Wednesday, June 25, 2008

BOTOL PERDAMAIAN

Triakan orang-orang memecahkan kesunyian. Geb’S sendiri berjalan dengan baju serba hitam, melintasi gelapnya malam. Hujan gerimis terus membasahi wajah ini, untung saya mengenakan jaket kulit hitamku sehingga air tidak dapat menembus dada ini. Berjalan menuju tempat nongkrong para seniman jogja, di depan benteng fanderbruq, Malioboro. Tanpa memperhatikan air jatuh dari langit saya terus membelah jalanan dengan motor yang terkenal butut tong pecah, karena suara motorku yang keras akibat aku hilangkan sarangannya-benda peredam di kenalpot motor.
Tidak memerlukan waktu lama gebs dapat mencapai tujuannya, sesampai di depan benteng bukannya komunitas seniman yang dijumpai, melainkan kumpulan anak-anak jalanan sedang ngamen dengan nada seadanya. dihentikan motornya sebentar ditatap sekeliling dengan mata yang memerah seolah menantang setiap orang yang ada di tempat itu. Tetapi mata merah ini bukannya marah atau mabuk melainkan karena terkena air saat perjalanan ke tempai ini. Merasa asing dan tidak ada yang dikenal di tempat itu gebs melanjutkan perjalanan ke alun-alun selatan.


Dengan harapan ditempat itu ada teman yang dapat dia ajak ngobrol dan menemaninya menghabiskan malam dengan beberapa botol air perdamaian yang sempat dibeli saat mau ke depan benteng tadi. Tapi apa yang diharapkan sirna juga, di alun-alun selatan bukannya teman yang didapati melainkan pasangan muda-mudi yang sedang memadu kasih dan badan.
Otak berfikir”wah sex lagi-sex lagi, kenapa setiap tempat yang kukunjungi malam ini berbau sex dan kemunafikan” pikiran tambah kacau diacungkan jari tengah gebs ke salah satu pasangan yang sedang memadu bibir di pojok alun-alun selatan. Gebs meninggalkan tempat itu serta gagal mendapatkan teman untuk menghabiskan malam bersama botol-botol perdamaian.
Malam semakin larut untuk melanjutkan pejalanan mengitari kota kuno jogja ini, bingung pikirnya untuk melanjutkan perjalanan malam itu,
Didengarkan MP3 beberapa lagu Bob marly melantun diditelinganya. Tanpa tujuan gebs melanjutkan perjalanan, terpikir olehnya satu tempat dimana dia bisa duduk diam sambil menikmati botol perdamaiaan ini. Terus memacu motornya tanpa memerhatikan apa yang ada disekitarnya entah orang mesum atau orang yang sedang meratapi nasipnya. Cuwek tanpa basa-basi gebs menuju sarkem- tempat mangkal para kupu-kupu malam Jogjakarta.
Sesampai di sarkem tempat yang ditujunya adalah biliknya Bu Adi warung penjual minuman keras di sarkem. Berhubung sudah kenal dengan bu adi diminta izin untuk duduk sambil minum. “ bu saya duduk mriki nggih ajeng ngombe” oh kowe to gebs suwe ora ketok, nang endi wae kowe”jawab bu adi mengiyakan.
Sejenak gebs duduk bertemankan botolan perdamaian di tenggakkan dengan pelan-pelan persloki, asap rokok terus mengepul tanpa tahu kapan selesainya. “aloo mas-sendiri aja nii” sapaan seorang kupu-kupu penghuni tempat itu, “Oh mbak sini temani aku minum” jawabku tegas. OK
Setelah perempuan itu duduk gebs membuka percakapan dengan menayakan nama “ namanya siapa mbak” emi-jawab perempuan itu” kalau mas” akau gebs” ohhh....
Asli mana mbak-melanjutkan percakapannya. Ohhh gitu ya mbak.... temani saya minum yaaaa...ya tapi jangan banyak-banyak aku harus jualan malam ini pelangganku lom banyak yang datang.heee.. ok jawab gebs santai sambil terus mengepulkan asap rokok dari mulutnya. Disodorkannya satu sloki minuman nya....................
(bersambung ......part2)

No comments: