Sunday, November 7, 2010

Keajaiban Asmaul Husna

Al’Asma’ Al Husna dilihat dari sisi bahasa adalah jama’ dari ism (nama) dan Al Husna bentuk mu’annats dari ahsan (lebih bagus) jadi bisa dijabarkan maknanya adalah nama-nama yang bagus.
Sedang yang dimaksud oleh para ahli dzikir adalah nama-nama Allah yang merupakan ajaran (tauqifi) dari Rosul SAW, yang diperoleh dari sang khaliq Ta’ala lewat wahyu ataupun ilham. Maka Asmaul Husna jauh dari jangkauan kreatifitas ataupun rekayasa manusia, karena manusia tidak akan mampu menciptakan nama-nama untuk Allah Ta’ala.


Sebab andai memaksakan diri jelas tidak akan sesuai dengan Keagungan Allah Ta’ala dan sebaliknya Asmaul Husna tidak boleh dipredikatkan dan disandangkan pada selain Allah karena nama-nama itu terlalu agung untuk disandangkan selain Allah.
Asmaul Husna hanya pantas untuk materi dzikir, pujian, pengagungan dan permohonan pada Allah Ta’ala.
Dalam surat Al’Araf 180 disebutkan “ hanya milik Allah Asmaul Husna maka bermohonlah kalian pada-Nya dengan nama-nama itu” sedangkan salah satu hadis menyebutkan hal ini yang diartikan : Allah Ta’ala memiliki 99 nama, barang siapa bisa “ahshoha” maka akan masuk surga. Arti “ahshoha” para ulama memandangnya dai macam-macam sisi. Ada dari sisi hafal, ada dari sisi baca meski tidak hafal, ada yang dari sisi takholluq (berakhlaq seperti dalam Asmaul Husna).
Jika kita pakai sudut pandang pertama hadis tadi artinya “ barang siapa yang hafal Asmaul Husna maka akan masuk surga” jika kita pakai sudut pandang kedua maka hadis tadi berarti “ barang siapa membaca tiap hari maka akan masuk surga. Dan jika kita pakai sudut pandang ketiga maka aka nada arti “ barang siapa berakhlaq seperti Asmaul Husna maka akan masuk surga.
Takholluq disini tentu yang boleh untuk di ikuti seperti Asshobur yang artinya Allah Maha Sabar, kita ikut sabar. Al Afuw Allah Maha Pengampun, kita ikuti sesering mungkin mengampuni orang lain. Ar rohim Allah Maha Kasih kita ikut mengasihi hamba-hamba Allah, dan seterusnya.
Dari ketiga makna “ahshoha” tadi yang paling utama tentu kalau kita pakai seluruhnya.

“YA APAL, YA DIBACA SETIAP HARI, YA BERAKHLAK SEPERTI
ASMAUL HUSNA”

Read More......

Wednesday, September 9, 2009

Makam Tan Malaka Dibongkar Mari Mengenal Tan Malaka

Terjebak konflik internal AD, Tan Malaka rebah ditembak tentara di bukit Wilis.

Tan Malaka memiliki nama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka. Pria asli Minangkabau ini lahir tanggal 2 Juni 1897 di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat. Ia wafat tanggal 21 Februari 1949 dalam usia 52 tahun.

Tan Malaka hidup sejaman dengan Soekarno, Hatta, dan Moh. Yamin. Sebagai aktivis pergerakan, Tan Malaka banyak menghabiskan hidup di pengasingan. Namanya masuk ke peringkat nomer satu pencarian polisi Belanda. Atas jasa-jasanya, Tan Malaka sempat dianugerahi pahlawan revolusi nasional oleh parlemen Indonesia pada tahun 1963.

Babak pergerakan Tan Malaka dimulai tahun 1908-1913. Pada masa itu Tan Malaka menjadi guru di sekolah pemerintah Belanda di Bukit Tinggi. Di sini dia mulai belajar bahasa Belanda. Pada tahun 1913, dia menerima beasiswa untuk meneruskan pelajaran di Belanda. Maka, selama enam tahun kemudian dia menghabiskan waktu bersekolah di Sekolah Pelatihan Guru Pemerintah (Rijkskweekschool) di Harlem, Belanda.

Pada saat tinggal di Belanda dia mulai mempelajari teori sosialis dan komunis. Dari pergaulan dengan mahasiswa Belanda dan Indonesia ini pula lah Tan Malaka yakin tak ada jalan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan kecuali lewat revolusi. Dalam buku otobiografinya Tan Malaka mencatat Revolusi Rusia tahun 1917 sebagai puncak kesadaran baru. Revolusi itu meningkatkan kesadaran seorang Tan tentang hubungan antara kapitalisme, imperialisme dan penindasan kelas.

Karena faktor iklim dan makanan, Tan Malaka terkena penyakit TBC saat di Belanda. Penyakit ini kemudian terus menjadi persoalan kesehatan selama hidupnya.

Setelah pelajarannya di Belanda selesai, Tan Malaka kembali ke Indonesia bulan November 1919. Dia langsung menjadi guru anak-anak kuli kontrak di perkebunan tembakau Swiss-Jerman di pantai timur Sumatera. Selama tinggal di Sumatera, dia mulai bekerja sama dengan Indies Social Democratic Association (ISDV) yang kelak menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI). Tan juga mulai menulis di surat kabar ISDV. Keterlibatan Tan Malaka membuat hubungannya memburuk dengan pihak perkebunan. Apalagi dia juga menjadi aktivis serikat buruh dan aktif meluncurkan pemogokan buruh pekerja kereta api tahun 1920.

Frustasi dengan kondisi di Sumatera, Tan Malaka lalu pindah ke Jawa pada Februari 1920. Di sana dia tinggal di Semarang dan menjadi guru “Sekolah Rakyat” yang didirikan Sarekat Islam (SI). Semarang kemudian menjadi seperti surga bagi aktivitas politik Tan Malaka. Ia sempat memimpin PKI tahun 1921 menggantikan ketua sebelumnya, Semaun. Di bawah kepemimpinannya, PKI bekerja sama dengan serikat buruh dan mendukung sejumlah pemogokan.

Kegiatan Tan Malaka dilihat pemerintah belanda sebagai tindakan subversif. Dia pun ditahan di Bandung pada bulan Februari 1922, dan tanggal 24 Maret dia dibuang ke Belanda.

Namun pembuangan ke Belanda tak membuat kegiatan Tan Malaka terhenti. Dia malah bekerjasama dengan Partai Komunis Belanda (CPH). Namun tak lama, Tan Malaka pindah ke Berlin, Jerman. Lalu berangkat ke Moscow bulan Oktober 1922. Di sini dia mulai terlibat dalam Komunis Internasional (Komintern). Di sana dia berkampanye tentang pentingnya dukungan Komintren Eropa atas perjuangan warga Asia melawan penjajahan. Dia pun menjadi agen Komintern untuk Asia setelah pertemuan Komite Eksekutif Komintern bulan Juni 1923. Salah satu tugasnya adalah menulis tentang Indonesia dan kaitannya dengan Komintern. Buku itu terbit di Rusia pada tahun 1924.

Dengan dukungan Komintern, Tan Malaka bergerak ke Kanton, China, bulan Desember 1923. Pada Juli 1925 Tan Malaka pindah ke Manila, Filipina, tempat dia bekerja menerbitkan koran. Pada saat itu lah dia mendengar PKI tengah merencanakan pemberontakan. Tapi rencana pemberontakan Borobudur itu ditentang Tan Malaka dengan alasan PKI belum siap dan aksi itu lebih merupakan petualangan. Saat pemberontakan meletus, pemerintah Belanda dengan mudah melipat gerakan PKI dan menghukum mati beberapa pemimpinnya.

Pada tahun 1926 di Bangkok, Tan Malaka mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI). Dalam manifesto pendirian partai dia mengkritik tindakan petualangan PKI. Dan, saat PKI bergerak di bawah tanah, hanya PARI organisasi yang memperjuangkan secara terbuka pentingnya kemerdekaan Indonesia. Saat kembali ke Filipina Agustus 1927, Tan Malaka ditangkap polisi Amerika atas permintaan Belanda. Tapi politisi Filipina membelanya. Dia pun dideportasi.

Tan Malaka lalu terus-menerus hidup dalam buruan. Di luar negeri ia terpaksa hidup berpindah-pindah. Dia baru kembali Indonesia tahun 1942. Dia datang dari Sumatera sebelum tiba di Jakarta. Di saat itu pula ia menulis buku “Materialisme Dialektika dan Logika” (Madilog).

Pada masa pendudukan Jepang, Tan Malaka menyamar dengan cara bekerja sebaga klerek di Bayah, Jawa Barat. Di sana dia menyaksikan kekejaman Jepang pada era Romusha. Dia baru muncul lagi saat Jepang menyerah dan Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan bulan Agustus 1945. Dia sempat bertemu dengan Soekarno dan Mohammad Hatta, yunior-yuniornya. Setelah itu Tan Malaka berkeliling Jawa untuk mendorong taktik kemerdekaan 100 persen yang tak didukung sepenuhnya oleh Soekarno.

Tan Malaka juga meluncurkan Persatuan Perjuangan, sebuah koalisi dari 140 kelompok kecil, di luar PKI. Persatuan Perjuangan ini mendapat dukungan luas, termasuk dari tentara saat Jendral Sudirman menyatakan dukungannya. Pada bulan Februari 1946 koalisi ini mendesak pengunduran diri Sutan Sjahrir selaku Perdana Menteri karena dianggap sebagai kolaborator Belanda.

Sebagai tanggapan atas gerakan Persatuan Perjuangan, pemerintah Soekarno menangkapi pimpinan-pimpinannya pada bulan Maret 1946, termasuk Tan Malaka. Dia dipenjara hingga September 1948. Di sini ia menulis buku "Dari Penjara ke Penjara." Dia kemudian dibebaskan karena desakan berbagai organisasi, termasuk PKI. Saat dilepas, dia menghabiskan waktu di Yogyakarta dan mendirikan Partai Murba.

Saat Belanda masuk Yogya tahun 1948, Tan Malaka lari ke Jawa Timur. Dia lalu mendirikan markas di Blimbing, sebuah desa yang dikelilingi sawah. Dia menjalin kontak dengan Mayor Sabarudin, pemimpin Batalion 38. Dalam pandangan Tan Malaka, hanya satuan Sabarudin yang masih bertempur melawan Belanda. Namun Sabarudin saat itu juga terlibat konflik dengan kelompok tentara lainnya. Pada tanggal 17 Februari 1949, pimpinan TNI di Jawa Timur menuduh Sabarudin melawan hukum militer dan diperintahkan segera ditangkap. Pada tanggal 19 Februari, TNI menangkap Tan Malaka di Blimbing. Pada tanggal 20 Februari satuan elit korps tentara Belanda (KST) memulai operasi pembersihan TNI mulai dari Jawa Timur hingga Nganjuk. Tentara Belanda bertindak cepat dan brutal.

Saat terjepit, satuan TNI memutuskan mengungsi ke gunung-gunung tinggi di Jawa Timur seraya membawa Tan Malaka. Tan Malaka sendiri tengah dalam keadaan sakit. Puncaknya Tan Malaka dieksekusi Batalyon Sikatan Divisi Brawijaya pimpinan Letnan Dua Soekotjo tanggal 21 Februari 1949. Tubuh Tan Malaka lalu dimakamkan di desa Selo Panggung, lereng Gunung Wilis, Jawa Timur.


Read More......

Monday, November 3, 2008

SEDIKIT MENGERTI

Karl Marx

Ringkasan Biografi Pendek Dengan Penerangan Mengenai Marxsisme

Oleh Vladimir I. Lenin

Dari Marx, Engels, Marxism, Edisi Ketujuh (Penerbit Progress, Moskow, 1965), muka surat 13-45. Ditulis pada bulan Julai-November 1914.

Diterjemahkan oleh Muhammad Salleh (April 2002).

Marx, Karl, dilahirkan pada 5hb Mei, 1818 (kalendar revolusioner), di bandar Trier (Prusia Rhenis). Bapanya merupakan seorang peguam, seorang Yahudi, yang pada tahun 1824 menganut Protestanisme. Keluarganya agak kaya, beradat, tetapi bukannya revolusioner. Selepas mendapat ijazah dari sebuah Gymnasium di Trier, Marx memasuki universiti, pertama sekali di Bonn dan kemudiannya di Berlin, di mana dia mempelajari perihal perundangan, dengan keutamaan dalam sejarah dan falsafah. Dia menamatkan kursus universiti pada tahun 1841, dengan tesis doktoral mengenai falsafah Epicurus. Pada masa itu, Marx merupakan seorang idealis Hegelian dalam pandangannya. Di Berlin, dia menjadi ahli bulatan ‘Hegelian Sayap Kiri’ (Bruno Bauer dan lain-lain) yang mencuba mencari kesimpulan atheistik dan revolusioner dari falsafah Hegel.

Selepas mendapat ijazah, Marx berpindah ke Bonn, dengan harapan menjadi seorang profesor. Namun, polisi reaksioner kerajaan, yang menghalang Ludwig Feuerbach daripada jatawan pengerusi pada tahun 1832, enggan membenarkannya untuk kembali ke universiti pada tahun 1826, dan pada tahun 1841 menghalang Profesor Bruno Bauer yang muda untuk berkhutbah di Bonn, memaksa Marx melepaskan idea kerjaya akademik. Pandangan Hegelian Sayap Kiri semakin menyebar di Jerman pada masa itu. Ludwig Feuerbach mulai mengkritik teologi, terutamanya selepas tahun 1836, dan berpaling kepada materialisme, yang pada tahun 1841 mendapat keutamaan dalam falsafah dia (The Essence of Christianity). Tahun 1843 menyaksikan kemunculan karya Feuerbach, Principles of the Philosophy of the Future. “Seseorang mesti mengalami sendiri kesan pembebasan” buku-buku ini, Engels kemudiannya menulis mengenai karya-karya Feuerbach tersebut. “Kami [iaitu, Hegelian Sayap Kiri, termasuk Marx] semua menjadi penganut Feuerbach dengan serta-merta.” Pada masa itu, beberapa orang borjuasi radikal di Rhineland, yang berhubungan dengan Hegelian Sayap Kiri, mengasaskan, di Cologne, akhbar pembangkang bertajuk Rheinische Zeitung (terbitan pertama dikeluarkan pada 1hb Januari 1842). Marx dan Bruno Bauer diundang untuk menjadi penyumbang utama, dan pada bulan Oktober 1842, Marx menjadi penyunting utama dan berpindah dari Bonn ke Cologne. Aliran revolusioner-demokratik akhbar tersebut menjadi semakin tertera di bawah penyuntingan Marx, dan pihak kerajaan pertama sekali menekankan penapisan dua kali dan tiga kali ganda pada akhbar tersebut, dan kemudian pada 1hb Januari 1843, mengambil keputusan untuk mengharamkannya. Marx terpaksa menyara daripada jawatan penyuntingan sebelum tarikh it, tetapi penyaraannya tidak menyelamatkan akhbar tersebut, yang menghentikan penerbitan pada bulan Mac 1843. Daripada rencana-rencana utama yang disumbangkan oleh Marx kepada Rheinische Zeitung, Engels menotakan, di samping rencana-rencana yang dinyatakan di bawah (lihat Bibliografi[i]), sesuatu rencana mengenai keadaan petani-petani yang menanam wain di Lembah Moselle.[ii] Aktiviti-aktiviti kewartawanan Marx meyakinkannya bahawa dia tidak cukup mengenali ekonomi politik, dan dia bermula mempelajarinya dengan tekun.



Pada tahun 1843, Marx mengahwini, di Kreuznach, Jenny von Westphalen, seorang kawan dari umur muda yang dia telah bertunang dengan semasa dia masih merupakan seorang pelajar. Isterinya datangnya dari keluarga bangsawan Prusia yang reaksioner, dengan abangnya menjadi Menteri Dalam Negara Prusia pada masa yang paling reaksioner – 1850-1858. Pada musim luruh tahun 1843, Marx melawat Paris untuk menerbitkan jurnal radikal di luar negara, bersama dengan Arnold Ruge (1802-1880; pengikut Hegelian Sayap Kiri; dipenjarakan dari tahun 1825-1830; seorang yang dibuang negara dari tahun 1848, dan seorang pengikut Bismarck selepas tahun 1866-1870). Hanya satu terbitan jurnal ini, Deutsch-Franzöische Jahrbücher, dikeluarkan; terbitan ditamatkan kerana kesusahan pengagihan dengan sulit di Jerman, dan kerana percanggahan dengan Ruge. Rencana-rencana Marx dalam jurnal ini menunjukkan bahawa dia sudah merupakan seorang revolusioner, yang mengajukan “kritikan tajam terhadap segala yang wujud,” dan terutamanya “kritikan oleh senjata,”[iii] dan merayu kepada rakyat jelata dan kepada proletariat.



Pada bulan September 1844, Frederich Engels melawat Paris selama beberapa hari, dan dari masa itu menjadi sahabat karib Marx. Merek berdua mengambil bahagian aktif dalam kehidupan, yang pada masa itu sedang mendidih, kumpulan-kumpulan revolusioner di Paris (yang penting pada masa itu merupakan doktrin Proudhon, yang Marx mengkritik dengan tajam dalam Poverty of Philosophy, 1847); memperjuangkan pertempuran yang nekad menentang pelbagai doktrin sosialisme borjuasi kecil, mereka menghasilkan teori dan taktik sosialisme proletariat revolusioner, atau komunisme (Marxsisme). Lihat karya-karya Marx pada masa ini, 1844-1848, dalam Bibliografi. Pada desakan berterusan Kerajaan Prusia, Marx dibuang negari dari Paris pada tahun 1845, sebagai seorang revolusioner bahaya. Dia berpindah ke Brussels. Pada musim bunga tahun 1847, Marx dan Engels menjadi ahli masyarakat propaganda rahsia yang dinamakan Liga Komunis[iv]; mereka mengambil peranan penting dalam Kongres Liga Kedua (London, November 1847), pada saranan mana mereka menghasilkan Communist Manifesto yang diraikan, dan yang muncul pada bulan Februari 1848. Dengan kejelasan dan kebijaksanaan seorang genius, karya ini menggariskan konsep dunia baru, materialisme selari, yang juga memupuk arena kehidupan sosial; dialektik, sebagai doktrin perkembangan yang paling menyeluruh dan mendalam; teori perjuangan jelas dan peranan revolusioner bersejarah-dunia proletariat – iaitu pencipta masyarakat komunis baru.



Semasa letusan Revolusi Februari 1848[v], Marx dibuang negara dari Belgium. Dia kembali ke Paris, di mana, selepas Revolusi Mac[vi], dia berpindah ke Cologne, Jerman, di mana Neue Rheinische Zeitung diterbitkan dari 1hb Jun, 1848 sehingga 19hb Jun, 1849, dengan Marx sebagai penyunting utama. Teori baru tersebut disahkan dengan baik sekali oleh aliran peristiwa-peristiwa revolusioner tahun 1848-1849, sebagaimana ia telah disahkan kemudiannya oleh kesemua gerakan proletariat dan demokratik di negara-negara di seluruh dunia. Pihak revolusi-balasan yang berjaya pertama sekali memulakan kes makhamah menentang Marx (dia didapati tidak bersalah pada 9hb Februari 1849), dan kemudiannya dia dibuang negara dari Jerman (16hb Mei 1849). Pertama sekali, Marx kembali ke Paris, dan sekali lagi dibuang negara selepas demonstrasi pada 13hb Jun, 1849[vii], dan kemudiannya dia berpindah ke London, di mana dia menetap sehingga kematiannya.



Kehidupan dia dalam buangan negara politik merupakan kesusahan yang susah, seperti penyuratan di antara Marx dan Engels (diterbitkan pada tahun 1913) jelasnya menunjukkan. Kemiskinan membebankan dengan berat Marx dan keluarganya; jika ia bukan kerana bantuan kewangan berterusan dan tanpa mengiri diri sendiri oleh Engels, Marx sudah pasti tidak dapat menghabiskan Capital bahkan juga akan dihancurkan oleh keinginan. Lebih-lebih lagi, doktrin-doktrin dan aliran-aliran sosialisme borjuasi kecil yang bermaharajela, dan sosialisme bukan proletariat secara umumnya, memaksa Marx untuk memperjuangan pertempuran berterusan dan tanpa belas kasihan dan kadang-kala untuk menentang serangan-serangan peribadi yang paling ganas dan keji (Herr Vogt[viii]). Marx, yang berdiri dengan luar biasa dari bulatan-bulatan mereka yang dibuang negara, memperkembangkan teori materialis dalam beberapa karya bersejarah (lihat Bibliografi), dengan memberikan dirinya secara umumnya kepada pelajaran ekonomi politik. Marx merevolusikan sains ini (lihat ‘Doktrin Marxsis’ di bawah) dalam karyanya, Contribution to the Critique of Political Economy (1859) dan Capital (Jilid I, 1867).



Kebangkitan semula gerakan-gerakan demokratik pada hujung tahun 1850-an dan pada tahun 1860-an memanggil semula Marx kepada aktiviti politik. Pada tahun 1864 (28hb September), Pertubuhan Pekerja Antarabangsa – Internasional Pertama yang terkenal – diasaskan di London. Marx berada di hati dan jiwa pertubuhan ini, dan merupakan pengarang Kenyataan[ix] pertamanya dan pelbagai resolusi-resolusi, deklarasi-deklarasi dan manifesto-manifesto yang lain. Dalam menyatukan gerakan pekerja dari pelbagai negara, berusaha untuk menyalur pelbagai bentuk sosialis bukan proletariat dan pra-Marxsis (Mazzini, Proudhon, Bakunin, gerakan kesatuan pekerja liberal di Britain, pergolakan Lassallean ke sayap kiri di Jerman, dan sebagainya) ke dalam aktiviti bersama dan dalam menentang teori-teori kesemua kumpulan dan sekolah tersebut, Marx menghasilkan taktik seragam bagi perjuangan proletariat oleh kelas pekerja di pelbagai negara itu. Berikutan penumbangan Komun Paris (1871) – bagi mana Marx memberikan kajian baik sekali, jelas, bijaksana, mantap dan revolusioner (The Civil War in France, 1871) – dan jurang yang disebabkan oleh Bakunin dalam Internasional, pertubuhan tersebut tidak lagi dapat wujud di Eropah. Selepas Kongres Internasional di Hague (1872), Marx menyarankan pemindahan Majlis Umum Internasional ke New York. Internasional Pertama telah memainkan peranan bersejarahnya, dan kini membuka jalan bagi zaman perkembangan gerakan pekerja yang lebih pesat di kesemua negara di dunia, zaman yang melihat gerakan tersebut membesar dalam pandangan, dan parti-parti kelas pekerja sosialis jelata di negara-negara individu dibentukkan.



Kesihatan Marx dilemahkan oleh usaha gigihnya dalam Internasional dan kerjaya teori yang lebih tekun. Dia meneruskan usaha untuk mengubahsuai ekonomi politik dan selepas penghabisan Capital, bagi mana dia mengumpul bahan-bahan baru dan mengkaji beberapa bahasa baru (Bahasa Rusia, misalnya). Namun demikian, kemerosotan kesihatan menghalang dia menghabiskan sepenuhnya Capital.



Isterinya meninggal dunia pada 2hb Disember, 1881, dan pada 14hb Mac, 1883, Marx meninggal dunia dengan damai pada kerusinya. Dia dikuburkan di sisi isterinya di Kuburan Highgate di London. Daripada anak-anak Marx, beberapa meninggal dunia pada usia muda di London, apabila keluarga mereka sedang hidup dalam keadaan melarat. Tiga anak perempuan mengahwini sosialis Inggeris dan Perancis: Eleanor Aveling, Laura Lafargue dan Jenny Longuet. Anak Jenny Longuet adalah ahli Parti Sosialis Perancis.





DOKTRIN MARXSIS



Marxsisme adalah sistem pandangan dan ajaran Marx. Marx merupakan seorang genius yang meneruskan dan mengukuhkan tiga aliran ideologi utama dari abad kesembilan-belas, seperti yang diwakili oleh tiga negara manusia yang paling maju: falsafah Jerman klasik, ekonomi politik Inggeris klasik, dan sosialisme Perancis bergabung dengan doktrin-doktrin revolusioner Perancis secara umum. Diakui malah oleh pihak penentangnya, kedalaman dan ketekunan menakjubkan pandangan Marx, yang keseluruhannya mewakili materialisme moden dan sosialisme saintifik moden, sebagai teori dan rancangan gerakan kelas pekerja di kesemua negara bertamadun di dunia, menjadikannya kemestian bagi kami memberikan garis panduan ringkas mengenai konsep dunia belum secara umum, sebelum memberikan penjelasan mengenai isi kandungan utama Marxsisme, iaitu, doktrin ekonomi Marx.





