Friday, April 27, 2007

Apalah Ini “Jalan dan Pemberhentian” Hidup


Datang dalam kehidupan yang nyata antara kau dia dan aku, tapi ini tentang kehidupan sebagai seorang laki-laki. Tak tahu aku harus berkata apa tentang cinta dalam kehidup ini, semua telah sirna dari egoku yang sebenarnya penuh makna, selalu menjaga dalam kebingungan dan penantian ini. Dalam perjalanan mencari jawaban berusaha menunggu dan mencari biar gak pasti jawaban itu kapan didapati apa untuk saat ini atau bahkan besok, yang tidak tahu kapan terjadi.
Saat sore bisa ketipu indahnya keadaan terang yang bergantikan gelapnya malam memancar dari ujung barat yang setiap hari berwarna kekuningan apabila hari cerah. Namun langkah ini tak memperhatikan keindahan itu, masih saja larut dalam heningnya penantian. Hanya nafas mendesah disertai angin yang bertautan di depan hidung sore ini seraya hari yang mulai menghitam dan langit pun tanpa bintang yang bersinar, langkah kali ini menusuri JL Gejayan yang padat dan penat, hanya untuk sekedar menunggu dan mencari sesuatu yang gak pasti. (BISA LUMUTAN JUGA NI……)
Bukankah setiap kisah kehidupan adalah lembaran yang ditulis dimana tidak bisa dihapus semua bisa dibaca, dari coretan bahkan tulisan yang sempurna semuanya dapat dibaca lihat lagi. Ada semua kenangan dan penderitaan tertulis didalamnya, apakah bisa setiap tulisan yang tertulis itu kita hapus satu demi satu tentunya itu akan berakibat buruk dimana setiap kehidupan yang ada dapat lupa siapa diri ini.

Malam itu langkah terus melaju dimana setiap langkah ini adalah harapan yang tidak diketahui kapan berhenti karena merasa puas yang ada. Di pemberhentian ini penyesalan pun tiada arti karena semua yang ada adalah sebuah pilihan yang dipilih dalam kehidupan ini, disini ego mati jiwa bangkit kembali mencari jati diri.

Read More......

Thursday, April 26, 2007

arti mimpi ketemu kucing

Bermimpi didatangi banyak kucing, bertanda akan ada kebajikan dari orang. Atau anda memimpikan melihat kucing, bersirat baik sekali yaitu kehidupan rumah tangga yang sempurna.

Solusi - Menanggulangi akibat buruk dari mimpi
Jika anda bermimpi sesuatu yang dapat berakibat buruk bagi anda dan keluarga (seperti mimpi gigi copot dll) anda di harapkan melakukan hal-hal sebagai berikut untuk menanggulanginya:
Ambillah sapu lidi (bisa juga tusuk gigi, bambu kecil dll). Lalu potong atau patahkan dengan tangan anda menjadi 7 (tujuh) batang, kecil-kecil, kira-kira 3 sentimeter. Sediakan selembar kertas atau tissue. Siapkan garam dapur, sedikit saja. Taruhlah potongan ke tujuh sapu lidi dan garam dapur tadi ke dalam tissue atau kertas. Lipat kertas tersebut dan kuburkan ke dalam tanah (pekarangan, halaman rumah anda). Kalimat yang anda harus ucapkan ketika akan mengubur/membenam kertas (yang berisi 7 potong sapu lidi dan garam) tersebut adalah kalimat yang meminta kepada Yang Maha Kuasa agar di jauhi dari akibat buruk mimpi anda.

(indo metafisika 25 0407)

Read More......

Perumpamaan Pada Wanita

Wanita sosok yang kita kenal kadang membuat kita buat bahagia, kecewa bahkan sangat menderita, karena seorang wanita banyak laki-laki yang lupa akan kehidupannya, ada beberapa yang mengatakan bahwa wanita adalah sebuah kendaraan yang berplat hitam, kuning, bahkan merah. Memang banyak dari kaum adam yang mengartikan wanita seenaknya sendiri.

Aku jadi teringat saat aku menghadiri pernikahan kakakku

Aku jadi teringat saat aku menghadiri pernikahan kakakku, di tempat itu ada ceramah singkat yang menggambarkan wanita dan perannya dalam kehidupan laki-laki, oleh penceramah itu ia gambarkan berbagai macam perumpamaan, gambarkan tentang wanita sebagai “sawah, kendaraan dll” saat penggambaran tentang sawah penceramah itu meumpamakan seolah sawah boleh di olah dan ditanami bibit apabila sawah itu milik sendiri atau sudah dibeli, yang dimaksud dengan itu adalah wanita yang sudah menikah boleh dijamah apabila sudah menikah dan ditanami bibit janin oleh suaminya yang sah sesuai dengan ijab agama dan pemerintah.

Penceramah itu juga mengibaratkan wanita yang sudah menikah sebagai kendaraan yang berpalat hitam, kuning, dan merah keterangan yang diberikan tentang wanita sebagai plat hitam menggambarkan sebagai wanita yang dimiliki secara pribadi dan tidak untuk dipinjamkan / disewakan keorang lain wanita ini benar-benar milik pribadi dirawat dan dijaga sepenuh nyawa kita dan merupakan hal yang paling mulia kita miliki.

Untuk perumpamaan palt kuning, tidak beda jauh dengan kendaraan yang berpalt kuning bisa untuk mencari uang dan dinaiki siapa saja asal bayar. Penceramamah menjelaskan dengan sangat hati-hati mengenai hal ini karena dia tahu akan arti dan maksud yang sebenarnya ingin dia sampaikan, wanita yang sudah dinikahi boleh mencari uang asalkan tidak keluar dari norma-norma yang ada, dan janganlah wanita yang bersuami mencari uang dengan cara menjual diri atau dinaiki oleh orang lain dan setelah itu selesai dia dibayar dan ditinggal.

Yang satu ini penceramah lebih hati-hati dari yang tadi karena ini menyangkut keluarga dari kedua belah pihak. Wanita yang di umpamakan sebagai kendaraan berplat merah adalah sebuah anggapan yang sangat tidak baik karena wanita yang sudah dinikahi tidak hanya sebagai kontraan saat masih punya hak digunakan dengan hati-hati serta dirawat dengan sepenuh hati bagai ingin dimiliki selamanya sedangkan saat kontraanya habis ditinggalkan dan dilupakan begitu saja. Wanita yang sudah ditinggalkan oleh laki-laki yang mengontraknya akan pulang kerumah orang tua dan menjadikan orang tua tadi sakit oleh perilaku laki-kali yang menikahinya akhirnya akan terjadi perselisiahan antara kedua keluarga tersebuat (Kebanyaan yang terjadi dimasyarakat)

dari kempat hal tersebut ada dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa wanita yang sudah dinikahi sepenuhnya menjadi tanggung jawab laki-laki dan mau dikemanakan wanita tadi

Read More......

Tuesday, April 24, 2007

Awal Karl Marx

KARL Marx dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1818 di Kota Treves (Trieste, Trier), Provinsi Rhein di Prusia. Saat Karl Marx muda ia mengalami sendiri masa-masa dimana terjadi serentak perkembangan awal kapitalisme dimana terjadi perubahan fungsi dari persawahan ke pembangunan pabrik-pabrik,dari situ para petani miskin yang kehilangan tanahnya terpaksa mencari pekerjaan di pabrik-pabrik yang dibangun di atas tanah mereka. Oleh kejadian itu Karl Marx muda mengalami perubahan pola pikir dan gaya hidup, yang bertentangan dengan hati nurani.

Ada beberapa sumber yang dipercaya mengatakan bahwa Marx senang bermain di sawah, ini ketika masa kecilnya. Pengamatan yang dilakukannya sepanjang masa kecilnya ini, kelak dituangkan dalam analisis yang terinci mengenai perkembangan kapitalisme dan hubungannya dengan masalah pertanian. Marx muda mengikuti semua berita politik yang ada melalui koran di negerinya. Ayahnya, Heinrich Marx, adalah orang yang terpandang di kalangan masyarakat Jerman, biarpun ia adalah orang Yahudi


Dari kedua jalur keluarganya, baik dari ayah maupun ibunya, Henrietta, Marx mewarisi satu semangat mempelajari filsafat. Kedua jalur keluarganya memiliki anggota-anggota para pemimpin yang hafal Voltaire dan Lessing seperti membalik telapak tangan. Ayahnya juga adalah orang yang terpelajar. Meminati bacaan filsafat dari John Locke, terutama karya-karya awalnya yang sangat kental mengandung filsafat Materialisme, dan Diderot.

