sejodh itu ditusuk dengan pancanhaka (panca=5, naka=kuku). Darah ular menyembur, leher naga robek, keduanya mati oleh keperkasaan Sang Bima. Segera di lempar bangkai ular itu keluar semur. Terkejutlah dua pengiring Sang Bima, bernama Si Gagakampuhan dan Si Tuwalen, karena terkena bangkai naga, mereka gemetar dan meremang bulu kuduk mereka.



Lalu keluar Sang Bima dari sumur Dorangga dan segera ia sampai ke atas. Kedua bangkai naga diangkut oleh para pengiring Raden Wrekodara dan segera meninggalkan tempat itu. Belum jauh perjalanan, tiba-tiba dari jauh terdengar jeritan memanggil Sang Bima, dan dua orang bagus dan cantik tiba-tiba datang, lalu menangis dan menyembah. Dengan hormat Bima berkata "Saya bertanya kepadamu, pria tampan dan putri cantik, dari mana kalian datang?" Bidadara dan bidadari itu menjawab "Di bawah duli paduka Raden, kami memberi tahukan, bahwa sesungguhnya kami terjadi dari naga sejodoh. Radenlah yang melukat (menyucikan) kami dari mala petaka. Kami mohon diri untuk kembali ke Suralaya". Lalu melesat bidadara dan bidadari itu ke antariksa. Raden Wrekodara sangat heran, dan ia lanjutkan perjalanannya.

Rupanya bidadara dan bidadari itu telah lama menderita duka nestapa menjadi naga. Dwidasya warsa, dasya = sepuluh, dwi = dua, warsa = tahun, dua belas tahun mereka menderita. Sekarang mereka cantik dan bagus seperti sedia kala. Si Syarasambaddha dan si Harsanandi.



Sementara itu tertawa dan bersukahatilah Sri Maharaja Driyodhana dan Sri Dang Hyang Drona. Berkata Sri Dang Hyang Drona "Sekarang matilah Si Bima digigit naga. Ini terlihat dalam Puja saya, namanya puja Kuncang kancing, sebab saya awas dalam penglihatan".



Sekonyong-konyong datang Sang Wrekodara, menghadap Sri Dang Hyang Drona dan mempersembahkan kedua bangkai naga kepadanya. Terkejutlah mereka melihat wujud naga yang sebesar pohon kelapa, menyeringai gigi taring dan membelalak kedua matanya.



Lalu berkata Sang Wrekodara, "Tidak saya temukan Banyu Mahapawitra dalam sumur Dorangga, yang kotor dan sunyi ini. Saya menemukan dua ekor naga, yaitu yang saya persambahkan ini. Kedua naga menggigit dan membelit dan menghisap saya. Kedua naga saya tusuk dengan Pancanhaka sempai mati, ternyata mereka adalah bidadara dan bidadari.



Menjawab Sri Dang Hyang Drona, "Kelirulah saya, anakku Sang Wrekodara. Tidak dalam sumur Dorangga air suci itu. Kelihata dalam puja saya, bahwa Banyu Mahapawitra ada di lapangan Andadawa. Segera berangkatlah, jangan membuang-buang waktu, anakku Sang Wrekodara dan waspadalah. Akan kamu temukan, Banyu Mahapawitra itu.

Om Saraswatyai namah
Om gemung Ganapataye namah
Om Syri-Gurubhyo namah

Om hormat dan puji kepada Saraswati,
Om gemung, hormat dan puji kepada Ganapati
Om, hormat dan puji kepada guru-guru yang terhormat,

*** Disarikan dan diolah kembali dari
*** Buku Nawaruci
*** di Indonesiakan oleh SP Adhikara,
*** Penerbit ITB Bandung, 1984.



Dalam cerita di atas bidadara Syarasambaddha dan bidadari Harsanandi dikutuk menjadi dua ekor ular sejodoh karena membuat kesalahan. Tak dijelaskan siapa yang mengutuk dan apa kesalahannya sempai dikutuk menjadi dua ekor naga itu. Untuk menjawab kedua pertanyaan tadi, perlu kita ketahui dulu bahwa bidadara-bidadari tugasnya melayani Batara Guru pada semua acara keagamaan, misalnya menyanyikan kidung, menari dan menyiapkan bunga tabur. Mungkin Syarasambaddha dan Harsanandi melaluikan tugas mereka karena terlalu asik berkasih-kasihan sebagai suami istri seperti dua ekor naga, sehingga dikutuk oleh Batara Guru menjadi naga sejodoh dan tinggal dalam sumur Dorangga.



Sumur adalah tempat air dan air adalah lambang kesucian. Tetapi dalam sumur Dorangga terdapat dua ekor naga sejodoh Syarasambaddha dan Harsanandi. Kalau di analisa dari nama-nama Dorangga, Syarasambaddha dan Harsanandi, maka kita dapat memahami apa yang tersirat dari perintah Drona kepada Bima.

Menurut kamus jawa kuno Zoetmulder arti kata dora = bohong, palsu, dusta. Sedangkan angga=awak, diri. Syarasambaddha asal kata syara=panah, jenis alang-alang atau rumput (dipakai untuk panah. Sambaddha = (sansekerta – hubungan pertalian, hubungan kepada, hubungan pribadi, kekerabatan, persahabatan, kerabat, sanak saudara, teman). Lalu Harsanandi asal kata harsa = kesukacitaan, kesenangan dlsb dan nandi = (nandini?) lembu putih yang dapat memberikan segalam permintaan, biasa juga dikaitkan dengan Batara Wisnu.

Dari analisis kata-kata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada yang tersirat di belakang perintah Resi Drona kepada Bima : "Wahai Bima, kamu adalah orang yang ditipu (Dorangga), sebab dalam sumur tak kamu temukan air suci, melainkan naga sejodoh (syarasambaddha=panah seikat, naga-naga seikat) yang sedang hidup bersukacita melestarikan jenisnya". Sebagai Brahmana kerajaan di harus melaksanakan perintah Driyodana, tetapi sebagai seorang guru, dia sangat sayang terhadap Bima.



Atau pula mungkin maksud pengarang adalah memberikan petunjuk pada kita bahwa untuk mencari kesucian atau Banyu Mahapawitra maka yang di"bunuh" pertama kali adalah keterikatan terhadap nafsu dan keinginan-keinginan terhadap kebendaan.



Untuk menjadi seorang ksatria - pemimpin - pengelola pemerintahan, maka nafsu rendah dan birahi harus ditundukkan terlebih dahulu. Siapa yang bisa menundukkan ? Tiada lain adalah diri sendiri, bukan undang-undang ataupun fatwa-fatwa, bhisama-bhisama pemimpin agama. Yang mungkin saja seperti Drona, yang terkadang memberi petunjuk yang 'menyesatkan'.

Begitu banya tafsir yang dapat digali dari sebuah cerita. Semoga rekan-rekan dapat mengkaji cerita, mencoba merangakai pengalaman dan pengetahuan untuk dapat memeras mutiara-mutiara yang ada dari sebuah cerita. Mutiara itu, hanya dapat dipungut dengan mempercayai maksud baik dari sang pengarang.

Pada kesempatan berikutnya, jika ada jodo, saya akan datang lagi dengan cerita lanjutan yaitu Bima Pergi Ke Lapangan Andadawa.

Ki Jero Martani
Semut 24


Read More......

Saturday, May 5, 2007

Kejahatan dan Pemberontakan


ADA hantu dalam kehidupan kita! Semua orang merasa ketakutan oleh monster ini. Hantu yang jahat dari segala macam monster adalah "kejahatan" itu sendiri. Di kampus sampai di Rektorat, hantu itu selalu ada. Kadang berbentuk kekhawatiran kadang berbentuk kecemasan dan ada kalanya pula berbentuk kesadaran yang paling logis. Semua menyusup di ruang batin kita secara akumulatif.

Berbagai usaha melenyapkannya selalu gagal; agama hanya memberikan harapan, neurosisme yang paling semu untuk tidak terlalu jauh terlibat dalam wilayah realitas. Ilmu pengetahuan hanya berhasil mendeteksi kejahatan dalam bingkai yang paling logis. Ya, kejahatan itu logis adanya, struktural dan kultural, serta mengglobal adanya.

Kita saksikan itu!