Falsafah Materialisme



Bermula dengan tahun-tahun 1844-1845, apabila pandangan-pandangannya mengambil bentuk, Marx merupakan seorang materalis dan khususnya pengikut Ludwig Feuerbach, yang kelemahan-kelemahannya Marx kemudiannya melihat hanya dalam konsep materialisme-nya yang tidak cukup mantap dan mendalam. Bagi Marx, kepentingan bersejarah dan “pembuat zaman” Feuerbach terletak dalam pemisahan dengan idealisme Hegel dan dalam laungan materialisme, yang sudah “pada abad kelapan-belas, terutamanya materialisme Perancis, bukan sahaja merupakan perjuangan menentang pertubuhan-pertubuhan politik dan menentang… agama dan teologi, tetapi juga… menentang segala metafizik” (dari segi “spekulasi mabuk” seperti yang berbeza daripada “falsafah sedar”). (The Holy Family dalam Literarischer Nachlas). “Bagi Hegel…” Marx menulis, “proses pemikiran, yang, di bawah nama ‘Idea’, dia mengubah menjadi subjek bebas, adalah demiurgos (pencipta, pewujud) dunia sebenar… Dengan saya, sebaliknya, yang sempurna adalah tidak lain daripada dunia materialis dicerminkan oleh minda manusia, dan diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk pemikiran” (Capital, Jilid I, Kata Pengantar kepada Edisi Kedua). Dalam aliran yang sama sepenuhnya dengan falsafah materialis Marx ini, dan mengukuhkannya, Frederick Engels menulis dalam Anti-Dühring (dibaca olh Marx dalam manuskrip): “Perpaduan dunia tidak terdiri dalam kewujudkan dunia… Perpaduan sebenat dunia terdiri dalam sifat materialis-nya, dan ini dibuktikan… oleh perkembangan falsafah dan sains semulajadi yang lama dan letih…”. “Gerakan adalah cara kewujudan jisim. Tidak pernah di mana-mana terdapatnya jisim tanpa gerakan, atau gerakan tanpa jisim, dan ia tidak dapat berlaku sebegitu… Tetapi jika… persoalan diutarakan: apakah pemikiran dan kesedaran sebenarnya, dan ia datangnya dari mana; ia menjadi jelas bahawa ianya adalah hasil otak manusia dan bahawa manusia sendiri adalah hasil Alam, yang telah berkembang dalam dan dengan alam semulajadinya; maka, ia adalah jelas bahawa hasil-hasil otak manusia, dalam kajian terakhir sebagai hasil-hasil Alam, tidak bercanggah dengan hubungan-hubungan Alam yang lain tetapi adalah sejajar dengannya…



“Hegel merupakan seorang idealis, iaitu untuk mengatakan, pemikiran dalam mindanya adalah bagi dia bukannya lebih atau kurang imej-imej abstrak [Abbilder, pertimbangan; Engels kadang-kala mengatakan ‘tekapan’] benda-benda dan proses-proses tulin, tetapi, sebaliknya, benda-benda dan perkembangannya adalah bagi dia hanya imej-imej, dijadikan benar, bagi ‘Idea’ yang wujud di sesuatu tempat atau tempat yang lain sebelum dunia sendiri wujud.” Dalam Ludwig Feuerbach di mana Engels mengutarakan pandangannya sendiri dan pandangan Marx mengenai falsafah Feuerbach, dan yang dihantar kepada pihak pencetak selepas dia telah membaca semula manuskrip lama yang ditulis oleh Marx dan dirinya sendiri pada tahun 1844-1845 mengenai Hegel, Feuerbach dan konsep materialis mengenai sejarah – dia menulis: “Soalan asas besar mengenai segala falsafah, terutamanya falsafah mutakhir, adalah hubungan pemikiran dan kewujudan… jiwa kepada Alam… yang manakah utama, jiwa atau Alam… Jawapan-jawapan yang diberikan oleh ahli-ahli falsafah kepada soalan ini membahagikan mereka ke dalam dua kem besar. Mereka yang mendakwa keutamaan jiwa di bawah Alam dan, maka, dalam peristiwa terakhir, menganggap penciptaan dunia dalam satu bentuk atau bentuk yang lain… membuat perjanjian dengan kem idealisme. Yang lain, yang menganggap Alam sebagai utama, adalah kepunyaan pelbagai sekolah materialisme.” Mana-mana kegunaan lain bagi konsep-konsep idealisme dan materialisme (falsafah) hanya membawa kekeliruan. Marx dengan nyata menolak, bukan sahaja idealisme, yang sentiasa dikaitkan dalam satu cara atau cara yang lain dengan agama, tetapi juga pandangan – yang sangat luas tersebar pada hari kita – Hume dan Kant, agnostikisme, kritikan, dan positifisme dalam bentuk-bentuk yang berlainan; dia menganggap falsafah tersebut sebagai pemberian ‘reaksioner’ kepada idealisme, dan paling baik sekali “cara malu untuk menerima materialisme dengan sulit, sambil menafikannya di hadapan dunia.”[x] Mengenai persoalan ini, lihat, di samping karya-karya oleh Engels dan Marx yang disebutkan di atas, surat yang Marx menulis kepada Engels pada 12hb Disember, 1868, di mana, merujuk kepada kata-kata ahli naturalis Thomas Huxley, yang “lebih bersifat materialistik” daripada biasa, dan sebutannya bahawa “selagi kita melihat dan berfikir, kita tidak dapat melarikan diri daripada materialisme,” Marx mengutuk Huxley keranan membiarkan “lubang terbuka” bagi agnostikisme, bagi Humisme. Ia adalah penting untuk menotakan pandangan Marx mengenai hubungan kebebasan dan kemestian: “Kebebasan adalah penghargaan kemestian. ‘Kemestian adalah buta hanya sejauh mana ia tidak difahami’” (Engels dalam Anti-Dühring). Ini bermakna pengiktirafan perintah hukum-hukum objektif dalam Alam dan perubahan kemestian dialektik menjadi kebebasan (dalam cara yang sama seperti perubahan “benda dalam dirinya sendiri” tidak sedar tetapi dapat dijadikan sedar menjadi “benda bagi kita”, dari “jiwa benda-benda” menjadi “fenomena”). Marx dan Engels menganggap materialisme ‘lama,’ termasuk falsafah Feuerbach (dan materialisme Büchner, Vogt dan Moleschott yang lebih ‘kasar’), mengandungi kelemahan-kelemahan berikut: (1) materialisme ini “secara umumnya adalah mekanikal,” gagal untuk mempertimbangkan kemajuan-kemajuan terbaru dalam kimia dan biologi (pada hari ini, ia perlu ditambah: dan alam teori jisim elektrik); (2) materialisme lama adalah bersifat bukan bersejarah dan bukan dialektik (metafizikal, dan erti anti-dialektik), dan tidak mematuhi dengan berterusan dan mendalam kepada pendirian kemajuan; (3) ia menganggap “inti manusia” dalam abstrak, bukannya sebagai “yang paling rumit” (ditentukan secara kukuh dan bersejarah) daripada “hubungan-hubungan sosial,” dan maka hanya “mengkaji” dunia, manakala ia merupakan persoalan “mengubah” dunia, iaitu, ia tidak memahami kepentingan “aktiviti revolusioner praktis.”





Dialektik



Sebagai doktrin kemajuan yang paling menyeluruh dan mendalam, dan yang paling kaya dalam isi kandungan, dialektik Hegelian dianggap oleh Marx dan Engels sebagai pencapaian terbaik falsafah Jerman klasik. Mereka berpendapat bahawa mana-mana formulasi prinsip mengenai kemajuan, mengenai evolusi, adalah berat sebelah dalam isu kandungan, dan hanya dapat memesongkan dan mencederakan aliran kemajuan sebenar (yang seringkali berlaku dalam lompatan-lompatan, dan melalui malapetaka dan revolusi) dalam Alam dan masyarakat. “Hampir hanya Marx dan saya yang terdapat untuk menyelamatkan dialektik sedar [dari kebinasaan idealisme, termasuk Hegelianisme] dan mengamalkannya dalam konsep Alam materialis… Alam adalah bukti dialektik, dan ia perlu dikatakan bagi sains semulajadi moden bahawa ia telah memberikan bahan-bahan yang sangat kaya [ini ditulis sebelum perjumpaan radium, eletrok, unsur-unsur transmutasi dan sebagainya!] dan seharian bagi ujian ini, dan maka telah membuktikan bahawa dalam kajian terakhir, proses Alam adalah bersifat dialektik dan bukannya metafizikal.”[xi]



“Fikiran asas hebat,” tulis Engels, “bahawa dunia tidak patut difahami sebagai sebuah kompleks benda-benda yang sedia wujud, di mana benda-benda mengandungi tidak kurang daripada imej-imej minda mereka dalam kepala-kepala kita, iaitu konsep-konsep, melalui perubahan tanpa halangan dalam menjadi wujud dan meninggal semula… fikiran asas hebat ini telah, terutamanya pada masa Hegel, memasuki kesedaran biasa dengan begitu menyeluruh sehingga dalam sifat umum ini ia jarang sekali dibantah. Tetapi untuk mengakui fikiran asas ini dalam kata-kata dan untuk mengamalkannya dalam realiti dengan terperinci pada setiap arena kajian adalah dua perihal yang berbeza… Bagi falsafah dialektik, tidak ada apa-apa yang mutlak, akhir, suci. Ia mendedahkan sifat peralihan semuanya dan dalam semuanya; tidak ada apa-apa yang dapat kekal sebelumnya kecuali proses tanpa halangan menjadi wujud dan meninggal semula, peningkatan tanpa akhirt dari yang rendah ke yang tinggi. Dan falsafah dialektik sendiri hanyalah pencerminan proses ini dalam pemikiran otak.” Maka, menurut Marx, dialektik adalah “sains hukum-hukum gerakan umum, biarpun dunia luaran mahupun pemikiran manusia.”[xii]



Aspek revolusioner dalam falsafah Hegel ini dipupuk dan diperkembangkan oleh Marx. Materialisme dialektik “tidak memerluka apa-apa falsafah berdiri di sains-sains yang lain.” Dari falsafah dahulu, terdapat “sains pemikiran dan logik hukum-rasmi dan dialektik.”[xiii] Dialektik, seperti yang difahami oleh Marx, dan juga secara selari dengan Hegel, melibatkan apa yang kini dinamakan teori pengetahuan, atau epistemologi, yang, juga, perlu menganggap perihal subjeknya secara bersejarah, mengkaji dan mengumumkan punca dan kemajuan pengetahuan, peralihan dari bukan pengetahuan kepada pengetahuan.



Pada masa kita, idea kemajuan, idea evolusi, telah hampir sepenuhnya memasuki kesedaran sosial, hanya dalam cara-cara lain, dan bukannya melalui falsafah Hegelian. Namun, idea ini, seperti yang diterajui oleh Marx dan Engels pada dasar falsafah Hegel, adalah lebih mendalam dan jauh lebih kaya dalam kandungan daripada aliran idea evolusi mutakhir. Sesuatu kemajuan yang mengulang, seperti itu, tahap-tahap yang sudah berlalu, tetapi mengulanginya dalam cara yang berlainan, pada dasar yang lebih tinggi (“penafian terhadap penafian”), sesuatu kemajuan, untuk mengatakannya, yang berlaku dalam pusaran, bukannya mengikut garis lurus; “jurang dalam penerusan”; perubahan kuantiti menjadi kualiti; naluri-naluri dalaman menuju kemajuan, dihadiahkan oleh percanggahan dan konflik pelbagai kuasa dan aliran bertindak pada badan tertentu, atau di dalam fenomena tertentu, atau dalam masyarakat tertentu; saling pergantungan dan hubungan paling rapat dan tidak dapat dileburkan di antara kesemua aspek dari mana-mana fenomena (sejarah sentiasa mendedahkan aspek-aspek baru), hubungan yang memberikan proses gerakan seragam, dan abadi, proses yang mengikut hukum-hukum tertentu – inilah beberapa aspek dialektik sebagai doktrin kemajuan yang lebih kaya daripada doktrin biasa. (rujuk kepada surat Marx kepada Engels pada 8hb Januari, 1868, di mana dia mengutuk “trikotomi-trikotomi kayu” Stein, yang memang gila untuk mengelirukan dengan dialektik materialis.)





Konsep Sejarah Materialis



Kesedaran mengenai sifat tidak berterusan, tidak sempurna, dan berat sebelah materialisme lama meyakinan Marx mengenai keperluan “membawa sains masyarakat… ke dalam perpaduan dengan dasar materialis, dan membinanya semula selepas itu.”[xiv] Oleh kerana materialisme secara umumnya menjelaskan kesedaran sebagai hasil kewujudan, dan bukan sebaliknya, maka materialisme diamalkan kepada kehidupan sosial umat manusia perlu menjelaskan kesedaran sosial sebagai hasil kewujudan sosial. “Teknologi,” menulis Marx (Capital, Jilid I) “mendedahkan cara manusia menangani Alam, dengan proses pengeluaran serta-merta melalui mana dia mengekalkan kehidupannya, dan dengan itu juga mendedahkan cara pembentukan hubungan-hubungan sosialnya, dan konsep-konsep mental yang mengalir daripadanya.” Dalam keterangan kepada Contribution to the Critque of Political Economy, Marx memberikan keterangan penting mengenai prinsip-prinsip materialisme yang diamalkan kepada masyarakat manusia dan sejarahnya, dalam kata-kata yang berikut:



“Dalam pengeluaran sosial kehidupan mereka, manusia memasuki hubungan tetap yang tidak dapat diketepikan dan saling bergantung pada hasrat mereka, hubungan pengeluaran yang sejajar dengan tahap kemajuan kuasa-kuasa produktif materialis mereka.



“Jumlah hubungan-hubungan pengeluaran ini merupakan struktur ekonomi masyarakat, dasar sebenar, pada mana bangkitnya mahastruktur perundangan dan politik dan kepada mana terdapatnya bentuk-bentuk kesedaran sosial tetap. Cara pengeluaran kehidupan materialis menetapkan proses kehidupan sosial, politik dan intelek secara umum. Ia bukannya kesedaran manusia yang menentukan kewujudan mereka, tetapi, sebaliknya, kewujudan sosial mereka yang menentukan kesedaran mereka. Pada sesuatu tahap kemajuan, kuasa-kuasa pengeluaran materialis masyarakat memasuki percanggahan dengan hubungan-hubungan pengeluaran yang sedia ada, atau – apa yang merupakan perluahan perundangan bagi perkara yang sama – dengan hubungan-hubungan harta yang telah berfungsi sehingga itu. Dari bentuk-bentuk kemajuan kuasa-kuasa pengeluaran, hubungan-hubungan ini berubah menjadi belenggu mereka. Kemudian bermulalah zaman revolusi sosial. Dengan perubahan dasar ekonomi, seluruh mahastruktur besar lebih kurang diubah dengan pesat. Dalam mempertimbangkan perubahan-perubahan seperti itu, perbezaan mesti sentiasa dibuat di antara perubahan materialis keadaan-keadaan pengeluaran ekonomi, yang dapat ditentukan dengan terperinci oleh sains semulajadi, dan bentuk-bentuk perundangan, politik, keagamaan, keindahan atau falsafah – pendek kata, bentuk-bentuk ideologi di mana manusia menjadi sedar akan konflik ini dan memperjuangkannya.



“Sebagaimana pendapat kami mengenai seseorang individu tidak didasarkan pada apa yang dia berfikir mengenai dirina, maka kita tidak dapat menghakim zaman perubahan seperti itu melalui kesedarannya sendiri; sebaliknya, kesedaran ini perlu dihuraikan dari segi percanggahan-percanggahan kehidupan materialis, dari konflik yang sedia wujud di antara kuasa-kuasa pengeluaran sosial dan hubungan-hubungan pengeluaran… Dalam garisan panduan umum, cara-cara pengeluaran Asiatik, kuno, feudal, dan borjuasi moden dapat dihuraikan sebagai zaman-zaman progresif dalam pembentukkan ekonomi masyarakat” (rujuk kepada formulasi pendek Marx dalam surat kepada Engels bertarikh 7hb Julai, 1866: “Teori kami adalah bahawa pengaturan tenaga pekerja adalah ditentukan oleh cara-cara pengeluaran”).



Perjumpaan konsep sejarah materialis, atau lebih tepat lagi, penerusan dan perluasan berterusan materialisme ke dalam arena fenomena sosial, menghapuskan dua kelemahan utama dalam dua teori sejarah awal. Dalam tempat pertama, teori sejarah awal itu hanya mengkaji motif-motif ideologi dalam aktiviti-aktiviti bersejarah umat manusia, tanpa mengkaji punca motif-motif tersebut, atau menentukan hukum-hukum objektif yang memerintah perkembangan sistem hubungan sosial, atau melihat akar hubungan-hubungan ini dalam tahap perkembangan yang dicapai oleh pengeluaran materialis; dalam tempat kedua, teori-teori yang lebih awal tidak memeluk aktiviti-aktiviti rakyat jelata, manakala materialisme bersejarah memungkinkan buat kali pertama untuk mengkaji, dengan ketepatan saintifik, hubungan-hubungan sosial kehidupan rakyat, dan perubahan-perubahan dalam keadaan-keadaan tersebut. Pada tahap paling baik, ‘sosiologi’ dan tawarikh pra-Marxsis membawa ke hadapan akumulasi fakta-fakta mentah, mengumpul dengan tidak tentu, dan sesuatu penjelasan mengenai aspek-aspek proses sejarah individu. Dengan mengkaji seluruh aliran-aliran yang bercanggah, dengan mengurangkannya kepada keadaan-keadaan kehidupan dan pengeluaran pelbagai kelas masyarakat yang dapat ditentukan dengan terperinci, dengan mengetepikan subjektifisme dan rambang dalam pemilihan idea ‘bermaharaja’ tertentu atau dalam penjelasannya, dan dengan mendedahkan bahawa, tanpa pengecualian, kesemua idea dan segala aliran berpunca dari keadaan-keadaan kuasa-kuasa pengeluaran materialis, Marxsisme menandakan jalan menuju akjian menyeluruh dan mendalam mengenai proses kebangkitan, kemajuan dan kemerosotan sistem-sistem sosio-ekonomi. Orang ramai membuat sejarah mereka sendiri, tetapi apakah yang menentukan motif-motif orang, rakyat jelata, iaitu, apakah membangkitkan pertempuran idea-idea dan perjuangan-perjuangan yang bercanggah? Apakah jumlah pertempuran-pertempuran ini dalam masyarakat-masyarakat manusia? Apakah keadaan-keadaan objektif pengeluaran kehidupan materialis yang membentukkan dasar bagi segala aktiviti bersejarah manusia? Apakah hukum kemajuan bagi keadaan-keadaan ini? Kepada semua ini, Marx menarik perhatian dan menentukan jalan menuju kajian sejarah secara saintifik sebagai proses tunggal yang, dengan kepelbagaian dan percanggahan yang luarbiasa, diperintah oleh hukum-hukum tetap.





Perjuangan Kelas



Ia adalah pengetahuan umum bahawa, dalam mana-mana masyarakat, perjuangan beberapa ahlinya bercanggah dengan perjuangan orang lain, bahawa kehidupan sosial adalah penuh dengan percanggahan, dan bahawa sejarah mendedahkan sesuatu perjuangan di antara negara-negara dan masyarakat-masyarakat, serta di dalam negara-negara dan masyarakat-masyarakat, dan selain itu, saling penggantian zaman revolusi dan reaksi, kedamaian dan peperangan, kebantutan dan kemajuan pesat atau kemunduran. Marxsisme telah memberikan panduan, iaitu, teori perjuangan kelas, untuk perjumpaan hukum-hukum yang memerintah keadaan yang seolah-olah mengelirukan dan bersifat huru-hara. Ia hanyalah kajian jumlah perjuangan kesemua ahli sesebuah masyarakat atau kumpulan masyarakat-masyarakat yang dapat membawa penghuraian saintifik mengenai hasil perjuangan-perjuangan tersebut. Perjuangan-perjuangan yang bercanggah berpunca dari perbezaan dalam kedudukan dan cara kehidupan kelas-kelas ke dalam mana masyarakat dibahagikan. “Sejarah kesemua masyarakat yang sedia ada adalah sejarah perjuangan kelas,” Marx menulis dalam Communist Manifesto (dengan pengecualian sejarah masyarakat kuno, Engels kemudiannya menambah). “Orang bebas dan hamba, bangsawan dan golongan bawahan, tuan dan serf, ahli tukang dan pembantu tukang, pendek kata, penindas dan yang tertindas, sentiasa berdiri dalam tentangan di antara satu sama lain, mengusahakan pertempuran yang berterusan, kadang-kala disembunyikan, kadang-kala diperjuangkan secara terbuka, sesuatu pertempuran yang berakhir setiap kali antara dalam penyusunan semula masyarakat secara berevolusi, atau dalam kehancuran bersama-sama kelas-kelas yang saling berjuang… Masyarakat borjuasi moden yang telah bertunas dari kebinasaan masyarakat feudal belum membasmikan penentangan-penentangan kelas. Ia hanya telah mendirikan kelas-kelas baru, keadaan-keadaan penindasan baru, bentuk-bentuk perjuangan baru yang menggantikan bentuk-bentuk lama. Namun, zaman kita, iaitu zaman borjuasi, menunjukkan sifat yang istimewa berikut: ia telah meringkaskan penentangan-penentangan kelas. Masyarakat secara keseluruhan semakin bercerai ke dalam dua kem bermusuhan besar, ke dalam dua kelas besar yang berhadapan dengan satu sama lain: Borjuasi dan Proletariat.” Sejak Revolusi Perancis Besar, sejarah Eropah telah, di beberapa negara, mendedahkan apa yang sebenarnya terletak di bawah peristiwa-peristiwa – perjuangan-perjuangan kelas. Zaman Pemulihan[xv] di Perancis sudah mengeluarkan beberapa ahli sejarah (Thierry, Guizot, Mignet dan Thiers) yang, dalam menyimpulkan apa yang berlaku, didesak untuk mengaku bahawa perjuangan kelas merupakan kunci kepada segala sejarah Perancis. Zaman moden – iaitu zaman kejayaan sepenuhnya borjuasi, pertubuhan-pertubuhan perwakilan, hak mengundi luas (jika bukan mutlak), akhbar harian murah, yang disebarkan dengan luas di kalangan rakyat, dan sebagainya, sesuatu zaman kesatuan-kesatuan pekerja dan kesatuan-kesatuan pihak majikan yang berkuasa dan semakin menyebar, dan sebagainya – telah menunjukkan dengan lebih menakjubkan (walaupun kadangkala dalam bentuk yang sangat berat sebelah, ‘damai’ dan ‘perlembagaan’) sebagai tenaga penggerak peristiwa-peristiwa. Petikan berikat dari Manisfesto Komunis oleh Marx akan menunjukkan kepada kita apa yang Marx menuntut dari sains sosial berkenaan dengan kajian objektif ke atas kedudukan setiap kelas dalam masyarakat moden, dengan rujukan kepada kajian setiap kelas dalam keadaan-keadaan kemajuan: “Di antara kesemua kelas yang berhadapan dengan borjuasi pada hari ini, hanya proletariatlah yang benar-benar sebuah kelas revolusioner. Kelas-kelas yang lain mereput dan akhirnya lesap apabila berhadapan dengan Industri Moden; proletariat ada hasilnya yang khas dan mustahak. Kelas menengah bawahan, usahawan kecil, pekedai, tukang, petani, kesemua mereka berjuang menentang borjuasi, untuk menyelamatkan kewujudan mereka sebagai bahagian kelas menengah daripada kepupusan. Oleh kerana ini, mereka bukanlah bersifat revolusioner, tetapi konservatif. Lebih-lebih lagi, mereka bersifat menentang kemajuan, kerana mereka mencuba memutar balik roda sejarah. Jika secara kebetulan mereka bersifat revolusioner, mereka hanyalah sedemikian akibat pemindahan mereka ke proletariat yang semakin mendekati, maka mereka bukanya mempertahankan masa sekarang mereka, tetapi kepentingan-kepentingan masa depan mereka, iaitu mereka meninggalkan pendirian mereka sendiri untuk menempatkan diri mereka pada pendirian proletariat.” Dalam beberapa karya bersejarah (lihat Bibiliografi), Marx memberikan contoh-contoh hebat bagi sejarah materialis, dan kajian mengenai kedudukan setiap kelas individu, dan kadang-kala bagi kumpulan-kumpulan yang berlainan atau lapisan dalam sesebuah kelas, menunjukkan dengan jelas mengapa dan bagaimana “setiap perjuangan kelas adalah perjuangan politik.”[xvi] Petikan di atas adalah gambaran mengenai rangkaian rumit hubungan-hubungan sosail dan tahap-tahap peralihan dari satu kelas ke kelas yang lain, dari masa yang lalu ke masa depan, dikaji oleh Marx untuk menentukan perkembangan bersejarah yang dihasilkan daripadanya.



Doktrin ekonomi Marx adalah pengesahan dan pengalaman teori ini yang paling mendalam, menyeluruh dan terperinci.





DOKTRIN EKONOMI MARX



“Ia adalah matlamat terakhir karya ini untuk mendedahkan hukum gerakan ekonomi bagi masyarakat moden,” iaitu, masyarakat kapitalis borjuasi, kata Marx dalam keterangan kepada Capital. Sesuatu kajian ke dalam hubungan-hubungan pengeluaran dalam sesuatu masyarakat yang dihurai secara sejarah, dalam pengasasan, perkembangan dan kemerosotan – begitulaj kandungan doktrin ekonomi Marx. Dalam masyarakat kapitalis, pengeluaran komoditi-komoditi adalah bermaharaja, dan maka kajian Marx bermula dengan kajian komoditi.