Pembicaraan-pembicaraan yang ada di dalam keluarga inilah yang kelak membangkitkan minat Marx muda untuk mempelajari filsafat, terutama sekali materialisme. Marx muda sudah menunjukkan kejeniusannya sejak kecil. Ketika ia masih di bangku SMA, ia menilai bahwa tidak ada orang yang benar-benar bebas untuk memilih sebuah pekerjaan. Semua kebebasan yang ada terletak pada garis pembatas yang dibangun oleh kondisi, sosial dimana orang yang hidup dilingkungan itu menjalankan aktivitas kesehariannya.

Salah satu konsepsi terpenting dari filsafat Marxisme, dan paling sering dirujuk orang ketika berbicara tentangnya adalah konsepsi tentang sebuah pertentangan kelas terutama kelas bawah dan kelas atas. Dimana kaum bawah mengalami perlakuan yang kurang adil dari kelas atas, dan muncullah istilah pertentangan kelas antara kaum bawah dan atas. Dari perkembangan kelas muncullah tidakkan-tidakkan saling bertentangan sehingga ada beberapa golongan dari kelas atas menentang marxisme dan berusaha menggambarkan bahwa Marxisme adalah suatu ideologi kekerasan yang absurd. "Tidakkah orang menginginkan perdamaian dan kesamaan nasib?.
Pemikiran Karl Marx justru menganjurkan pertentangan antarkelas! dia menginginkan masyarakat terpecah-pecah dan penuh dengan konflik," demikian propaganda yang dilancarkan untuk melawan konsepsi tentang pertentangan kelas. Sampai ada suatu anggapan bahwa Karl Marx berpikir jahat. Kita lihat lebih dulu apa yang digambarkan oleh Marx tentang pertentangan kelas yang ada.
-------
Awal pemikiran Karl Marx setelah dia melihat lingkungan kehidupan rakyat kelas bawah yang selalu di manfaatkan untuk kepentingan pemodal, diteruskan setelah dia memasuki universiti, pertama sekali di Bonn dan kemudiannya di Berlin, di mana dia mempelajari perihal perundangan, dengan keutamaan dalam sejarah dan falsafah. Dia menyelesaikan universiti pada tahun 1841, dengan tesis doktoral mengenai falsafah Epicurus. Pada masa itu, Marx merupakan seorang idealis Hegelian dalam pandangannya. Di Berlin, dia menjadi ahli bulatan Hegelian Sayap Kiri (Bruno Bauer dan lain-lain) yang mencuba mencari kesimpulan atheistik dan revolusioner dari falsafah Hegel.

Dan seterusnya Marx selalu mengkaji dan mempelajari pikiran-pikiran Hegel hingga pada akhirnya Mark mengkritik Hegel.

Read More......

Sunday, April 22, 2007

Tulisan Hidup


Hidup seorang manusia dengan episode-episode yang dilaluinya adalah ibarat sebuah buku tulis dengan lembar-lembar halaman di dalamnya. Di buku itu, kita bebas menuliskan apa saja, bebas menggambar apa saja. Tetapi, yang disediakan oleh Pemberi buku itu hanya sebuah pena tanpa penghapus. Lembaran-lembaran itu menjadi rekaman dari berbagai kejadian yang kita alami. Kita bisa membacanya lagi, tetapi tak bisa dihapus, dirobek, atau diganti.Seperti itulah masa lalu kita, yang bisa kita ingat, kita kenang, tetapi tak bisa kita kembalikan. Kita mengenal begitu banyak episode hidup manusia yang terjadi di masa lampau.

Kejayaan dan keruntuhan suatu peradaban silih berganti, sebagaimana silih bergantinya malam dengan siang, bulan dan matahari.Kita pun mengingat episode hidup diri sendiri. Bayi menjadi anak-anak, menjadi remaja, menjadi dewasa, menjadi tua, dan mati. Kematian itu sendiri adalah episode awal dari sebuah babak kehidupan baru, perjalanan baru, dengan dua ujung perjalanan yang menjadi pilihan mutlak, surga atau neraka.
Dan di masa kaki masih menjejak di dunia, kita pun berkenalan dengan berbagai macam emosi yang mengiringi babak demi babak dari drama kehidupan yang terhampar di hadapan kita. Tak ada yang kekal, tak ada yang abadi. Maka adalah hak kita jika pada suatu babak hidup kita merasa bahagia. Adalah memori kita jika pada suatu ketika kita merasa bersedih dan berduka. Tetapi, demi masa yang tidak pernah bisa kembali, adakah fase-fase yang kita lewati itu telah kita manfaatkan dengan baik? Adakah lembaran-lembaran itu telah diisi dengan catatan kebaikan dan kesholihan?Bahagia atau sedih, anugerah atau musibah, hanya ada dua pilihan bagi seorang muslim untuk menyikapinya, bersyukur, atau bersabar.
Dan dua-duanya mengalirkan pahala yang mengantarkan kita pada kenikmatan hakiki dari Sang Pemberi Kebahagiaan, yaitu surga dan cinta-Nya.Maka saat kita berdiri di masa ini, berbuatlah sebaik-baiknya ke masa depan kita, sebab tak akan pernah ada jalan untuk kembali ke masa lalu, sebesar apa pun keinginan dan kerinduan kita.Dan tatkala tahun berganti, tak penting merayakannya dengan berbagai macam pesta hura-hura.
Tak penting pula mengkhususkan waktu pada sebuah perenungan akhir tahun yang hanya sekali dalam setahun. Sebab memang semestinya seorang muslim menyediakan waktu-waktunya untuk menyendiri dan senantiasa bermuhasabah, menghisab diri, menelaah catatan amalnya. Dan senantiasa memperbaiki dirinya. Sebab seorang muslim yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dia merugi jika hari ini sama saja dengan hari kemarin, dan bahkan ia celaka jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin.

Read More......

APA TU AKHIR…………….

Kadang sebagian manusia mengungkapkan akhir adalah awal dari sebuah permulaan, hal itu ada yang membenarkan ada juga yang menyangkal, karena akhir adalah berhentinnya sesuatu kegiatan atau kejadian yang kita alami dalam ruang dan waktu yang bersamaan. Tetapi apabila sesuatu kegiatan dimulai bersamaan antara ruang dan waktu dan kita sampai pada titik dimana kita sudah tidak mampu dan tidak sanggup untuk melanjutkannya maka akhirlah kegiatan tersebuat tetapi apa bila kita ingin memulai hal yang baru maka kita memerlukan suatu ruang dan waktu yang berbeda.
Perbedaan yang ada pada penafsiran yang kita buat adalah penafsirkan tentang sebuah akhir yang sering kita sebut sebuah harapan. Ada beberapa orang yang menganggap akhir dan harapan adalah sesuatu yang menjadikan manusia untuk tetap berperang melawan kegagalan hidup

Banyaknya dari kita yang sudah mengalami kegagalan entah itu dalam hal cinta hidup, prestasi sampai gagal untuk masuk liang lahat.

Ada bebrapa cerita mengenai sebuah akhir cerita tentang kematian seorang yang menggembirakan ada juga yang menyedihkan, dari situ dapat kita lihat apa yang sebenarnya dia alami saat melakukan sebuah perjalanan jauh dalam hidupnya sehingga apa yang dia alami dapat termemori menjelang akhir perjalanannya.

Read More......

Hidup sampai akhir


Hidup pada itu bagaikan kita menulis di buku yang kosong apa yang mau kita tulis dan apa yang mau kita gambarkan dalam tulisan itu merupakan ide dan hasil pikiran kita dengan refrensi dari pengalaman-pengalaman yang kita alami selama ini, kadang dari pengalaman itu sedikit banyak akan mempengaruhi penulisan kita dan gambaran hidup kita.