Bukan sekadar dalam bentuk korupsinya orang berdasi, pencopetan seorang laki-laki di angkutan umum untuk sekedar memberi sesuap nasi anak istrinya atau perempuan yang mengiba dengan tangisnya untuk diampuni dosa selingkuhnya atau juga semacam kejahatan dalam bentuk religius berupa ambisi kekuasaan seseorang dengan meneriakkan slogan Tuhan. Kejahatan ini terasa lekat dalam diri kita. Ironisnya, kita tak mampu mengubahnya.

Sikap yang paling realistis kemudian hanya terungkap dalam kutuk dan menjauhkan diri seraya menonton dengan sikap sinis sekaligus terkagum-kagum. Kejahatan yang telah mengalir membuat kita selalu tak berdaya namun ia terus menyusup dalam wilayah kualitatif logika dan melekat dalam ruang batin yang mahapeka ini. Karena itu, nalar dan perasaan kita kemudian menyerap secara bersamaan, berusaha menolak kehadirannya, namun sekaligus menyetubuhi dengan mesra.

Para intelektual pun hanya mampu memberikan kategori, selebihnya setiap orang hanya bisa mengeluh dan kemudin terlibat tanpa sadar dan selanjutnya menjadi penjahat dalam bentuk-bentuk sikap yang nyata. Kita kemudian menjadi manusia-manusia jahat di tengah ketidakberdayaan sikap menentangnya. Dalih "kita tidak jahat hanya karena tidak melakukan" bukanlah sesuatu yang dibenarkan akal sehat. Karena membiarkan kejahatan toh pada dasarnya sama dengan para penjahat. Hanya "kesempatan" dan "spontanitas" yang membedakan.

Betapa susahnya seseorang untuk tidak jahat karena untuk tidak jahat harus bersikap tegas menentangnya. Menentang berarti tindakan pemberontakan yang akhirnya harus merelakan diri menjadi "bangkai". Binggung jadinya! Semua menjadi binggung.

Bahkan, seorang Albert Camus pun kebinggungan karenanya. Kecuali manifestasi memberontak dan bunuh diri selebihnya yang paling bisa diambil dari karyanya adalah pengkategorian motif dalam bentuk realismenya. Ada dua motif kejahatan menurutnya. Yang satu berlandaskan nafsu yang satunya lagi berlandaskan logika. Batas antarkeduanya tidak jelas. Tetapi, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana membuat perbedaan yang meyakinkan, yaitu tentang adanya prameditasi (premiditation), yaitu pemikiran atau perencanaan yang dilakukan atau dipersiapkan lebih dulu.

Kita hidup dalam suatu era prameditasi dan kejahatan yang sempurna.
Para penjahat itu bukan lagi anak-anak yang nakalnya minta ampun yang memakai dalih cinta untuk dimaafkan. Tetapi sebaliknya, penjahat-penjahat itu adalah orang-orang dewasa dan mereka mempunyai alibi yang sempurna. Filsafat yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan bahkan untuk mengubah pembunuh(an)-pembuhun(an) itu menjadi hakim-hakim yang paling dihormati.

Ini tak hanya terjadi pada zaman kita hidup sekarang dengan pengandaian kejahatan struktural, kultural sekaligus mengglobal. Ini juga telah menyejarah. Deteksi yang paling mudah bisa kita saksikan dari klaim-klaim ideologis. Di masa lalu kita mengenal satu istilah bernama fasisme. Sebuah ideologi yang lahir dari kecemasan manusia untuk melepaskan kejahatan orang lain namun dengan cara yang jahat dan secara tegas menjadi ideologi paling jahat dibandingkan lainnya.

Di luar analisis struktural dan kultural kenapa tumbuhnya fasisme modusnya teramat sederhana, ketidakmampuan menjadi manusia merdeka. Errich Fromm, seorang ahli ilmu jiwa menguraikan bahwa ketika manusia yang bangkit menjadi individu akan selalu dihadapkan pada dua pilihan, apakah dia bersatu dengan dunia yang berdasarkan cinta kasih dan produktivitas atau dia mencari keselamatan secara buta dengan meleburkan dirinya ke dalam kekuatan luar dan menghancurkan kemerdekaan dan kemandiriannya sebagai individu.