Nilai



Sesuatu komoditi adalah, di tempat pertama, sesuatu benda yang memenuhi sesuatu keperluan manusia; di tempat kedua, ia adalah sesuatu benda yang dapat ditukar untuk benda lain. Kegunaan sesuatu benda itu menjadikannya sesuatu nilai kegunaan.[xvii] Nilai pertukaran (atau dengan pendek, nilai) adalah pertama sekali nisbah, perbandingan, di mana sesuatu bilangan nilai kegunaan dari satu jenis dapat ditukar untuk sesuatu bilangan nilai kegunaan yang berlainan jenis. Pengalaman seharian menjukkan kepada kita bahawa berjuta-juta pertukaran seperti itu sedang menyamakan dengan satu sama lain setiap jenis nilai kegunaan, malah yang paling berbeza dan tidak dapat dibandingkan. Jadi, apakah persamaan di antara benda-benda yang berbeza ini, benda-benda yang sentiasa disamakan dengan satu sama lain dalam sistem hubungan-hubungan sosial tetap? Ciri sama mereka adalah bahawa mereka merupakan hasil-hasil tenaga pekerja. Dalam menukarkan barangan, orang menyamakan jenis tenaga pekerja yang paling berbeza. Pengeluaran komoditi-komoditi adalah sistem hubungan sosial di mana pengeluar-pengeluar individu menghasil barangan berbeza (pembahagian tenaga pekerja secara sosial), dan di mana kesemua barangan ini disamakan dengan satu sama lain dalam proses pertukaran. Akibatnya, apa yang sama kepada ksemua komoditi bukanlah tenaga pekerja kukuh dari sesuatu cabang pengeluaran, bukannya sesuatu jenis tenaga pekerja, tetapi tenaga pekerja manusia abstrak – tenaga pekerja secara umum. Kesemua kuasa tenaga pekerja dalam sesuatu masyarakat, seperti yang diwakili dalam jumlah nilai-nilai kesemua komoditi, adalah satu dan sama dengan kuasa tenaga pekerja manusia. Beribu-ribu juta aksi pertukuran membuktikan ini. Akibatnya, setiap komoditi tertentu mewakili hanya sebahagian daripada masa tenaga pekerja yang diperlukan secara sosial.[xviii] Magnitud nilai adalah ditentukan oleh jumlah tenaga pekerja yang diperlukan secara sosial, atay melalui masa tenaga pekerja yang diperlukan secara sosial untuk pengeluaran sesuatu komoditi tertentu, untuk nilai kegunaan tertentu. “Pada bila-bila masa, melalui sesuatu pertukaran, kita menyamakan, sebagai nilai-nilai, barangan berbeza kita, dengan tindakan itu, kita juga menyamakan, sebagai tenaga pekerja, jenis-jenis tenaga pekerja berbeza yang digunakan untuknya. Kita tidak menyedari ini, namun demikian, kita melakukannya.”[xix] Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli ekonomi awal, nilai adalah hubungan di antara dua orang; hanya, dia patut menambahkan: sesuatu hubungan yang disembunyikan di bawah pembalut materialis. Kita dapat memahami apakah itu nilai hanya apabila kita mempertimbangkannya daripada pendirian sebuah sistem hubungan-hubungan pengeluaran sosial dalam sesuatu masyarakat jenis bersejarah, lebih-lebih lagi, hubungan-hubungan yang mendedahkan dirinya dalam fenomena pertukaran yang luas, fenomena yang mengulangi dirinya beribu-ribu kali. “Sebagai nilai, kesemya komoditi hanyalah jisim masa tenaga pekerja mengental.”[xx] Selepas membuat kajian terperinci mengenai sifat berlapis-dua tenaga pekerja yang terkandung dalam komoditi-komoditi, Marx kemudiannya mengkaji bentuk nilai dan duit. Di sini, tugas utama Marx adalah untuk mengkaji punca-punca bentuk nilai dalam duit, untuk mengkaji proses bersejarah perkembangan pertukaran, bermula dengan tindakan-tindakan pertukuran individu dan berkait (“bentuk nilai yang asas atau kebetulan,” di mana sesuatu kuantiti komoditi adalah ditukar bagi sesuatu kuantiti komoditi yang lain), dan kemudiannya bentuk nilai yang abadi, di mana beberapa komoditi yang berbeza ditukar untuk komoditi tertentu yang adalah satu dan sama, dan berkahir dengan bentuk nilai dalam duit, apabila emas menjadi komoditi tertentu itu, kesamaan abadi. Sebagai hasil tertinggi perkembangan pertukaran dan pengeluaran komoditi, duit menopengkan, menyembunyikan, sifat sosial segala tenaga pekerja individu, hubunagn sosial di antara pengeluar-pengeluar individu yang disatukan oleh pasaran. Marx mengkaji pelbagai fungsi duit dengan sangat terperinci; ia adalah penting untuk menotakan di sini khususnya (seperti dalam bab-bab pembukaan Capital secara umum) bahawa apa yang kelihatan seperti abstrak dan pada masa-masa tertentu cara pengkajian deduktif, dalam realiti menangani pengumpulan gergasi bahan-bahan fakta mengenai sejarah perkembangan pertukuran dan pengeluaran komoditi. “Jika kita mempertimbangkan duit, kewujudannya menyifatkan tahap tertentu dalam pertukaran komoditi-komoditi. Fungsi-fungsi tertentu duit yang ia melakukan, antara sebagai persamaan komoditi-komoditi, atau sebagai cara penyaluran, atau sebagai cara pembayaran, sebagai penyorok atau sebagai duit abadi, menunjukkan, menurut berat luas dan relatif satu fungsi atau fungsi yang lain, tahap-tahap berbeza dalam proses pengeluaran sosial” (Capital, Jilid I).





Nilai Lebih



Pada tahap tertentu dalam perkembangan pengeluaran komoditi, duit diubahkan menjadi kapital. Formula untuk pengeluaran komoditi merupakan K-D-K (komoditi-duit-komoditi), iaitu, penjualan satu komoditi untuk sebab pembelian komoditi yang lain. Formula umum kapital, sebaliknya, adalah D-K-D, iaitu, pembelian demi sebab penjualan (dengan keuntungan). Peningkatan ke atas nilai asas duit yang dimasukkan ke dalam edaran dinamakan oleh Marx sebagai nilai lebih. Fakta ‘pertumbuhan’ duit dalam edaran kapitalis adalah pengetahuan umum. Sememangnya, ia adalah ‘pertumbuhan’ ini yang mengubahkan duit menjadi kapital, sebagai hubungan pengeluaran sosial yang khas dan ditentukan oleh sejarah. Nilai lebih tidak dapat bangkit dari edaran komoditi, keranan edaran komoditi hanya mengenali pertukaran benda-benda yang sama nilai; ia juga tidak dapat bangkit dari peningkatan harga, kerana kerugian dan keuntungan bersama pembeli dan penjual akan menyamaratakan satu sama lain, manakala apa yang kita mempunyai di sini bukanlah fenomena individu tetapi fenomena umum, purata dan sosial. Untuk mendapat nilai lebih, pemilik duit “mesti… mencari… dalam pasaran, sebuah komoditi, yang nilai kegunaannya memiliki perihal khas sebagai punca nilai”[xxi] – sesuatu komoditi yang proses penggunaannya adalah pada masa yang sama sesuatu proses pewujudan nilai. Komoditi seperti itu sememangnya wujud – kuasa tenaga pekerja manusia. Penggunaannya adalah tenaga pekerja, dan tenaga pekerja menciptakannilai. Pemilik duit membeli tenaga pekerja pada nilainya, yang, seperti nilai setiap komoditi yang lain, ditentukan oleh masa tenaga pekerja yang diperlukan secara sosial bagi pengeluarannya (iaitu, kos membiayai pekerja dan keluarganya). Setelah membeli tenaga pekerja, pemilik tenaga berhak menggunakannya, iaitu, untuk menggunakannya sepanjang hari – dua jam, biarlah kita katakan. Namun, dalam aliran enam jam (masa tenaga pekerja yang ‘diperlukan’), para pekerja mencipta hasil untuk meliputi kos pembiayaannya; dalam aliran enam jam seterusnya (mana tenaga pekerja ‘lebihan’), dia menciptakan hasil ‘lebih’, atau nilai lebih, bagi manapihak kapitalis tidak membayar. Maka, dari pendirian proses pengeluaran, dua bahagian mesti dibezakan dalam kapital: kapital berterusan, yang digunakan untuk cara-cara pengeluaran (jentera, peralatan, bahan-bahan mentah dan sebagainya), di mana nilainya, tanpa mana-mana perubahan, dipindahkan (secara keseluruhan atau secara bahagian demi bahagian) kepada barangan habis; kedua, kapital berubah, yang digunakan untuk kuasa tenaga pekerja. Nilai kapital terakhir ini bukannya tidak dapat dibuah, tetapi bertumbuh dengan proses tenaga pekerja, menciptakan nilai lebih. Maka, untuk meluahkan tahap pengeksploitasian kapital ke atas tenaga pekerja, nilai lebih perlu dibandingkan, bukannya dengan seluruh kapital dengan hanya dengan kapital berubah. Maka, dalam contoh yang diberikan, kadar nilai lebih, seperti nisbah ini dinamakan oleh Marx, adalah 6 : 6, iaitu 100 peratus.



Terdapat dua syarat bersejarah bagi kebangkitan kapital: pertama, akumulasi jumlah-jumlah duit tertentu dalam tangan individu-individu di bawah keadaan-keadaan tahap, secara relatif, perkembangan pengeluaran komoditi yang tinggi secara umum; kedua, kewujudan seorang pekerja yang adalah ‘bebas’ dalam dua segi: bebas dari penghadan atau pembatasan ke atas penjualan tenaga pekerjanya, dana bebas dari tanah dan segala cara pengeluaran secara umum, seorang pekerja yang bebas dan tidak dibelenggu, seorang ‘proletariat’ yang tidak dapat hidup tanpa tidak menjual tenaga pekerjanya.



Terdapat dua cara utama untuk meningkatkan nilai lebih: memanjangkan hari bekerja (‘nilai lebih mutlak’, dan dengan mengurangkan hari bekerja yang diperlukan (‘nilai lebih relatif’). Dalam mengkaji yang pertama, Marx memberikan gambaran yang paling baik mengenai perjuangan kelas pekerja untuk hari bekerja yang lebih pendek dan campur tangan oleh pihak kerajaan untuk memanjangka hari bekerja (dari abad keempat-belas sehingga ketujuh-belas) dan untuk mengurangkannya (perundangan kilang pada abad kesembilan-belas). Sejak kemunculan Capital, sejarah gerakan kelas pekerja dalam setiap negara bertamadun di dunia telah memberikan kekayaan fakta-fakta baru yang memperbesarkan gambar ini.



Mengkaji pengeluaran nilai lebih relatif, Marx melihat tiga tahap bersejarah asas dalam peningkatan produktiviti tenaga pekerja di bawah kapitalisme: (1) kerjasama ringkas; (2) pembahagian tenaga pekerja, dan pengeluaran; (3) jentera dan industri berskala besar. Dengan betapa mendalamnya Marx di sini telah mendedahkan ciri-ciri asas dan biasa perkembangan kapitalis adalah ditunjukkan secara kebetulan oleh fakta bahawa kajian-kajian ke dalam industri-industri kraftangan di Rusia memberikan bahan yang mencukupi untuk menggambarkan dua daripada tahap yang disebut. Kesan revolusioner industri jentera berskala besar, seperti yang dihuraikan oleh Marx pada tahun 1867, telah mendedahkan dirinya di beberapa negara ‘baru’ (Rusia, Jepun, dan sebagainya), dalam aliran setengah abad yang telah berlalu sejak itu.



Untuk menyambung. Baru dan terpenting dalam tahap tertinggi adalah kajian Marx mengenai akumulasi kapital, iaitu, perubahan sebahagian nilai lebih menjadi kapital, dan kegunaannya, bukan untuk memenuhi keperluan-keperluan peribadi atau hasrat pihak kapitalis, tetapi untuk pengeluaran baru. Marx mendedahkan kesilapan yang dibuat oleh ahli-ahli ekonomi politik klasik yang lebih awal (bermula dengan Adam Smith), yang menganggap bahawa seluruh nilai lebih yang diubah menjadi kapital digunakan untuk membentukkan kapital berubah. Sebenarnya, ia dibahagikan ke dalam cara-cara pengeluaran dan kapital berubah. Yang sangat penting kepada proses perkembangan kapitalisme dan perubahannya kepada sosialisme adalah pertumbuhan lebih pesat bahagian kapital berterusan (daripada jumlah kapital) berbandingn dengan bahagian kapital berubah.



Dengan mempercepatkan penggantian pekerja oleh jentera dan dengan menciptakan kekayaan di satu sudut dan kemiskinan di sudut yang lain, akumulasi kapital juga membangkitkan apa yang dinamakan “tentera tenaga pekerja simpanan,” “lebihan relatif” pekerja, atau “pengeluaran lebihan kapital,” yang mengambil pelbagai bentuk dan membolehkan kapital untuk meluaskan pengeluaran dengan sangat laju. Seiringan dengan kemudahan-kemudahan kredit dan akumulasi kapital dalam bentuk cara-cara pengeluaran, ini secara kebetulan adalah kunci kepada pemahaman krisis-krisis pengeluaran lebihan yang berlaku secara berkali-kali di negara-negara kapitalis – pada mulanya, pada purata setiap sepuluh tahun, dan kemudiannya pada masa-masa yang lebih lama dan tetap. Dari akumulasi kapital di bawah kapitalisme, kita patut membezakan apa yang dikenali sebagai akumulasi primitif: pemisahan dengan kasar pekerja daripada cara-cara pengeluaran, pengusiran para petai dari tanah, rampasan tanah-tanah komunal, sistem koloni dan perhutangan kebangsaan, cukai kawalan, dan sebagainya. ‘Akumulasi primitif’ menciptakan proletariat ‘bebas’ di satu sudut, dan pemilik duit, iaitu pihak kapitalis, di sudut yang lain.