Episode yang ada dalam hidup akan menggambarkan

Episode yang ada dalam hidup akan menggambarkan sebuah bentuk waktu yang ada, setiap kita terus menulis dalam buku itu maka semakin banyak apa yang kita peroleh dalam hidup dan makin banyak apa yang di sebut perubahan sebuah pemikiran. Karena kita di tuntut untuk terus menulis dengan semua apa yang kita ingat.

Aku pernah melihat dua orang yang menulis dalam hidupnya satu diantara mereka selalu diberi dan ikut pada aturan-aturan yang berlaku sehingga jati diri penulis itu terpaksa tertutupi hal tersebuat berdampak pada tulisannya yang terkesan kaku dan egois serta membosankan, dan satu darinya lebih suka menulis dengan gaya dan karekternya sendiri dan sering dikatakan penulis nakal tetapi apa yang dia tulis lebih lembut dan terkesan berfareatif sehingga banyak pandangan dari orang yang lebih suka membaca tulisan-tulisan orang kedua.

Memang dalam hidup kita sangat sulit untuk mengartikan akhir, tidak bedanya dengan kata cinta semua orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Dan menurutku apa yang kita alami dalam perjalanan jauh ini kita belum bisa mengatakan ini akhir dari suatu peristiwa dan kejadian karena masih dalam satu waktu dan satu ruang yaitu KEHIDUPAN
DUNIA

Read More......

20 persen

Gaung dihatiku mengiris mendesah
TIDAK.....!!!!!!!tak cukup hanya mendesah,
teriakan pilu ini terpenjara
terpasung dalam sebuah ketakberdayaan

Andai ku bisa pura-pura buta
menyaksikan babak demi babak
berganti..!!!!!
nyanyian bocah beringus
mengemis receh demi receh
melupakan bangku-bangku madrasah

Tak kuat ku tulikan indra dengar
ini
janji-janji keluar deras
dari mulut pemegang kuasa
meredam......
menentramkan...
tapi tak man\mpu meredam
nyanyian-nyanyian pengamen
jalanan
yang tak sempat mendengar
indahnya petuah sekolah

dua puluh persen
diatas kertas
memberi harapan sebuah
pendidikan
akankah dua puluh persen
tetap utuh dua puluh persen??????
jangan-jangan...menyublim karena indonesia
semakin panas

Ku tak buta .....
ku bahkan tak tuli.....
Tapi,
tangusan pilu pendidikan
mendambakan potret-potret
pendidik
Agar pendidikan tak ternodai,
terbingkai indah menyejukan
bukan lagi
menjadi sebush barang eksklusif
yang hanya bisa dinikmati
mereka-mereka yang terduiti

Bocah legam dipinggir jalan
itu ada hak.
untuk sebuah pendidkan
yang akan memanusiakan manusia

Read More......

Bukan Cinta Saja

Untuk cinta apa yang ada dalam dunia menjadi sirna dan menjadi hampa karena cinta sebuah imajinasi yang menuntun kita ke titi dimana ada sesuatu kecocokan dan keromantisan, sehingga cinta dapat dengan bebas mencari pandangan dan pengalaman.
Bukan hanya cinta saja tetapi masih banyak hal-hal yang buat kita menjadi dewasa, ada beberapa kesalahan yang menuntun kita menuju dewasa.


dengan semakin panjangnya perjalanan hidup kita, pengalaman-pengalaman yang kita alami akan banyak sekali menuntun sikap dewasa kita dimana kita dilatih untuk mulai memikirkan tentang hidup kita secara mandiri dan sendiri.

sikap yang kurang baik dalam kehidupan kita salah satunya kurang yakin dalam melakukan sesuatu, untuk hal itu memang ada beberapa hala yang harus kita yakini atau yang menjadi pedoman ada pepatah dari kerajaan mataram yang di suarakan oleh sultannya "Janganlah engkau melakukan sesuatu hal yang belum kamu anggap mampu" dari situ tentu ada beberapa hal yang dapat kita ambil

pertama apa bila kita belum yakin dalam suatu persoalan atau tanggung jawab mending kita bersikap tegas yaitu menolak dengan cara yang halus atau dengan memberi alternatif lain agar pikiran kita gak patah semangat sebelum mencoba

yang ke dua kalau kita yakin akan sesuatu hal maka cari dan kerjakan, tetapi untuk itu kita butuh suatu teori-teori, pengalaman-pengalaman agar apa yang kita kerjakan tidak tanggung dan berhenti di tengah jalan.

dengan pikiran kita yang sering dilatih untuk mencari hal-hal yang baru maka sedikit banyak akan ada sesuatu yang dapat kita manfaatkan menjadi refrensi dalam pemikiran dalam pencapaian kedewasaan

jadi apa bila km ragu akan suatu hal maka cobalah kamu ukur seberapa mampu kamu dapat menjalainnya. dan apa yang kita pikirkan dapat dirujukkan menjadi suatu bentuk refresi yang dapat kamu manfaatkan menjadi salah satu rujukan untuk pengambilan keputusan

Read More......

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.

Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.

Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond
Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta.

Masa Studi di Negeri Belanda
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.

Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia mengucapkan pidato inaugurasi yang berjudul "Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen"--Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan kekuasaan. Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk landasan kebijaksanaan non-kooperatif.

Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa.

PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.

Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres. Nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional.

Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu.

Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi "Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan" di Gland, Swiss. Judul ceramah Hatta L 'Indonesie et son Probleme de I' Independence (Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan).

Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama "Indonesia Vrij", dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka.

Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932.

Kembali ke Tanah Air
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya.

Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933).

Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.

Masa Pembuangan
Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.

Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup di Tanah Merah dan dia dapat pula membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti. Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Kumpulan bahan-bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul antara lain, "Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan" dan "Alam Pikiran Yunani." (empat jilid).

Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku, politik, dan lain-Iain.

Kembali Ke Jawa: Masa Pendudukan Jepang
Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.

Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia? Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri. Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944.

Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali."

Proklamasi
Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah pekerjaan itu selesai. mereka membawanya ke ruang tengah, tempat para anggota lainnya menanti.

Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang saja, Soekarno dan Mohammad Hatta. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk tangan riuh.

Tangal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta.

Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Soekardjo Wijopranoto mengemukakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus merupakan satu dwitunggal.

Periode Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda.

Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum.

Kesukaran dan ancaman yang dihadapi silih berganti. September 1948 PKI melakukan pemberontakan. 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres ditawan dan diasingkan ke Bangka. Namun perjuangan Rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus berkobar di mana-mana. Panglima Besar Soediman melanjutkan memimpin perjuangan bersenjata.

Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana.

Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden.

Periode Tahun 1950-1956
Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).

Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno. Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.

Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”.

Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”.

Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu.

Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus.

Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek.

Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara.
Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.



Read More......

Biografi Hatta

Nama:
Dr Mohammad Hatta(Bung Hatta)
Lahir:Bukittinggi, 12 Agustus 1902
Wafat:Jakarta, 14 Maret 1980
Istri:Rahmi Rachim (alm)
Anak:
Meutia Farida
Gemala
Halida Nuriah
Gelar Pahlawan:Pahlawan Proklamator RI tahun 1986

Pendidikan:
Europese Largere School (ELS) di Bukittinggi, 1916
Meer Uirgebreid Lagere School (MULO) di Padang, 1919
Handel Middlebare School (Sekolah Menengah Dagang) di Jakarta, 1921
Nederland Handelshogeschool di Rotterdam, Belanda (dengan gelar Drs), 1932

Kegiatan:
Bendahara Jong Sumatranen Bond, di Padang, 1916-1919
Bendahara Jong Sumatranen Bond, di Jakarta, 1920-1921
Ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda, 1925-1930
Wakil delegasi Indonesia dalam gerakan Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, di Berlin, 1927-1931
Ketua Panitia Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru), 1934-1935
Kepala Kantor Penasihat pada pemerintah Bala Tentara Jepang, April 1942
Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan, Mei 1945
Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 7 Agustus 1945
Proklamator Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945
Wakil Presiden RI pertama, 18 Agustus 1945
Wapres merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan, Januari 1948-Desember 1949
Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan menerima penyerahan kedaulatan dari ratu Juliana, 1949
Wapres merangkap Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kabinet RIS, Desember 1949-Agustus 1950
Mengundurkan diri dari jabatan Wapres, 1 Desember 1956
Dosen di Sesko AD, Bandung, 1951-1961
Dosen di UGM, Yogyakarta, 1954-1959
Penasihat Presiden dan Penasihat Komisi IV tentang masalah korupsi, 1969
Ketua Panitia Lima yang bertugas memberikan perumusan penafsiran mengenai Pancasila, 1975

Read More......