Pada pilihan yang kedua ini orang memang jadi merasa "bahagia" karena tak usah berpikir sendiri dan tidak usah bertanggung jawab. Meskipun harga yang harus dia bayar adalah kemerdekaanya sendiri. Gejala inilah yang oleh Fromm kemudian dinamakan sebagai kecenderungan kebanyakan manusia untuk takut kepada kemerdekaan karena kemerdekaan berarti bertanggung jawab terhadap pilihannya.

Inilah dilema yang paling dekat kita rasakan kehendak memilih menjadi manusia merdeka, jujur, humanis, dan penuh cinta kasih adalah keinginan semua orang. Namun, dengan belenggu kejahatan itu rupanya mentalitas kita tidak mengizinkan. Lagi-lagi, setiap keinginan kita selalu saja terkait dengan kekuatan mentalitas. Karena itu, sebelum memasuki tahap pemberontakan terhadap luar, kita harus memberontak terhadap kejahatan dalam diri. Tahap ini kita sering mengalami kekalahan dan kefrustrasian.

Memproses diri menjadi manusia bebas dari segala macam bentuk dominasi dan hegemoni adalah tugas manusiawi. Melepaskan diri dari belengggu kejahatan adalah salah satu upaya pembebasan mendasar. Mengikuti secara linier alur hidup yang penuh kejahatan sesunguhnya adalah sikap jahat yang akan menciptakan fasisme-fasisme baru dalam masyarakat kita. Namun, beranikah kita memberontak

resensi dari (FAIZ M)

Read More......

Thursday, May 3, 2007

Pematang dan Ingatanku

Rasa rindu pancarkan ragu, membalik arahnya tak ingin kuingkari rasaku dalam kenangan itu kau pernah membuatku temukan jati diriku beri kesegaran darah otakku menuju pikiran kedepan.

Pancaran bulan purnama malam ini aku duduk dengan santai dipematang sawah sambil memandang kelangit, terpesona serta keheranan warna yang memerah di kelumuni hitamnya langit malam ini. Sebatang rokok ku hidupkan sembrani teringat masa-masa kecil dimana aku sering diajak bapakku mengolah sawah keluargaku. Suasana terik siang hari tidak membuatku untuk berpikir berhenti bermain kala itu..........


Berawal dari perpindahan tempat kerja bapak dan ibu aku terpaksa ikut dari Yogyakarta ke lereng merbebu Pakis salah satu desa di pedalaman yang belum tersentuh oleh modernisasi.

Waktu itu usiaku sekitar 7 tahunm, pemandangan yang beda serta lingkungan yang baru. Perhatianku tertuju pada segrombolan anak-anak yang sedang membawa pistol-pistolan dari pelepah daun pisang, waktu itu aku begitu terkejut dan heran “kok bisa buat mainan seperti itu apa gak lebih enak beli pistol dari plastic” saat itu juga dengan langkah malu-malu aku berjalan menghampiri sekelompok anak tadi dan meminta salah satu pistol itu, pikirku kampungan banget.

Tapi aku melihat mata dari salah satu anak tadi seolah dia ingin menayakan sesuatu tapi sebelum di tanya sama aku aku dah dipanggil ibuku, dipanggil untuk tidur siang maklum saat itu aku lagi mengalami sakit paru-paru yang agak parah penyakit ini pun sampai sekarang masih menghantuiku.

Entah apa yang akan terjadi ditempat itu, dengan semua yang serba baru aku mulai diperbolehkan main sama anak-anak kampung tadi, begitu banyak pengalaman yang kudapatkan sampai-sampai pada satu waktu saat bapakku sedang menggarap sawah aku diajak dan dibiarkan main disawah yang penuh Lumpur dan air disana aku mencoba semua hal yang baru. Senang hati ini saat aku naik diatas punggung seekor kerbau yang sedang membajak, begitu pelan namun pasti seolah apa yang menjadi bebannya tak terasa karena kerbau tadi begitu pintar menyembunyikan letihnya. Letih untuk menarik bajak dan letih untuk berjalan.