“Aliran akumulasi kapitalis bersejarah” adalah dihuraikan oleh Marx dalam kata-kata terkenal berikut: “Pengeksploitasian pengeluar-pengeluar adalah dicapai dengan kerosakan tanpa maaf, dan di bawah naluri keghairahan yang paling terkenal, paling keji, paling memalukan, paling membencikan lagi kejam. Harta swasta yang dicapai [oleh para petani dan tukang kraf], yang didasarkan, untuk mengatakan, pada gabungan di antara pekerja individu terpulau dan bebas dengan keadaan-keadaan bekerjanya, adalah digantikan oleh harta swasta kapitalistik, yang berehat pada pengeksploitasian tenaga pekerja lain yang sepatutnya bebas… Itu yang kini dieksploitasi bukanlah pekerja yang bekerja untuk dirinya, tetapi pihak kapitalis mengeksploitasi ramai pekerja. Pengeksploitasian ini dicapai melalui tindakan hukum-hukum abadi pengeluaran kapitalistik sendiri, dengan pemusatan kapital. Seorang kapitalis sendiri membunuh ramai lagi. Sejajar dengan pemusatan ini, atau pengeksploitasian ramai kapitalis oleh beberapa kapitalis, berkembangnya, pada skala yang sentiasa meluaskan diri, pengamalan teknikal sains dengan sedar, pertanian tersusun tanah, perubahan peralatan bekerja menjadi peralatan bekerja yang hanya dapat digunakan bersama, pengekonomian segala cara-cara pengeluaran melalui penggunaannya sebagai cara-cara pengeluaran tenaga pekerja yang digabungkan dan disosialisasikan, perikatan kesemua orang di dalam jaring pasaran dunia, dan dengan ini, sifat antarabangsa rejim kapitalistik. Bersamaan dengan jumlah orang kaya kapital yang sentiasa berkurangan, yang menyalahgunakan dan memonopolikan kesemua kebaikan proses perubahan ini, bertumbuhnya kemelaratan luas, penindasan, penghambaan, kebinasaan, pengeksploitasian; tetapi dengan ini juga bertumbuhnya pemberontakan kelas pekerja, sebuah kelas yang sentiasa meningkat dalam jumlah, dan berdisiplin, bersatu, teratur oleh mekanisme proses pengeluaran kapital yang sama. Monopoli kapital menjadi belenggu pada cara pengeluaran, yang telah bercendawan dan berbunga bersama dengannya, dan di bawahnya. Pemusatan cara-cara pengeluaran dan sosialisasi tenaga pekerja akhirnya mencapai tahap di mana ianya bercanggah dengan kulit luar kapitalis. Kulit ini dikoyakkan sepenuhnya. Bunyi loceng kematian harta swasta kapitalis dapat didengar. Pihak pengeksploitasi adalah dieksploitasikan” (Capital, Jilid I).



Yang baru dan penting pada tahap tertinggi adalah kajian yang Marx memberikan, dalam Jilid Dua Capital, mengenai pengeluaran semula kapital sosial keseluruhan. Di sini, juga, Marx menangani, bukannya dengan fenomena individu tetapi dengan fenomena luas; bukannya dengan sebahagian kecil ekonomi masyarakat, tetapi dengan ekonomi secara menyeluruh. Membetulkan kesilapan yang disebutkan di atas oleh ahli-ahli ekonomi klasik, Marx membahagian seluruh pengeluaran sosial menjadi dua bahagian besar: (I) pengeluaran cara-cara pengeluaran, dan (II) pengeluaran barangan kegunaan, dan menkaji secara terperinci, dengan contoh-contoh perangkaan, edaran kapital sosial keseluruhan – apabila dihasilkan semula dalam dimensi asalnya dan juga dalam kes akumulasi. Jilid Tiga Capital menyelesaikan masalah bagaimana kadar keuntungan purata dibentukkan pada dasar hukum nilai. Langkah besar ke hadapan yang diambil oleh sains ekonomi oleh usaha Marx terdiri daripada dia melakukan sesuatu kajian, dari pendirian fenomena ekonomi luas, ekonomi sosial secara keseluruhan, bukannya dari pendirian kes-kes individu atau aspek-aspek persaingan luaran dan tidak penting, kepada mana ekonomi politik kasar dan “teori kegunaan sampingan”[xxii] moden seringkali menghadkan diri mereka. Marx pertama sekali mengkaji punca nilai lebih, dan kemudiannya mempertimbangkan pembahagiannya menjadi keuntungan, tarikan, dan sewa tanah. Keuntungan adalah nisbah di antara nilai lebih dan jumlah kapital yang dilaburkan dalam sesuatu usaha. Kapital dengan “kandungan organik tinggi” (iaitu, dengan kelebihan kapital berterusan ke atas kapital berubah yang melebihi purata sosial) memulangkan kadar keuntungan di bawah purata; kapital dengan “kandungan organik rendah” memulangkan kadar keuntungan di atas purata. Persaingan di kalangan pihak kapitalis, dan kebebasan mereka untuk memindahkan kapital mereka dari satu cabang ke cabang yang lain, akan dalam kedua-dua kes tersebut mengurangkan kadar keuntungan kepada purata. Jumlah keseluruhan nilai-nilai kesemua komoditi dalam sesebuah masyarakat adalah sejajar dengan jumlah keseluruhan harga-harga komoditi, tetapi, dalam usaha-usaha individu dan cabang-cabang pengeluaran, sebagai hasil daripada persaingan, komoditi-komoditi dijual, bukan pada nilainya tetapi pada harga bagi pengeluaran (atau harga pengeluaran), yang adalah sama dengan kapital yang dimasukkan ditambahkan dengan keuntungan purata.



Dalam cara ini, fakta terkenal dan tidak dapat dinafikan mengenai pemisahan di antara harga dan nilai dan proses persamaan keuntungan dijelaskan sepenuhnya oleh Marx pada dasar hukum nilai, kerana jumlah keseluruhan nilai-nilai kesemua komoditi adalah sejajar dengan jumlah keseluruhan harga-harga. Namun demikian, persamaan nilai (sosial) kepada harga-harga (individu) tidak berlaku dengan senang dan ringkas, tetapi dalam cara yang sangar rumit. Ia adalah agak semulajadi bahawa dalam sebuah masyarakat di mana pengeluar-pengeluar adalah terasing daripada komoditi-komoditi, adalah disatukan hanya oleh pasaran, penurutan undang-undang hanya dapat menjadi penjelmaan purata, sosial, jelata, dengan pemesongan individu ke mana-mana arah saling mengganti-rugi satu sama lain.



Peningkatan dalam produktiviti tenaga pekerja menyifatkan pertumbuhan kapital berterusan yang lebih pesat berbanding dengan kapital beruabah. Sejauh mana nilai lebih adalah fungsi kapital berubah sendiri, ia adalah jelas bahawa kadar keuntungan (nisbah nilai lebih kepada seluruh kapital, bukan kepada bahagian berubahnya sendiri) biasanya merosot. Marx membuat kajian terperinci mengenai aliran ini dan mengenai beberapa keadaan yang menyembunyikan atau bercanggah dengannya. Tanpa berehat untuk menangani dengan bahagian-bahagian yang sangat menarik dari Jilid Tiga Capital yang diberikan kepada kapital peminjam wang, kapital komersil dan kapital duit, kita perlu mengkaji bahagian yang paling penting – teori sewa tanah. Oleh kerana kawasan tanah adalah terhad dan, di negara-negara kapitalis, kesemua tanah dipegang oleh pemilik-pemilik swasta individu, harga pengeluaran barangan pertanian adalah ditentukan oleh kos pengeluaran, bukannya pada tanah kualiti purata tetapi pada tanah yang paling buruk; bukan di bawah keadaan-keadaan purata tetapi di bawah keadaan-keadaa yang paling buruk untuk penghantaran barangan ke pasaran. Perbezaan di antara harga ini dan harga pengeluaran pada tanah yang lebih baik (atau dalam keadaan-keadaan yang lebih baik) merupakan sewa perbezaan. Mengkaji ini dengan terperinci, dan menunjukkan bagaimana ia bangkit dari perbezaan kesuburan bidang-bidang tanah yang berlainan, dan dari perbezaan dalam jumlah kapital yang dilaburkan dalam tanah, Marx dengan penuhnya mendedahkan (lihat juga Theories of Surplus Value, di mana kritikan terhadap Rodbertus adalah penting) kesilapan yang dibuat oleh Ricardo, yang menganggap bahawa sewa perbezaan hanya berasal apabila terdapat peralihan berterusan dari tanah yang lebih baik ke yang lebih buruk. Sebaliknya, mungkin terdapat keadaan-keadaan terbalik, tanah mungkin beralih dari satu kategori kepada yang lain (oleh kerana kemajuan dalam teknik-teknik pertanian, pertumbuhan bandar-bandar, dan sebagainya), dan “hukum pemulangan yang semakin berkurangan” terkenal, yang menuduh Alam dengan kelemahan, batasan dan percanggahan kapitalisme, adalah sangat silap. Lebih-lebih lagi, persamaan keuntungan dalam setiap cabang industri dan ekonomi kebangsaan secara umum menganggap kebebasan seluruhnya persaingan dan pengaliran bebas kapital dari satu cabang ke cabang yang lain. Namun, permilikan tanah secara swasta menciptakan monopoli, yang membantutkan aliran bebas itu. Oleh kerana monopoli itu, hasil-hasil pertanian, di mana kandungan organik kapital yang lebih rendah didapati, dan akibatnya kadar keuntungan individu yang lebih tinggi, tidak memasuki proses bebas persamaan kadar keuntungan. Dan seorang monopolis, iaitu pemilik tanah, dapat mengekalkan harga di atas purata, dan harga monopoli ini membangkitkan sewa mutlak. Sewa perbezaan tidak dapat dihapuskan di bawah kapitalisme, tetapi sewa mutlak dapat dihapuskan – misalnya, oleh nasionalisasi tanah, dengan menjadikannya harta kerajaan. Itu akan melemahkan monopoli pemilik-pemilik tanah swasta, dan akan bermakna operasi yang berterusan dan penuh bagi kebebasan persaingan dalam pertanian. Itulah mengapa, seperti yang ditunjukkan oleh Marx, pihak radikal borjuasi telah berkali-kali dalam aliran sejarah mengajukan tuntutan borjuasi progresif ini untuk nasionalisasi tanah, sesuatu tuntutan yang, namun demikian, menakutkan kebanyakan pihak borjuasi, kerana ia akan membawa kesan kepada satu lagi monopoli, sesuatu monopoli yang agak penting dan ‘sensitif’ pada hari ini – monopoli cara-cara pengeluaran secara umum. (Penjelasan yang agak popular, ringkas dan jelas mengenai teori kadar keuntungan purata para kapital dan sewa tanah mutlak diberikan oleh Marx sendiri dalam surat kepada Engels, bertarikh 2hb Ogos, 1862. Lihat Briefweschsel, Jilid 3, muka surat 77-81; juga surat bertarikh 9hb Ogos, 1862, seperti yang dahulu, muka surat 86-87).