Sadarkan aku Ibu


Pikiran memaksa keluar dari sela-sela otak saat apa yang ada dalam kepala mulai sirna, semua perasaan yang ada menjadi begitu menakutkan begitu mendengar adzan, suatu panggilan untuk dekat dengan-Nya. Bayangan kematian yang mengerikan karena pemberitahuan yang tidak jelas namun berulang-ulang membuat ketakutan tersendiri dalam kehidupan ini.

Entah tuli atau memang mati perasaan ini ketika mendengan panggilan-Nya aku tak bergegas mendekatinya, aku tetap saja menikmati sebatang rokok ini dan bergelas-gelas arak yang kutenggakkan kedalam tubuhku. Semakin banyak aku semakin lupa siapa aku siapa dirimu, sehingga aku lupa akan panggila-Nya.

Aku mulai kosongkan pikiranku saat apa yang ada didepan mata adalah sosok yang aku hormati,hadir dalam pandangnku aku mulai ragu untuk tetap melanjutkan tegukan-tegukan arak dalam gelas ini sehingga aku dapat sejenak melupakan apa yang terjadi.

Arak yang masuk dalam diri ini pelan-pelan merenggut alam sadarku sesaat aku terdian dan berfikir untuk tetap disini apa atau aku pergi. Kepalaku kuarahkan keatas dan memandang birunya langit yang seakan memaksaku untuk pergi mencari pikiranku.Aku lakukan sesuatu yang dianggap orang salah tanpa orang lain tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam diriku.

Dalam kehidupan ini ada beberapa orang yang mau menghampiri aku saat pikiran ini lepas dari kepalaku, Ibu selalu datang dengan menitihkan setetes demi setetes air mata apa, setelah aku melihat itu pikiranku yang tadinya mulai jauh meninggalkan alam pikirku, langkah demi langkah mulai mendekat.

Aku mulai sadar dan malu untuk memanggil ibu, dengan pelan dan perasaan bersalah aku melangkah mendekatinya dan memeluknya bersujud mengaku dosa di telapak kakinya. Ibu satu-satu nya orang yang rela mati demi kita, tapi kenapa aku sering berbuat dosa sehingga ibu menitihkan air mata, seberapa besarkah dosaku

Read More......

Tulisan Hidup

Hidup seorang manusia dengan episode-episode yang dilaluinya adalah ibarat sebuah buku tulis dengan lembar-lembar halaman di dalamnya. Di buku itu, kita bebas menuliskan apa saja, bebas menggambar apa saja. Tetapi, yang disediakan oleh Pemberi buku itu hanya sebuah pena tanpa penghapus. Lembaran-lembaran itu menjadi rekaman dari berbagai kejadian yang kita alami. Kita bisa membacanya lagi, tetapi tak bisa dihapus, dirobek, atau diganti.

Seperti itulah masa lalu kita, yang bisa kita ingat, kita kenang, tetapi tak bisa kita kembalikan.
Kita mengenal begitu banyak episode hidup manusia yang terjadi di masa lampau. Kejayaan dan keruntuhan suatu peradaban silih berganti, sebagaimana silih bergantinya malam dengan siang, bulan dan matahari.

Kita pun mengingat episode hidup diri sendiri. Bayi menjadi anak-anak, menjadi remaja, menjadi dewasa, menjadi tua, dan mati. Kematian itu sendiri adalah episode awal dari sebuah babak kehidupan baru, perjalanan baru, dengan dua ujung perjalanan yang menjadi pilihan mutlak, surga atau neraka.

Dan di masa kaki masih menjejak di dunia, kita pun berkenalan dengan berbagai macam emosi yang mengiringi babak demi babak dari drama kehidupan yang terhampar di hadapan kita. Tak ada yang kekal, tak ada yang abadi.
Maka adalah hak kita jika pada suatu babak hidup kita merasa bahagia. Adalah memori kita jika pada suatu ketika kita merasa bersedih dan berduka.

Tetapi, demi masa yang tidak pernah bisa kembali, adakah fase-fase yang kita lewati itu telah kita manfaatkan dengan baik? Adakah lembaran-lembaran itu telah diisi dengan catatan kebaikan dan kesholihan?
Bahagia atau sedih, anugerah atau musibah, hanya ada dua pilihan bagi seorang muslim untuk menyikapinya, bersyukur, atau bersabar. Dan dua-duanya mengalirkan pahala yang mengantarkan kita pada kenikmatan hakiki dari Sang Pemberi Kebahagiaan, yaitu surga dan cinta-Nya.

Maka saat kita berdiri di masa ini, berbuatlah sebaik-baiknya ke masa depan kita, sebab tak akan pernah ada jalan untuk kembali ke masa lalu, sebesar apa pun keinginan dan kerinduan kita.

Dan tatkala tahun berganti, tak penting merayakannya dengan berbagai macam pesta hura-hura. Tak penting pula mengkhususkan waktu pada sebuah perenungan akhir tahun yang hanya sekali dalam setahun. Sebab memang semestinya seorang muslim menyediakan waktu-waktunya untuk menyendiri dan senantiasa bermuhasabah, menghisab diri, menelaah catatan amalnya. Dan senantiasa memperbaiki dirinya. Sebab seorang muslim yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dia merugi jika hari ini sama saja dengan hari kemarin, dan bahkan ia celaka jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin.

Read More......