Hari demi hari terlewati tanpa terasa hingga saat usiaku 10 tahun dan sudah sekolah SLTP keluargaku pindah lagi kedaerah Salaman desa juga tapi tempat ini sudah ada perkembangan yang pasti lebih maju. Aku sekolah di SLTP N 1 Salaman yang sekarang telah menjadi sekolah favorit (SNN), tapi dari situ juga aku dapat teman-teman yang absud yang hidupnya Cuma ingin bahagia dengan minuman, narkoba, serta teman-teman yang suka malak (nodong temen sendiri), entah mengapa aku ikut teman-teman tadi padahal dengan hidup yang biasa-biasa aku bisa dapatkan sesuatu yang lebih dari orang tuaku.

Hariku aku isi dengan sekolah dan nongkrong sambil mabuk-mabukan, setelah mabuk cari gara-gara dengan teman-teman sekolah lain dan akhirnya tawuran juga. Pernah suatu hari dimana aku sendirian pulang dari sekolah di hadang oleh sekitar 8 anak, itupun kakak kelasku sendiri yang dulu pernah aku pukuli. Antara perasaan takut dan minder aku berjalan saja melintasi mereka ternyata apa yang ada dalam pikirku benar terjadi kalau salah satu anak tadi ada yang gak terima denganku dia ingin mengajak berantem secara satu lawan satu, apa boleh dikata jiwa seorang laki-laki yang lagi bergejolak-gejolaknya menerima dengan agak sombong tantangan tadi karena aku berfikir seumpama aku kalah sekarang suatu saat kalau ada waktu yang tepat akan aku balas entah dengan cara apa. Pola pikir ini juga masih kugunakan sampai saat ini, lawan dan balas atau lawan dan hancurkan dengan segenap kekuatan yang ada serta percaya pada diri sendiri, suatu semboyan yang keras dan egois.

Di SLTA aku sempat juga mengalami beberapa masalah Karena kelakuanku yang aneh ini 3 SLTA aku jalani. Yang pasti orang tuaku pusing ha..ha..(Sory Ibu)

Dari SLTA ini aku mulai mengenal teman cewek yang kehidupanya sangat beda dengan ku ternyata cewek dapat nenangin aku. Cewek yang pertama kali pernah dekat denganku bisa dikatakan pacar pertamaku bernama Nia Pramita Sari berjilbab dan pandai mengaji. Seolah aku seperti menemukan sosok bidadari penyelamat yang serta-merta selalu mengingatkanku saat aku tak sadarkan diri karena air beralkohol, setiap hari dia selalu setia menungguku pulang sekolah biarpun aku selalu berpakain santai tanpa rapi.

Berjalan berdua ditrotoar yang belum jadi waktu itu sempat membuatku berfikir aku orang yang beruntung. Teringat kejadian itu ternyata rokokku habis terpaksa pikiranku pindah lagi kesebungkus rokok ini aku ambil dan membakarnya lagi serta mengingat kejadian-kejadian waktu itu. saat aku merasa bahagia tak terasa aku juga telah lulus SLTA, rencana waktu itu aku langsung kul tapi rencana tinggal rencana, karena emosi sesaat aku harus menunda cita-citaku.

Aku balik keYogyakarta dan aku juga masuk kekehidupan penyadaran ruang dimana semua penjahat sampai preman ada salang meratapi nasib dan sama-sama menyesal.

Setelah aku keluar akuputuskan balik ke Salaman saja dan mulai dari awal lagi saat itu aku mancari Nia ternyata dia sudah pindah keSolo.

Tahun 2005 aku mulai kuliah dan menemukan cewek yang Cuma kukejar 2 hari tapi dengan cewek tadi aku Cuma berjalan 2 minggu entak mengapa aku merasa gak ada rasa pikirku masih ke Nia. 1 tahun aku kuliah aku tidak dapat apa-apa tentang arti teman terlebih hidup dan belajar. Saat beranjak semester 3 aku mulai cari yang lain di luar bangku kuliah, Magenta dan Ekspresi dua komunitas yang kudiami.

Ternyata sosok Nia hilang dan pikirku saat itu hanya belajar, ternyata yang pikirkan beda aku mencoba dekat dengan dua cewek yang memiliki karakter berbeda dengan Nia lebih egois dan yang satunya lagi lebih manja. Bingung juga tapi akhirnya aku memutuskan Cuma konsen sama satu saja. Entah pilihanku salah pa memang ini yang digariskan sampai saat ini aku duduk di pematang sawah dia tetap bersinar di atas awan yang semakin menghitam.

Read More......