Dengan rujukan kepada sejarah sewa tanah, ia juga adalah penting untuk menotakan kajian Marx menunjukkan bagaimana sewa tenaga pekerja (para petani menciptakan hasil lebih dengan bekerja pada tanah tuan) diubah menjadi sewa yang dibayar dalam barangan atau dengan serupa (para petani menciptakan barangan lebih pada tanahnya sendiri dan memberikannya kepada pemilik tanah kerana “batasan bukan ekonomi”), kemudian menjadi sewa duit (sewa yang sama jenis, yang diubah menjadi duit – iaitu obrok di Rusia lama – sebagai hasil perkembangan pengeluaran komoditi), dan akhirnya menjadi sewa kapitalis, apabila para petani digantikan oleh usahawan pertanian, yang menyemai tanah dengan bantuan tenaga pekerja yang diupah. Dalam hubungan dengan kajian ini adalah “asal-usul sewa tanah kapitalistik,” nota patut diambil mengenai beberapa idea-idea penting (yang agak penting kepada negara-negara mundur seperti Rusia) yang diluahkan oleh Marx berkenaan dengan evolusi kapitalisme dalam pertanian. “Perubahan sewa yang sama jenis menjadi sewa duit adalah lebih-lebih lagi bukan sahaja diiringi tanpa dapat dielakkan, bahkan juga didahului, oleh pembentukkan sebuah kelas pekerja harian tanpa harta, yang menyewa diri mereka untuk duit. Semasa kemunculan mereka, apabila kelas baru ini muncul hanya secara bertaburan, adat sememangnya berkembang di kalangan petani yang lebih kaya, tertakluk kepada pembayaran sewa, untuk mengeksploitasi pekerja berupah pertanian untuk akaun mereka sendiri, seperti pada masa feudal, apabila petani-petani serf yang lebih kaya sendiri juga memiliki petani serf yang lain. Dalam cara ini, mereka mencapat secara beransur-ansur kemungkinan mengumpul sejumlah kekayaan tertentu dan mereka sendiri berubah menjadi kapitalis masa depan. Pemilik-pemilik tanah lama yang bekerja untuk diri sendiri maka membawa sekolah asuhan bagi penduduk-penduduk kapital, di mana perkembangan mereka ditentukan oleh perkembangan umum pengeluaran kapitalis melintasi batasan kawasan desa” (Capital, Jilid III, muka surat 332). “Pengeksploitasian dan pengusiran sebahagian daripada penduduk pertanian bukan sahaja membebaskan bagi kapital perindustrian pihak pekerja, cara-cara kehidupan mereka, dan bahan-bahan bagi tenaga pekerja; ia juga telah menciptakan pasaran dalam negara” (Capital, Jilid I, muka surat 778). Dalam giliran mereka, kemelaratan dan kebinasaan penduduk desa memainkan peranan dalam penciptaan, bagi kapital, sebuah tentera tenaga pekerja simpanan. Di setiap negara kapitalis “sebahagian daripada penduduk peryanian maka adalah pada titik menjadi proletariat bandar atau pengeluaran [iaitu, bukan pertanian]… Punca penduduk lebihan relatif ini maka sentiasa mengalir… Pekerja pertanian maka disingkirkan kepada minimum gaji, dan sentiasa berdiri dengan satu kaki dalam paya kemiskinan” (Capital, Jilid I, muka surat 668). Permilikan swasta tanah oleh petani yang dikerjakannya adalah dasar pengeluaran berskala kecil dan keadaan bagi kejayaannya dan pencapaian bentuk klasik. Tetapi pengeluaran berskala kecil seperti itu hanya sepadan dengan bingkai pengeluaran dan masyarakat yang nipis dan kuno. Di bawah kapitalisme, “pengeksploitasian petani hanya berbeza dalam bentuk dari pengeksploitasian proletariat perindustrian. Pihak pengeksploit adalah sama: kapital. Pihak kapitalis individu mengeksploitasi petani individu melalui gadai janji dan peminjaman wang; kelas kapitalis mengeksploitasi kelas petani melalui cukai-cukai kerajaan” (The Class Struggles in France). “Permilikan kecil para petani kini hanyalah alasan yang membenarkan pihak kapitalis untuk menarik keuntungan, kadar faedah dan sewa dari tanah, sambil membiarkannya kepada pekerja tanah sendiri untuk melihat bagaimana dia dapat mencari gajinya” (The Eighteenth of Brumaire). Sebagai hukum, para petani mengalah kepada masyarakat kapitalis, iaitu, kepada kelas kapitalis, malah sebahagian daripada gaji, sambil tenggelam “kepada tahap petani Ireland – semuanya di bawah alasan menjadi seorang usahawan swasta” (The Class Struggles in France). Apakah “satu daripada sebab mengapa harga gandum adalah lebih rendah di negara-negara dengan perniagaan tanah petani kecil daripada di negara-negara dengan cara pengeluaran kapitalis?” (Capital, Jilid III, muka surat 340). Ia adalah kerana petani memberikan dengan percuma kepada masyarakat (iaitu, kelas kapitalis) sebahagian daripada hasil lebihnya. “Harga lebih rendah ini [bagi gandum dan hasil pertanian yang lain] adalah hasil daripada kemiskinan pengeluar dan sama sekali bukannya kerana produktiviti mereka” (Capital, Jilid III, muka surat 340). Di bawah kapitalisme, sistem permilikan kecil-kecilan, yang adalah bentuk biasa pengeluaran berskala kecil, merosot, tumbang, dan meninggal dunia. “Permilikan bidang-bidang tanah, oleh kerana sifatnya, mengecualikan perkembangan kuasa-kuasa produktif sosial bagi tenaga pekerja, pemusatan sosial kapital, penternakan lembu berskala besar, dan pengamalan sains secara progresif. Peminjaman wang dan sistem pencukaian mesti melaratkannya di mana-mana. Pembiayaan kapital dalam harga tanah menyerap kapital ini dari pertanian. Pembahagian tanpa henti cara-cara pengeluaran, dan pemulauan pengeluar-pengeluar sendiri.” (Masyarakat-masyarakat koperatif, iaitu pertubuhan-pertubuhan petani kecil, sambil memainkan peranan borjuasi yang sangat progresif, hanya melemahkan aliran ini, tanpa menghapuskannya; ia juga tidak patut dilupai bahawa masyarakat-masyarakat koperatif ini banyak membantu petani kaya, dan hanya sedikit – lebih dekat dengan tidak apa-apa – bagi golongan petani miskin; kemudian pertubuhan-pertubuhan itu sendiri menjadi pengeksploitasi tenaga pekerja bergaji.) “Pembaziran gergasi tenaga manusia. Kebinasaan progresif keadaan-keadaan pengeluaran dan peningkatan harga cara-cara pengeluaran – hukum permilikan bahagian-bahagian yang tidak dapat dielakkan.” Dalam pertanian, seperti dalam industri, kapitalism mengubah proses pengeluaran hanya pada harga “syahid pengeluar.” “Penyebaran pemburuh-pemburuh desa ke kawasan-kawasan yang luas mematahkan kuasa tentangan mereka, sambil pemusatan meningkatkan kuasa operatif-operatif bandar. Dalam pertanian moden, seperti dalam industri-industri moden, peningkatan sifat produktif dan kuantiti tenaga pekerja dalam gerakan dibawa pada kos pembaziran dan penyakitan kuasa tenaga pekerja sendiri. Lebih-lebih lagi, segala kemajuan dalam pertanian kapitalistik adalah kemajuan seni itu, bukan sahaja merompak dari pihak pekerja, tetapi merompak tanah… Pengeluaran kapitalis, maka, memajukan teknologi, dan menggabungkan pelbagai proses ke dalam keseluruhan sosial, hanya dengan menyerap punca-punca asas segala kekayaan – tanah dan pekerja” (Capital, Jilid I, hujung Bab 13).





SOSIALISME



Dari yang di atas, ia adalah jelas bahawa Marx menyimpulkan sifat tidak dapat dielakkan perubahan masyarakat kapitalis menjadi masyarakat sosialis sepenuhnya dan secara eksklusif dari hukum ekonomi kemajuan masyarakat mutakhir. Sosialisasi tenaga pekerja, yang berkembang dengan semakin pesat dalam seribu bentuk dan telah menonjolkan diri dengan jelas sekali, semasa setengah abad sejak peninggalan dunia Marx, dalam pertumbuhan pengeluaran berskala besar, kartel-kartel kapitalis, sindikat-sindikat dan dana-dana, serta dalam peningkatan besar dimensi dan kekuasaan kapital kewangan, memberikan bahan dasar asas bagi kedatangan sosialisme yang tidak dapat dielakkan. Kuasa motif intelek dan moral serta penguasa fizikal perubahan ini adalah kaum proletariat, yang telah dilatih oleh kapitalisme sendiri. Perjuangan proletariat menentang pihak borjuasi, yang menemui perluahan dalam pelbagai bentuk yang sangat kaya dalam kandungan, secara tidak dapat dielakkan menjadi perjuangan politik demi rampasan kuasa politik oleh proletariat (“pemerintahan diktator oleh proletariat”). Sosialisasi pengeluaran sudah pasti membawa cara-cara pengeluaran menjadi harta milik masyarakat, kepada “pengeksploitasian pengeksploit.” Peningkatan pesat dalam produktiviti tenaga pekerja, hari bekerja yang lebih pendek, dan penggantian pengeluaran sisa, binasa, skala kecil, kuno dan tidak bersatu oleh tenaga pekerja kolektif dan maju – begitulah kesan-kesan terus-menerus perubahan ini. Kapitalisme menghancurkan buat selama-lamanya hubungan di antara pertanian dan industri, tetapi pada masa yang sama, melalui kemajuan tertinggi, ia menyediakan unsur-unsur baru baru hubungan tersebut, persatuan di antara industri dan pertanian berdasarkan pengalaman sedar sains dan pemusatan tenaga pekerja kolektif, dan pada pengagihan semula umat manusia (maka mengakhiri kemunduran desa, pemulauan dan keliaran, dan kepada pemusatan tidak semulajadi penduduk yang begitu ramai di bandar-bandar besar). Sejenis keluarga baru, keadaan-keadaan baru dalam keadaan kaum perempuan dan pembesaran generasi muda disediakan oleh bentuk-bentuk tertinggi kapitalisme masa kini: tenaga pekerja perempuan dan kanak-kanak, dan penghancuran keluarga patriarki oleh kapitalisme sememangnya mengambil bentuk-bentuk yang paling zalim, membinasakan dan menjijikkan dalam masyarakat moden. Namun demikian, “industri moden, dengan mengagihkan seperti itu, sebahagian penting dalam proses pengeluaran yang diatur secara sosial, di luar sfera rumahtangga, kepada kaum perempuan, kepada golongan muda, dan kepada kanak-kanak dari kedua-dua jantina, mewujudkan dasar ekonomi baru bagi bentuk keluarga dan hubungan di antara jantina yang lebih tinggi. Ia adalah, sememangnya, melucukan untuk memegang bentuk keluarga Teutonik-Kristian sebagai yang mutlak dan terakhir sebagaimana ia adalah untuk mengamalkan sifat itu kepada bentuk-bentuk Roman, Greece kuno atau Timur, yang, lebih-lebih lagi, diambil bersama membentukkan siri perkembangan bersejarah. Lebih-lebih lagi, ia adalah jelas bahawa fakta kumpulan bekerja kolektif yang terdiri daripada individu-individu dari kedua-dua jantina dan setiap umum, semestinya, di bawah keadaan-keadaan tepat, menjadi sumber kemajuan berperikemanusiaan; walaupun dalam bentuk yang diutarakan secara spontan, zalim, kapitalistik, di mana para pekerja wujud bagi proses pengeluaran, fakta itu adalah punca menular korupse dan penghambaan” (Capital, Jilid I, hujung Bab 13). Sistem perkilangan mengandungi “tunas pendidikan masa depan, sesuatu pendidikan yang akan, dalam kes setiap kanak-kanak yang melebihi umur tertentu, menggabungkan tenaga pekerja produktif dengan ajaran dan jimnasitik, bukan sahaja se
...

Read More......

Tuesday, August 12, 2008

Isyarat


Mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo'akannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta ...

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Hati-hati dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.

Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan apa yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya.

Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana, cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan.
Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.

Cinta adalah keabadian ... dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki.

Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan
meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu,
raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut tetapi cinta adalah
anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Read More......

Wednesday, June 25, 2008

BOTOL PERDAMAIAN

Triakan orang-orang memecahkan kesunyian. Geb’S sendiri berjalan dengan baju serba hitam, melintasi gelapnya malam. Hujan gerimis terus membasahi wajah ini, untung saya mengenakan jaket kulit hitamku sehingga air tidak dapat menembus dada ini. Berjalan menuju tempat nongkrong para seniman jogja, di depan benteng fanderbruq, Malioboro. Tanpa memperhatikan air jatuh dari langit saya terus membelah jalanan dengan motor yang terkenal butut tong pecah, karena suara motorku yang keras akibat aku hilangkan sarangannya-benda peredam di kenalpot motor.
Tidak memerlukan waktu lama gebs dapat mencapai tujuannya, sesampai di depan benteng bukannya komunitas seniman yang dijumpai, melainkan kumpulan anak-anak jalanan sedang ngamen dengan nada seadanya. dihentikan motornya sebentar ditatap sekeliling dengan mata yang memerah seolah menantang setiap orang yang ada di tempat itu. Tetapi mata merah ini bukannya marah atau mabuk melainkan karena terkena air saat perjalanan ke tempai ini. Merasa asing dan tidak ada yang dikenal di tempat itu gebs melanjutkan perjalanan ke alun-alun selatan.


Dengan harapan ditempat itu ada teman yang dapat dia ajak ngobrol dan menemaninya menghabiskan malam dengan beberapa botol air perdamaian yang sempat dibeli saat mau ke depan benteng tadi. Tapi apa yang diharapkan sirna juga, di alun-alun selatan bukannya teman yang didapati melainkan pasangan muda-mudi yang sedang memadu kasih dan badan.
Otak berfikir”wah sex lagi-sex lagi, kenapa setiap tempat yang kukunjungi malam ini berbau sex dan kemunafikan” pikiran tambah kacau diacungkan jari tengah gebs ke salah satu pasangan yang sedang memadu bibir di pojok alun-alun selatan. Gebs meninggalkan tempat itu serta gagal mendapatkan teman untuk menghabiskan malam bersama botol-botol perdamaian.
Malam semakin larut untuk melanjutkan pejalanan mengitari kota kuno jogja ini, bingung pikirnya untuk melanjutkan perjalanan malam itu,
Didengarkan MP3 beberapa lagu Bob marly melantun diditelinganya. Tanpa tujuan gebs melanjutkan perjalanan, terpikir olehnya satu tempat dimana dia bisa duduk diam sambil menikmati botol perdamaiaan ini. Terus memacu motornya tanpa memerhatikan apa yang ada disekitarnya entah orang mesum atau orang yang sedang meratapi nasipnya. Cuwek tanpa basa-basi gebs menuju sarkem- tempat mangkal para kupu-kupu malam Jogjakarta.
Sesampai di sarkem tempat yang ditujunya adalah biliknya Bu Adi warung penjual minuman keras di sarkem. Berhubung sudah kenal dengan bu adi diminta izin untuk duduk sambil minum. “ bu saya duduk mriki nggih ajeng ngombe” oh kowe to gebs suwe ora ketok, nang endi wae kowe”jawab bu adi mengiyakan.
Sejenak gebs duduk bertemankan botolan perdamaian di tenggakkan dengan pelan-pelan persloki, asap rokok terus mengepul tanpa tahu kapan selesainya. “aloo mas-sendiri aja nii” sapaan seorang kupu-kupu penghuni tempat itu, “Oh mbak sini temani aku minum” jawabku tegas. OK
Setelah perempuan itu duduk gebs membuka percakapan dengan menayakan nama “ namanya siapa mbak” emi-jawab perempuan itu” kalau mas” akau gebs” ohhh....
Asli mana mbak-melanjutkan percakapannya. Ohhh gitu ya mbak.... temani saya minum yaaaa...ya tapi jangan banyak-banyak aku harus jualan malam ini pelangganku lom banyak yang datang.heee.. ok jawab gebs santai sambil terus mengepulkan asap rokok dari mulutnya. Disodorkannya satu sloki minuman nya....................
(bersambung ......part2)

Read More......