Setelah akhir………………


Walaupun peristiwa-peristiwa setelah kematian sudah digambarkan dan akan dibuktikan kebenarannya melalui ganjaran-ganjaran yang nanti akan kita terima, namun saya ingin memberikan daftar amalan yang penting untuk persiapan kita menjelang hari akhir sekaligus saat-saat menjelang hari pengadilan itu. Amalan-amalan dan peristiwa-peristiwa penting ini digambarkan oleh pribadi rujukan, yang akan menolong semua orang dalam persiapan mereka. Hanya mereka yang sadar tentang realita dan fakta mengenai hari akhirlah yang dapat memberi tahu kita mengenai ini. Mereka adalah Nabi Muhammad SAAW dan keturunannya, yang menjadi penyebab diciptakannya dunia ini. Intisari dari pengajaran mereka adalah barang siapa yang akan melakukan perjalanan, harus membuat persiapan untuk perjalanan tersebut.
Karena itulah setiap hari sebelum tidur, Imam Ali AS mengumumkan dari mesid, "O, manusia, bersiaplah dan buatlah persiapan untuk perjalanmu di hari akhir. Semoga Allah memberi kebaikan atasmu. Si pemberitahu kematian sedang mengumumkan. Perhatian. Bersiaplah. Kamu akan menemui banyak bahaya disana." (Nahjul Balaghah)
Pertama, saat yang seseorang alami menjalang hari akhir adalah saat dia mengalami rasa sakit menjelang kematiannya. ("Dan pingsan karena mati akan menjadi kenyataan: hal ini adalah sesuatu yang kamu sedang mencoba menghindarinya." ) Surat Qaf, ayat 19). Ini adalah saat yang sangat berat. Disatu sisi, ada rasa sakit yang amat sangat , mulut menjadi bisu dan badan tidak mampu untuk melakukan apapun. Disisi lain, tangis dan ratapan sanak saudara dan bayangan akan berpisah dari mereka selamanya, duka cita dari anak-anak yang menjadi yatim, bayangan akan dipisahkan dari kawan dan pasangan hidup, dengan kekayaan dan harta (yang kita kumpulkan dan kita habiskan waktu kita untuk itu): rasa nyeri kematian bercampur dengan bayangan penderitaan yang akan dialami setelah kematian, semua ini menyebabkan saat ini adalah saat yang sangat menyakitkan, diluar imaginasi manusia. Shekh Syaduq mengutip dari Imam Ja'far al-Sadiq AS, "Barang siapa yang ingin kematiannya mudah dan bercahaya, dia harus mempertahankan hubungan baik dengan sanak saudara dan berlaku baik dan ramah dengan orang tuanya. Sesorang yang melakukan hal ini akan meninggal dengan mudah dan dalam hidupnya tidak akan merasa kekurangan dan sebaliknya dia akan hidup bahagia." Nabi Mulia Muhammad SAAW menyarankan untuk membaca Surat Yasin dan al-Saffat dan membaca doa "La Ilaha Illa Allah al-Haleemul Karim…" (Tiada kekuatan selain Allah, Maha Penyabar dan Maha Baik) diakhir qunut akan membawa keuntungan di saat-saat kematian menjemput. (Saran untuk membaca surat dan doa tertentu untuk tujuan tertentu dikarenakan arti tertentu yang terkandung dalam surat atau doa tersebut; hal ini akan berguna apabila dilakukan dengan keyakinan dan pemahaman bahwa hal ini akan membawa pengaruh tertentu)
Peristiwa kedua, Adiila indal-Maut (Setan mempengaruhi manusia disaat-saat menjelang kematiannya). Pada saat ini, syetan dapat memutarbalikkan kebenaran seseorang menjadi kebatilan. Hal ini dapat terjadi karena syetan selalu berusaha untuk mendekati manusia dan menciptakan keraguan atas keyakinan mereka Sehingga seseorang yang dulunya yakin, menjadi berbalik tidak yakin. Karena ini, seseorang bahkan dapat kehilangan keimanannya dan akan meninggal sebagai seorang kafir. Tradisi menyarankan kita untuk menggunakan sebuah pengaman, yaitu kebiasaan untuk mengingat Usuluddin beserta bukti-buktinya. Ketika seseorang mengingat Usuluddin dan Talqin, hal ini akan membawa pengaruh atas gagalnya bujukan syetan. Doa-I- Adilla di Mafatihul Jinan juga menolong dan baik untuk dibaca pada saat menjelang kematian. Membawa Tasbih Hazrat Fatimah AS, memakai cincin Aqiq (Cornelian), membaca Surat al-Mu'minun pada hari Jumat, membaca "Bismillahi La Hawla Wa Quwwata Illa Billah" setelah sholat shubuh dan maghrib juga sangat membawa manfaat.
Peristiwa ketiga, Wahsyat al-Qabr (ketakutan dan kengerian di alam kubur). Saat ini lebih berat dan lebih menyakitkan daripada peristiwa sebelumnya. Ketika tubuh dibawa mendekati kuburan, sebaiknya jangan menaruhnya kedalam liang lahat pada saat itu. Karena pada saat ini adalah saat yang sangat menyakitkan, maka sebaiknya perjalanan mengantar jenazah ke liang lahat dihentikan 3 kali sejenak. Ini penting sebagai persiapan bagi si mayit, karena ruh masih menguasai nafsu didalam tubuhnya. Nabi yang mulia SAAW mengatakan, "Waktu yang sangat menyakitkan bagi seseorang yang meninggal adalah pada saat malam pertama mereka di kuburan. Tolonglah kematian mereka pada saat ini dengan memberi sedekah atas nama mereka dan dengan mendoakan mereka (Sholat al-Wahsyat). Dalam sholat ini, pada rakaat pertama, seseorang membaca Ayat al-Kursi setelah Surat al-Hamd dan dalam rakaat kedua Surat al-Qadr 10 kali setelah Surat al-Hamd. Atau sebagai gantinya, Surat al-Tauhid 2 kali di rakaat pertama dan Surat al-Takatsur 10 kali di rakaar kedua (setelah Surat al-Hamd). Juga berguna apabila membaca "La Ilaha Illa Allahu Malikul Haqqul Mubiin" (Tidak ada kekuatan selain Allah, Sang Raja, Maha Benar, Maha Ada) 100 kali sehari dan membaca Surat Yasin setiap malam sebelum tidur.
Peristiwa keempat, penyempitan liang kubur. Saat ini merupakakan saat yang juga sulit. Setiap hari, kuburan selalu memanggil manusia. "Aku adalah rumah peristirahatan bagi pelancong. Aku adalah rumah kengerian dan juga rumah kehormatan. Bagi orang-orang tertentu, kuburan akan menjadi taman diantara taman-taman surga sementara bagi yang lainnya, kuburan adalah lubang neraka. Imam al-Sadiq AS mengatakan bahwa tidak ada satupun yang dapat menghindari penyempitan ini kecuali: 1) Imam Ali AS mengatakan bahwa membaca Surat an-Nisa setiap Jumat akan mengamankan seseorang dari penyempitan. 2) Barang siapa yang terbiasa membaca Surat al-Zukhruf akan aman dari penyempitan liang lahat dan binatang buas di dalamnya. 3) Imam jafar al-Sadig bersabda bahwa barang siapa yang meninggal antara Kamis siang dan Juat dsiang akan aman dari penyempitan. 4) Imam Jafar al-Sadiq AS mengatakan bahwa siapa pun yang terbiasa melakukan sholat malam akan aman dari penyempitan liang lahat. 5) Nabi Mulia Muhammad SAAW bersabda bahwa membaca Surat al-Takathur sebelum tidur akan menghindarkan seseorang dari penyempitan. 6) sesorang yang dikubur di tanah suci Najaf juga dapat terhindar dari penyempitan ini.
Peristiwa kelima, Pertanyaan dari Munkir dan Nakiir. Imam Jafar al-Sadiq mengatakan bahwa seseorang yang tidak percaya bahwa akan ada pertanyaan-pertanyaan di alam kubur adalah salah. Membaca Talqiin 2 kali sebelum penguburan sangat bermanfaat.

Read More......

selangkah demi ibu


memang ibu sangat berarti dalam hidupku( secara subjektif) dan sosok ibu yang membuat kita menjadi seperti saat ini. karena ibu yang selalu memberikan doa dan semangat tiada henti untuk kita sehingga ibu menurutku adalah orang yang nomor satu.
seperti apa yang ada dalam ayat Allah Ia memberi berkah setelah ibu merestui apa yang kita lakukan, menurut apa yang ada dalam hidup ini sosok ibu merupakan pendorong kekuatan dasar yang ada pada diri kita jadi ibu bukan sekedar orang tua tapi ibu adalah surga duniaku yang nyata.

saat kita lahir ibu sudah berkorban nyawa, saat kita bayi dan ngompol dimalam hari, ibu rela bangun dalam nyenyaknya tidur dan saat kita mulai dewasa dan berbuat salah ibu selalu memberikan jalan terbaik untuk kita.

apa yang dikatakan ibu adalah doa untuk kita jadi janganlah menentang apa nasehat dan kemauan ibu selama itu dalam tataran benar dalam agama dan norma.

ibu.......
ibu yang ada dalam langkahku untuk mencapai masa depan yang lebih baik. dan cita-cita ibu adalah cita-citaku. yang sebisa mungkin aku penuhi dalam kehidupan ini.

Read More......

KASTA ADALAH OMONG KOSONG


Nongkrong merupakan suatu kebiasaan yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat urban. Ditempat nongkrong mereka bebas untuk berpendapat dan lepaskan semua kejenuhan

Kebiasaan nongkrong dan bergadang di pinggir jalan oleh berbagai kalangan sudah dianggap sebagai hal yang ketinggalan zaman. Di tempat-tempat tersebut cenderung timbul dampak negatif, tetapi tidak dipungkiri juga banyak suatu kelompok tercipta dari tempat-tempat tersebut karena kesamaan ide dan gaya hidup yang mendorong kelompok tersebut bertindak kreatif, untuk menghidupkan suasana yang ada. Bahkan banyak karya-karya besar tercipta dengan lugas dari jalanan.

Tetapi makin banyaknya kelompok baik asli daerah atau pendatang terutama para mahasiswa dari luar kota menambah keragaman yang ada, sehingga tercipta secara otomatis interaksi timbal balik, langsung dan tidak langsung. Dari hal tersebut akan muncul kecenderungan suatu kelompok untuk berkembang dan mendominasi tempat tersebut, sehingga akan muncul rasa menguasai wilayah tersebut bahkan ingin menaklukkannya, dengan adanya berbagai macam pergesekan kepentingan bahkan akan menjalar menjadi bentrokan fisik antar kelompok untuk mempertahankan wilayah.
Dengan adanya dominasi kelompok besar akan membuat tersisihnya kelompok-kelompok kecil yang biasanya merupakan komunitas pendatang sehingga mereka mulai melirik tempat lain yang lebih nyaman, lebih santai sehingga dapat mengurangi suatu kontak fisik dengan kelompok lain. Alternatif yang ada mereka akan mencari tempat yang nyaman, banyak dari mereka cenderung lari ke warung-warung kopi untuk tempat nongkrong.
Warung kopi yang jelas merupakan tempat untuk minum kopi, tapi tidak menutup kemungkinan sebagai tempat untuk ngobrol dengan santai. Tidak jelas dari mana warung kopi itu muncul, masalahnya banyak daerah-daerah di Indonesia yang masyarakatnya gemar minum kopi bersama saudara teman bahkan keluarga, mereka bisa dengan santai melepas kepenatan yang ada. Di Indonesia banyak ditemukan masyarakat yang masih memiliki kebiasaan minum kopi bersama-sama terutama di daerah Jawa Timur.
Budaya itu sekarang ini mulai gencar kembali diberbagai daerah, tidak luput di Yogyakarta, sebagai kota budaya dan pendidikan banyak pendatang yang membawa kebiasaan ngopi sehingga mereka banyak ambil andil dalam perkembangan warung kopi. Perubahan tersebut merupakan dampak dari peralihan tempat nongkrong mahasiswa-mahasiswa yang merasa tidak nyaman lagi untuk nongkrong di pinggir jalan atau tempat umum karena adanya dominasi kelompok-kelompok besar dari daerah.
Di warung kopi yang semula hanya untuk tempat minum kopi sambil ngobrol ringan, dan menghabiskan waktu dengan santai, sekarang ini telah berubah menjadi tempat untuk berinteraksi antar person maupun kelompok. Dengan demikian banyaknya mahasiswa yang datang dan nongkrong hanya untuk berbincang baik obrolan ringan hingga obrolan politik, musik, sastra, ideologi bahkan masalah konsolidasi perasaan antara dua insan adam dan hawa, biasa dilakukan dengan santai di warung kopi karena didukung situasi yang nyaman dan romantis.
Beranjak dari warung kopi sebagai sarana untuk komunikasi antar person dan kelompok sering menciptakan kelompok-kelompok kreatif, misalnya adanya perkumpulan pelawak mahasiswa, bend. Bahkan di Jakarta ada suatu kelompok yang menggunakan nama warung kopi sebagai nama grup lawak”Warkop DKI” mereka adalah salah satu komunitas yang tercipta karena kesamaan pendapat dan ide, karena mereka merasa nyaman berlama-lama nongkrong di warung kopi sehingga mereka bebas untuk berkarya.
Dengan adanya hal-hal tersebut akan menuntut pemilik warung kopi untuk mulai kreatif dan mulai mengadakan pembenahan dari menu yang disajikan sampai tempat yang dirubah sedemikian rupa untuk menarik perhatian pelanggan, sehingga karena pemilik warung kopi terlalu konsentrasi ke pembenahan tempat, tidak sedikit warung-warung kopi terkesan hanya menjual tempat bukan tujuan utama yaitu sebagai tempat untuk menikmati kopi. Hubungan antara nyamannya tempat dan menu yang disajikan akan menambah ramainya warung kopi dan menjadi daya tarik tersendiri dari warung kopi tersebut.
Sekarang bukan hanya masyarakat umum dari golongan menengah saja yang mulai tertarik datang ke warung kopi bahkan tidak menutup kemungkinan para mahasiswa sampai pengusaha hingga para pegawai mulai merambahi warung-warung kopi yang ada. Dengan santai mereka dapat menghabiskan waktu dan melepaskan kepentan yang ada karena aktifitas mereka yang sibuk.
Sebenarnya fenomena menjamurnya warung kopi adalah hal biasa dan sering kita temukan di kehidupan, tetapi karena perkembangan dan sajian yang beda membuat daya tarik tersendiri dari warung kopi tersebut. Banyak dari warung kopi yang mencari tempat strategis untuk membuka usaha sehingga banyak diantaranya memilih tempat-tempat di daerah terpencil dan jauh dari jalan besar untuk mengurangi kebisingan dan suasana membosankan.
Entah ini suatu perkembangan budaya atau suatu kebiasaan sehingga adanya warung kopi di Yogyakarta merupakan salah bentuk akulturasi budaya. Banyaknya kelompok dari daerah urban yang merasa lagi tidak nyaman nongkrong di pinggir jalan karena suatu dominasi kelompok besar yang cenderung ingin menguasai daerah itu sehingga membuat kelompok pendatang cenderung pindah dan mencari tempat-tempat nyaman salah satunya adalah warung kopi.

Read More......


Apa yang ada pada diri kita tentang perjalanan cinta dan perasaan……………….
Dari begitu banyak perjalananku aku mulai mengerti apa itu arti teman, ... mencari makna hidup, mencari jati diri, belajar mandiri dan mencari makna bahwa menjadi dewasa dengan konsep cinta. Konsep umum mengenai arti cinta adalah sebuah pilihan bukan paksaan karena hati tahu apa yang benar.

Ini tentang cinta......

Kisah tentang cinta tak pernah ada habisnya, membentang lintas status sosial, agama, suku, ras, dan golongan. Cerita cinta tak pernah homogen dan seragam, serta kebanyakan unpredictable alias tak terduga. Dengan caranya sendiri, kisah-kisah itu sampai di telinga, mata, rasa, dan pikiran kita.betapa dahsyatnya cinta. Dengan tema besar cinta, rasa itu mengalir lewat berbagai adegan, dialog, musik, dan teks lagu. Tak cuma dalam layar kaca, kisah cinta membentang dalam kehidupan nyata, dari romantisme sepasang manusia, dan apalah arti cinta tanpa kesejahteraan bagi kita. Apalah arti cinta, bila segenap hidup kita dipenuhi kekerasan, pengkhianatan, kemunafikan, pengingkaran, dan pengabaian pada rasa itu? Apalah arti cinta tanpa tanggung jawab? Apalah arti cinta tanpa keadilan bagi mereka yang memohon?

Read More......

Mimpi Buruk


Semalam aku mimpi buruk banget,Saat terbangun aku takut hal ini akan terjadi,Padahal waktu aku mau tidur,Aku gak mikir apa-apa,Beberapa hari ini aku merasa tenang,Aku gak ada rasa khawatir apa-apa lagi,Aku serahkan semuanya kepada Tuhan…Entah kenapa mimpi buruk itu hadir lagi…Padahal sebelum tidur aku masih sempat chat,Aku ketawa-ketawa waktu baca beberapa teman chat,Sebelumnya aku sempat sms dengan Dan,Kepada Dan aku bilang kalo capek banget,Kakiku linu dan aku chat sambil tiduran…

Satu jam setelah chat aku gak tahan,Aku ngantuk… dan aku pamit tidur dengan Dan… zzZzKira-kira jam lima, mungkin…Aku seperti ada di ruangan rumah sakit,Ada dua pasien yang harus operasi hari itu,Karena aku datang terakhir aku dapat giliran kedua,Dan akupun menungggu pasien pertama,Kira-kira tujuh jam kemudian,Seorang perawat menghampiri aku,Dan mengajak aku untuk masuk ruangan,Perawat itu melayani aku layaknya seorang pasien yang akan operasi,Bajuku dibuka dan rambut kepalaku dicukur habis,Cuma aku agak sedikit aneh,Baju operasi yang harusnya aku pakai,Dalam mimpi itu aku gak liat di tubuhku,Aku hanya liat tubuhku dibungkus kain,Seperti simbok-simbok desa itu,Terus aku diajak ke kamar mayat,Kepada penjaga kamar mayat, perawat itu bilang;“pak, nunut mbungkus”Aku bingung tapi aku nurut saja,Aku lihat beberapa mayat berada di sana,Ada satu yang jelas banget ku ingat,Seorang mayat laki-laki bertubuh kecil yang badannya menghitam,Mungkin korban luka bakar…Perawat menunjukkan satu tempat kosong tempat mayat,Aku disuruh tidur di situ,Saat aku akan naik ke tempat mayat itu,Ada satu mayat yang jatuh, seorang perempuan berkain kafan,Mukanya kelihatan jelas…Aku ketakutan… akupun lari…Anehnya mayat perempuan itu mengejar aku dengan posisi tidur,Aku ketakutan… takut sekali…Aku lari sekencang-kencangnya…Akupun belok ke pintu sebelah kanan,Mayat perempuan itu berusaha untuk membuka pintu yang kutahan…Untung…Saat aku ngolet kepalaku terantuk sandaran ranjang…Mimpi burukku berakhir…

Read More......

Perjalan tanpa Sadar


Aku berjalan di dunia yang sangat terang antara warna hitam dan putih, aku terus melangkah maju dan takut untuk menengok kebelakang karena setiap jalan yang kulalui akan berupah menjadi gelap seolah-olah jalan yang selalu mendorongku untuk terus melangkah kedepan biarpun setiap langkahku aku merasa ketakutan.

Sesampai di suatu tempat yang lapang dengan cahaya yang terang serta berwarna putih mulus tanpa noda. Aku berhenti sejenak demi melihat itu dan saat aku terpaku dengan keadaan ini didepanku tampak sesosok manusia dengan wajah pucat,

tapi menakutkan untuk sosok manusia, wajahnya seolah ingin marah dan memaki aku. Beberapa saat kemudian dia bicara dan menyuruhku untuk shalat, entah mengapa setelah dia bicara itu aku langsung mencari tempat wudhu, dan anehnya lagi tempat itu sudah ada di belakangku. Aku melakukan shalat subuh sampai wiridnyapun ku lakukan, setelah selesai dengan shalatku aku diajak untuk terus jalan.

Aku diajak ketempat suatu tempat dimana tempat itu adalah pekuburan atau tempai orang-orang membaringkan dirinya tuk selamanya, aku dituntun kesebuah makam yang bernama “Syeh Muhammad Yasin” ditempat itu orang tadi menyuruhku untuk mendoakan orang yang telah di tidurkan di dalamnya, dia bilang “ni simbahnu sing wis suwe ora kowe kirimi” saiki kirimi Al Fatekah sak rampunge” aku dengan bingung masih menuruti perkataan orang tadi. Dan akhirnya aku selesai.

Aku dibawanya jalan kembali dan tempat yang terakhir ini adalah tempat yang sangat beda dengan kedua tempat tadi tempat-tempat yang jauh dari penderitaan. Tempat ini aku dipaksa melihat orang-orang yang disiksa dengan kejam dan tanpa ampun, ada teriakan-teriakan yang sangat mengerikan dari mulut orang-orang yang di dalam aku diajak jalan dan mulai mendengan beberapa rintihan orang-orang tadi ada yang menyesal dengan menyebut sesalahan masalalunya,”jangan cambuk aku”,”jangan tusuk aku dengan pisau itu aku memang pernah menyakiti orang Cuma aku terlambat untuk minta maaf tapi aku menyesal” aku berhenti dan orang tadi bilang berucap kamu harus merasakan siksaan itu karena kamu banyak dosa. Aku dipegangi oleh dua orang yang sangat kuat dan besar aku diikat dengan kencang, aku berusaha berontak dan melawan…

Dengan tatapan angkuh aku tetap dipaksa merasakannya aku pun berucap tobat berulang-ulang, entah angina dari mana orang tadi memanggilku dan menawariku dua pilihan satu dan salah satu dari dua jawaban itu adalah penentu dari kehidupanku. Yang pertama aku disuruh baca Al Quran dan yang kedua aku disuruh melempar setan. Dalam pikirku aku bingung, akhirnya aku memilih untuk baca Al Quran aku baca Juz 30 ayat per ayat dan tanpa terasa aku hamper menyelesaikannya. Pelan-pelan semua yang ada disekitarku berubah aku mendengar orang yang memanggil namaku berulang-ulang, suara itu semakin jelas dan aku semakin sadar dan akhirnya aku Bangun.

Ternyata Cahyo memanggilku. Aku sadar dan merenung sesaat setelah itu aku pergi tuk mandi

Read More......

Upacara Kematian

Berita kematian itu datang dengan datar dan tanpa tekanan. Mungkin karena lelah mencariku. Mungkin karena aku pernah mendengarnya, entah kapan. Ya, kataku, aku akan pulang. Tapi tidak malam ini. Aku sedang rapat akhir tahun di Kota S. Kota yang terlalu kecil untuk bisa mengantarku pulang di tengah malam hujan seperti ini. Telepon kumatikan, dan aku kembali melanjutkan percakapan dengan teman-temanku, yang sempat terputus.

Tak ada apa-apa, kataku, ketika seorang teman, entah tahu dari mana, bertanya, ''Ada apa?'' Lalu kami kembali larut dalam percakapan. Tertawa, saling mengejek kembali sembari menyusun rencana-rencana tahun depan. Tapi jari-jariku tanpa kupesan telah menulis pesan, 'Bisa enggak aku pulang seharian besok, nenekku meninggal'. Lalu pintu kamar diketuk, penerima pesan yang bertengkuluk itu menjawab langsung, ''Ya, kamu bisa pulang besok pagi, kamu bisa pakai mobil hotel.'' Lalu sejumlah ucapan dukacita kuterima.
Pagi-pagi aku telah dibangunkan. Mobil telah siap, katanya melalui ponselku, bukan mobil hotel, mereka tidak bisa menyediakannya hari ini, tapi aku telah mendapatkan mobil yang lain. Ya, sebentar. Aku bersiap sebentar. Aku turut berduka, katanya, lewat pesan pendek. Terima kasih. Dan selanjutnya adalah jalan-jalan yang basah sehabis hujan, menikung-nikung di sela pegunungan yang masih berselimut kabut. Kota S memang terletak di lembah yang disusun sejumlah gunung. Aku diam sepanjang perjalanan, menyusur rute yang tadi malam ditempuh berita kematian nenekku, mengumpulkan lagi sejumlah kenangan tentangnya.
Di perjumpaan terakhir, ia bahkan sudah lupa siapa aku, cucu emasnya. Ia mengira aku penjual mi ayam yang saban hari lewat di depan rumahnya. Aku tertawa, sebagaimana aku biasa menertawakannya. Bedanya, saat itu aku tertawa karena tidak tahu harus berbuat apa. Aku tak bisa mengerti, kenapa dengan mudahnya ingatan seseorang terhapus begitu saja tanpa sisa. Sementara beberapa bulan yang lalu, ketika Lebaran, ketika aku datang dengan istri dan anakku, ia masih sanggup mengingat seluruh nama kami dengan benar.
Semuanya berlangsung dengan cepat, Wang, kata budeku, kakak perempuan ayahku yang tertua. Aku sekarang tinggal di sini untuk menemani nenekmu. Ke mana-mana ia harus ditemani. Aku segera teringat anakku yang membuat aku dan istriku sering bersitegang tentang siapa di antara kami yang harus menemaninya. Aku mengangguk-angguk mendengar penjelasan bude. Membayangkan kesulitannya. Bude tinggal di Kota C, kota kecil di tepi pantai, berjarak 5 jam perjalanan dari kota J, tempat kami tinggal. Bude menggantungkan hidupnya dari membuka warung kelontong kecil di kampungnya. Dan sekarang ia harus ditopang anak-anaknya untuk bisa terus-menerus menemani nenekku. Seluruh penjelasan bude bernada keluhan, juga pertanyaan kenapa bukan kami yang tinggal satu kota yang menemani nenek. Aku pergi dengan sejumlah perasaan bersalah. Itulah terakhir kali aku bertemu dengan nenekku.
Sebelumnya, aku jarang sekali bisa bertemu dengan nenek. Hanya di hari Lebaran aku bisa yakin bertemu dengannya. Selebihnya adalah ketidaktepatan. Dua tahun terakhir sebelum hari kematiannya, nenekku memutuskan untuk bolak-balik dari Kota J dan C. Dua minggu di J dan dua minggu di C. Demikian seterusnya. Ia merasa hari akhirnya sudah dekat, dan merasa perlu berdekat-dekatan dengan seluruh anak-anaknya. Suaminya, kakekku, sudah lama pergi mendahului, 18 tahun yang lalu. Aku sempat 5 tahun tinggal bersama nenek, ketika secara kebetulan ibuku menyusul kakekku dua bulan setelahnya. Inilah yang membuatku memiliki hubungan khusus dengan nenekku, jika dibandingkan dengan cucu-cucunya yang lain. Nenekku merasa berutang padaku karena kakekku mengajak ibuku pergi ke alam kematian. Ia membayangkan di sana ibukulah yang merawat dan menemani kakekku. Maka ia pun harus berbuat demikian terhadapku. Selain juga, dan ini yang lebih bisa diterima, aku masih terlalu kecil untuk hidup tanpa seorang ibu.
Hubungan intim ini hanya berlangsung 5 tahun. Ayahku kawin lagi dan aku harus kembali serumah dengannya. Tak ada alasan lagi bagiku untuk tetap tinggal bersama nenek. Hanya beberapa bulan aku betah tinggal di rumah. Setelah hampir saban hari bertengkar dengan ibu baru, aku memutuskan pergi. Tapi bukan ke rumah nenek.
Masih lama, Pak? Tanyaku kepada sopir yang membawaku. Bentar lagi, Mas. Ini sudah masuk M. Hujan memperlambat kita. Tadi waktu saya berangkat menjemput tidak selama ini kok. Tentu saja aku cuma basa-basi. Aku malah tak ingin cepat-cepat sampai. Tenang, Mas. Sampai pada waktunya kok. Dimakamkan pukul 10 kan? Aku mengangguk. Dan menyalakan rokok. Boleh ngrokok kan, Pak? Tanyaku. Sekali lagi basa-basi. Gak pa-pa, Mas. Saya juga ngrokok kok. Ia juga menyalakan rokok. Lalu ruangan kami pun turut berkabut. Dalam kepalaku juga berkabut.
''Ibumu sudah berani kurang ajar,'' kata nenekku, suatu saat ketika aku diam-diam menjenguknya di awal-awal pelarianku. Ibuku? Kataku. Aku selalu tak terima jika perempuan yang dikawini ayahku itu disebut-sebut sebagai ibuku. Ibuku sudah meninggal, kataku kepada nenek yang tentu saja sudah tahu, sebagaimana ia tahu bahwa suaminya sudah meninggal. Ia berani mengusirku dari rumahku. Tambah nenekku dengan bersungut-sungut. Perempuan macam apa itu? Beda banget dengan ibumu yang dulu. Ia menyelipkan beberapa lembar uang ribuan ke sakuku ketika aku pamit pergi. ''Hati-hati. Jangan mabuk-mabukan di jalan kayak preman. Pesannya.'' Aku mengangguk dan tak pernah memenuhi pesannya. Ia tak pernah tahu. Ia juga tak tahu bahwa aku selalu mencopot antingku sesaat sebelum bertemu dengannya. Jangan sampai tahu. Bahwa duit-duit yang selalu diselipkannya ke sakuku selalu berubah menjadi batangan-batangan rokok dan kadang lebih parah dari itu, batangan-batangan rokok yang lebih kecil yang membuatku bisa melupakan nenekku.
Dari tahun ke tahun tak ada yang berubah. Nenekku masih terus bersungut-sungut jika membicarakan istri ayahku hingga ia pada saatnya lelah dan terselap. Hanya aku yang mulai berubah. Aku sudah berani merokok di depannya. Aku tak perlu mencopot antingku jika bercengkerama dengannya. Aku mulai berani meninggalkannya hingga kabar kematiannya berhasil menemukanku, beberapa saat yang lalu.
Jalan ditutup. Bendera putih. Mobil yang mengantarku tak bisa masuk sampai ke depan rumah duka. Dua orang sepupuku langsung menyambutku. Aku berjalan cepat melintas di depan kursi-kursi pelayatan yang hampir seluruhnya terisi. Aku terus berjalan. Sesekali berhenti untuk berjabat tangan. Hanya tangan-tangan kanan. Tanpa nama tanpa wajah. Aku langsung menuju rumahku yang terletak di samping rumah nenekku. Meletakkan tas dan mencuci muka. Lalu segera bergabung dengan mereka yang berduka, paman, bibi, dan sejumlah sepupuku. Aku bahkan belum melihat ayahku.
Ia meninggal dengan tenang, kata bude. Kemarin siang ia memintaku mengantarnya ke tempat tidur. Lalu ia tidur dan tak pernah bangun lagi. Kami sudah berusaha meneleponmu tapi tak bisa. Baru malamnya masmu bisa mengontakmu. Aku manggut-manggut. Seperti mendengar nenekku sendiri yang bercerita tentang kematiannya. Budeku yang sekarang diam-diam mengingatkanku pada nenek 18 tahun yang lalu, saat ia merawatku. Bude terus bercerita, sebagaimana terakhir kali aku bertemu dengannya, tapi kali ini tak ada nada keluh. Aku hanya mencium kesedihan, juga kelegaan. Entah mana yang paling keras dan santer.
Seseorang memanggilku. Ayahku. Memintaku salin baju. Aku baru sadar bahwa pakaianku tak layak untuk hadir dalam upacara kesedihan. Aku masih memakai oblong yang sejak kemarin pagi sudah kukenakan. Aku tak bawa baju, kilahku. Kesedihan tak pernah punya pakaian, batinku. Tapi aku menurut saja ketika ia menggandengku ke kamarnya. Memilih kemeja yang seukuran dengan badanku.
Mana anak-istrimu? Aku tahu ia akan menanyakannya. Tetap saja aku kebingungan menjawabnya. Karena kupikir mereka sudah berangkat sendiri ke sini. Aku cuma bilang bahwa aku dari Kota S, tergesa-gesa dan tak sempat mampir ke rumah. Aku tak bilang bahwa kami sudah pisah rumah selama satu tahun ini. Kemarin sore adikmu ke rumahmu. Tapi kosong. Ya. Kataku tak sedang menjawab apa-apa.
Aku mengambil sebuah tempat duduk. Merokok. Menyibukkan diri dengan kematian-kematian yang lain. Yang tak kalah menyedihkan. Tapi tetap saja aku tak mampu menamai perasaanku saat ini. Perasaan yang sama ketika kakekku meninggal, ibuku meninggal dan istriku meninggalkanku. Aku tak pernah mengenalinya, meski sudah berulang kali mendatangiku. Biarlah. Toh aku tak akan memanggilnya. Biarlah ia datang jika memang ingin menemuiku.
Aku masih tetap duduk di tempat yang sama ketika keranda nenekku dibawa ke halaman. Aku sibuk mengingat-ingat di mana aku duduk pada kematian-kematian sebelumnya.



Read More......

Saturday, April 14, 2007

Sayang
segeralah mekarkan
cintaku dihatimu
bukankah aku
telah lama memburumu,
atau engkau memilih
untuk masuk kedadaku
agar aku tak perlu lagi
berteriak memanggil namamu?
Karena
semua ini
demi yang abadi
di antara kita
dan tidaklah
kamu tahu
aku masih berpegang
sepenuhnya
pada harapan
dan selebuhnya
adalah doa,
dan sampai
di ujing doa itu
biarlah tuhan
yang mengatur?

Read More......

Wednesday, April 11, 2007

Nantinya Akan Terjadi

kematian adalah sebuah kepastian.
tapi mati bukanlah akhir dari,,,
petulangan qt dunia ini.
kampung qt adalah akherat.
kekal dan abadi.........
tapi,,,,,,,
tiket untuk terbang kesana mahal......
perlu ilmu dan keberanian menempuh
terjalnya perjalanan yang
penuh ujian untuk mengekalkan
baya tahan qt,,,,,,
menghadapi perihnya dinding kehidupan.

jalan berkelok mengaburkan pandangan qt!!!!!!!
tapi,,,
lentera kehidupan itu da digenggaman qt.
mau qt pake????
atau qt tinggalkan!!!!
dan
memilih jalan fatamorgana
yang mengantarkan qt kesebuah
pembaringan terakhir yang penuh dengan siksa
dan air mata,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Read More......

Friday, April 6, 2007

Egois

Eeeeeeeeeeee
Gggggggggggg
oooooooooooooo
Iiiiiiiiiiiiiiiiiiii
ssssssssssssssssssss

Read More......