Triakan orang-orang memecahkan kesunyian. Geb’S sendiri berjalan dengan baju serba hitam, melintasi gelapnya malam. Hujan gerimis terus membasahi wajah ini, untung saya mengenakan jaket kulit hitamku sehingga air tidak dapat menembus dada ini. Berjalan menuju tempat nongkrong para seniman jogja, di depan benteng fanderbruq, Malioboro. Tanpa memperhatikan air jatuh dari langit saya terus membelah jalanan dengan motor yang terkenal butut tong pecah, karena suara motorku yang keras akibat aku hilangkan sarangannya-benda peredam di kenalpot motor.
Tidak memerlukan waktu lama gebs dapat mencapai tujuannya, sesampai di depan benteng bukannya komunitas seniman yang dijumpai, melainkan kumpulan anak-anak jalanan sedang ngamen dengan nada seadanya. dihentikan motornya sebentar ditatap sekeliling dengan mata yang memerah seolah menantang setiap orang yang ada di tempat itu. Tetapi mata merah ini bukannya marah atau mabuk melainkan karena terkena air saat perjalanan ke tempai ini. Merasa asing dan tidak ada yang dikenal di tempat itu gebs melanjutkan perjalanan ke alun-alun selatan.


Dengan harapan ditempat itu ada teman yang dapat dia ajak ngobrol dan menemaninya menghabiskan malam dengan beberapa botol air perdamaian yang sempat dibeli saat mau ke depan benteng tadi. Tapi apa yang diharapkan sirna juga, di alun-alun selatan bukannya teman yang didapati melainkan pasangan muda-mudi yang sedang memadu kasih dan badan.
Otak berfikir”wah sex lagi-sex lagi, kenapa setiap tempat yang kukunjungi malam ini berbau sex dan kemunafikan” pikiran tambah kacau diacungkan jari tengah gebs ke salah satu pasangan yang sedang memadu bibir di pojok alun-alun selatan. Gebs meninggalkan tempat itu serta gagal mendapatkan teman untuk menghabiskan malam bersama botol-botol perdamaian.
Malam semakin larut untuk melanjutkan pejalanan mengitari kota kuno jogja ini, bingung pikirnya untuk melanjutkan perjalanan malam itu,
Didengarkan MP3 beberapa lagu Bob marly melantun diditelinganya. Tanpa tujuan gebs melanjutkan perjalanan, terpikir olehnya satu tempat dimana dia bisa duduk diam sambil menikmati botol perdamaiaan ini. Terus memacu motornya tanpa memerhatikan apa yang ada disekitarnya entah orang mesum atau orang yang sedang meratapi nasipnya. Cuwek tanpa basa-basi gebs menuju sarkem- tempat mangkal para kupu-kupu malam Jogjakarta.
Sesampai di sarkem tempat yang ditujunya adalah biliknya Bu Adi warung penjual minuman keras di sarkem. Berhubung sudah kenal dengan bu adi diminta izin untuk duduk sambil minum. “ bu saya duduk mriki nggih ajeng ngombe” oh kowe to gebs suwe ora ketok, nang endi wae kowe”jawab bu adi mengiyakan.
Sejenak gebs duduk bertemankan botolan perdamaian di tenggakkan dengan pelan-pelan persloki, asap rokok terus mengepul tanpa tahu kapan selesainya. “aloo mas-sendiri aja nii” sapaan seorang kupu-kupu penghuni tempat itu, “Oh mbak sini temani aku minum” jawabku tegas. OK
Setelah perempuan itu duduk gebs membuka percakapan dengan menayakan nama “ namanya siapa mbak” emi-jawab perempuan itu” kalau mas” akau gebs” ohhh....
Asli mana mbak-melanjutkan percakapannya. Ohhh gitu ya mbak.... temani saya minum yaaaa...ya tapi jangan banyak-banyak aku harus jualan malam ini pelangganku lom banyak yang datang.heee.. ok jawab gebs santai sambil terus mengepulkan asap rokok dari mulutnya. Disodorkannya satu sloki minuman nya....................
(bersambung ......part2)

Read More......

Friday, June 13, 2008

Nikmati Pemandangan Spektakuler Pegunungan Bromo-Semeru, Jawa Timur

Saat anda berwisata ke Provinsi Jawa Timur, ada suatu Kawasan Wisata Alam yang sering di sebut Taman Nasional Bromo, Semeru, dan Tengger. Dengan sajian alam yang masih asri ditambah dengan kondisi udara yang masih segar, dingin dan alam pegunungan yang menawan.

Taman Nasional Bromo-Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian 2392 m dari permukaan laut.

Pegunungan Bromo-Semeru, merupakan pegunungan yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Kawasan wisata ini menjanjikan sebuah keindahan yang tak bisa anda temui di tempat lain. Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, anda bisa menikmati hamparan lautan pasir seluas 10km persegi, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menembus awan. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya.


Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

Cara Mencapai Daerah Ini

Anda dapat mencapai daerah ini dengan menggunakan mobil pribadi ataupun menyewa kendaraan. Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional ini yaitu: desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, desa Ngadas dari jalur Malang dan desa Burno adalah jalur Lumajang. Adapun rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km, Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 km. Atau dari Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km

Tempat Menginap
Berbagai hotel dan penginapan dapat ditemukan disekitar area Taman Nasional Bromo-Semeru, mulai dari losmen sampai dengan hotel berbintang 4 dapat di jadikan pilihan untuk menginap di Bromo. Rata rata setiap hotel memasang tarif yang terjangkau.

Tempat Bersantap
Agak sedikit sulit untuk menemukan tempat makan di area ini terutama pada malam hari. Akan tetapi, apabila Anda menginap di desa Wonokitri, sekitar 3 km ke bawah tepatnya di pasar Tosari dapat ditemui beberapa warung makanan yang buka dan menjajakan makanannya hingga pukul 9 malam.

Berkeliling

Anda dapat berkeliling ke sekitar areal Taman Nasional dengan menyewa kendaraan jenis jeep 4x4. Atau, jika hanya ingin berkeliling di sekitar area lautan pasir Bromo, Anda dapat menyewa kuda yang banyak tersedia disana.

Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Adapun hal-hal lain yang dapat dilihat atau dilakukan di area ini adalah Anda dapat mengunjungi beberapa objek di bawah ini:

*
Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo, dan berkemah.
*
Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.
*
Pananjakan. Melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
*
Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Puncak Gunung Semeru. Danau-danau yang sangat dingin dan selalu berkabut ( 2.200 m. dpl) sering digunakan sebagai tempat transit pendaki Gunung Semeru (3.676 m. dpl).
*
Ranu Darungan. Berkemah, pengamatan satwa/ tumbuhan dan panorama alam yang menawan.

Buah Tangan
Anda dapat membeli oleh-oleh atau cinderamata di sekitar point area yang biasa digunakan untuk melihat matahari terbit. Di area ini banyak terdapat kios cinderamata yang menjajakan dagangan mereka seperti kaos atau t-shirt, topi kupluk, syal dan lainnya. Selain itu, di sekitar area laut pasir juga terdapat beberapa penjaja cinderamata yang menjual kaos atau t-shirt yang bertuliskan Gunung Bromo-Semeru.

Tips

*
Musim kunjungan terbaik adalah sekitar bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari.
*
Perlu disiapkan kesehatan prima dan perbekalan penahan dari udara dingin seperti: baju hangat, penutup kepala, kaus tangan penahan udara dingin, serta bekal makanan-minuman secukupnya
*
Perlu diingat bahwa di puncak Penanjakan tidak ada pengginapan maka dari penginapan terdekat harus berangkat pagi-pagi sekitar pukul 03.00-04.00 pagi dini hari.
Mengingat sulitnya mencari makanan pada malam hari, akan lebih baik apabila Anda membeli persediaan makanan dan minuman sebagai bekal Anda.

(dr.balai bromo,tengger, semeru)


Read More......

Monday, April 21, 2008

Hari kartini yaaaaa

MET HARI KARTINI BAGI PARA PEREMPUAN INDONESIA. KESETARAAN GENDER BUKAN BERARTI MELUPAKAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP KELUARGA. OK





Read More......

Tuesday, March 4, 2008

dunia sex inTELEC part 02

Sex intelec Yogyakarta, merebak dalam alur-alur birokrasi pendidikan. Birokrasi sex tersusun secara terorganisir rapi ada di dalam setiap Universitas-universtas. Komunitas mereka yang semakin eksis mempunyai peran tersendiri dibandingkan dengan komunitas-komunitas lain. Komunitas yang sering disebut ayam, lebih bias menjaga persahabatan kepada teman-teman kuliahnya, jati dirinya sebagai ayam kampus seolah terus tertutup rapi. Dengan prisai intelek muda dan masih mengenyang pendidikan tinggi secara bebas ayam kampus melancarkan kerja-oprasi sex.
Konsumen ayam-ayam sendiri merupakan para bos-bos muda sampai tua yang berani membayar mereka dengan harga 500rb -1 juta. Sehingga apa bila ayam kampus itu melakukan hubungan sex dengan teman-teman kuliahnya yang merasa berat membayar uang sebanyak itu, menimbulkan dua opsi yang bias diterka-terka. Kemungkinan pertama yaitu mahasiswa tersebut memang tajir, beruang dan yang kedua atas dasar suka sama suka. Sehingga sex dilakukan dengan fan.


Entah keuntungan apa yang diterima dari si ayam dan temannya, yang jelas kepuasan mempunyai peran penting disini. Atau hanya mempraktekkan gaya-gaya baru saat berhubungan sex. Yang jelas sex dikalangan ini berakibat butuk kepada pihak ayam-cewek.
Beberapa penelitian yang dilakukan badan surfai tentang tingkat sex dikalangan mahasiswa menyebutkan bahwa 85% mahasiswi dijogja sudah tidak virgin-perawan. Uangkapan-ungkapan dari kalangan perempusan minoritas yang menganggap bahwa virgin hanya sebuah wacana menerangkan bahwa sebenarnya sex itu perlu, asalkan mematuhui apa aturan yang ada. Sehingga kemungkinan hamil diluar nikah bias ditekan-pada porsi sex antar pacar atau teman.
Banyak uang menentang ungkapan-ungkapan dari mahasiswi minoritas tersebut-virgin hanya wacana. Datangnya penentangan itu banyak dari golongan agama dan komunitas lain dengan paham mereka yang berseberangan bahwa sex harus dilakukan setelah mempunyai hubungan resmi-nikah, berdasar agama dan norma. Penentanga terus ada karena dapat dilihat budaya yang ada di daerah timur memang sangat kental dengan peran agama yang secara tidak langsung membentuk norma-norma masyarakat.
Norma-norma tersebut secara tidak langsung akan berbenturan dengan kebasan sex yang ada dimasyarakat khususnya kalangan muda, dimana pada usia muda merupakan saat-saat mencari dunia baru dan hal barus-sex salah satunya.
Di kota Yogyakarta sex dikalangan muda dan cenderung kekalangan mahasiswa yang merupakan pendatang dari berbagi daerah, berbeda pula latar belakang dan adat.


Read More......

Wednesday, February 20, 2008

Dunia Sex IN TELEC 01

Perkembangan sex dikalangan intelek baru-baru ini semakin bebas sebebasnya, beberapa kejadian yang mengarahkan dari perubahan budaya. Budaya timur yang syarat dengan adat dan norma sedikit demi sedikit mulai tergeser oleh budaya barat yang memfokuskan pada kebebasan individu. Dengan banyaknya orang asing datang ke asia timur khususnya Indonesia, akan membawa kebudayaan mereka secara tidak langsung. Kebudayaan atau yang sering dikenal dengan kebiasaan tersebut pasti akan tertinggal dan di kembangkan oleh warga Indonesia.
Kebudayaan barat juga berkembang melalui media informasi, yang sedikit demi sedikit akan di tiru oleh para anak muda yang sedang berkembang atau mencari jati diri. Dari situ sangat mudah sekali budaya barat akan terus teradopsi oleh kalangan remaja agar mereka terlihat lain dan dianggap anak gaul. Tetapi bukan budaya yang positif yang masuk, ada beberapa budaya yang saat ini mengancam kemajuan bangsa Indonesia tercintaan saat ini.


Ada kebudayaan yang merusak salah satunya sex dimana hubungan yang sangat pribadi dan dianggap tabu oleh masyarakat kita saat ini mulai tergeserkan. Para memuda baik laki-laki maupun perempuan saat ini tidak malu-malu melakukan hubungan sex diluar nikah. Terlihat saat ini banyak sekali banyak pasangan melakukan tindakan mesum di tempat umum seperti tempat wisata, nongkrongan dan lain-lain. Mereka melakukannya tanpa ada rasa basa-basi dimana khalayak umum dengan sangat mudah melihat.
Sangat parah sekali tindakan sex yang dilakukan kalangan remaja terutama para mahasiswa dimana mereka merantau dari beberapa daerah serta jauh sama orang tua sehingga pengawasan dari orang tua sudah tidak ada. Jadi dengan kondisi seperti itu tidak sedikit para mahasiswa yang terjerumus pada tidakan sex bebas dimana mereka melakukan hubungan sex secara bebas di beberapa tempat.
(bersambung-------02)

Read More......